Industri Makanan dan Minuman Desak PGN Pastikan Pasokan Gas Tetap Stabil

14 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI) meminta PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk menjamin ketersediaan pasokan gas bagi industri makanan dan minuman.

Ketua Umum GAPMMI Adhi S. Lukman menilai, kebijakan PGN terkait pengendalian pemakaian gas yang mulai berlaku Agustus 2025 berpotensi mengganggu operasional serta menahan laju pertumbuhan industri.

“Surat ini kami terima secara mendadak dan sepihak, tanpa dialog maupun pemberitahuan sebelumnya. Dampaknya sangat signifikan, karena secara langsung akan mengurangi kapasitas produksi anggota-anggota kami,” ujar Adhi dikutip dari Antara, Minggu (16/8/2025).

Industri Mamin Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Adhi menegaskan, industri makanan dan minuman saat ini tengah berjuang keras untuk menopang target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen yang dicanangkan pemerintah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pada triwulan II-2025 industri makanan dan minuman tumbuh 6,15 persen (yoy). Sektor ini menyumbang 41 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas dan 6,94 persen terhadap PDB nasional.

“Langkah PGN ini justru berlawanan dengan semangat tersebut dan dapat menghambat daya saing industri kami,” tambah Adhi.

Dampak Luas hingga Ekosistem Usaha

Menurut GAPMMI, pengendalian pasokan gas bukan hanya menekan kapasitas produksi, tetapi juga berdampak ke rantai pasok seperti pemasok bahan baku, ritel, distributor, hingga ekosistem pendukung lainnya. Kondisi ini bahkan berpotensi menahan laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Sejumlah anggota GAPMMI telah mengirimkan surat keberatan kepada PGN, dengan tembusan kepada Kementerian Perindustrian dan GAPMMI. Organisasi ini juga mengirim surat resmi untuk meminta PGN meninjau ulang kebijakan serta membuka ruang dialog dengan jajaran direksi.

Harapan untuk Dialog dan Solusi

GAPMMI menekankan bahwa dukungan PGN sangat penting agar pasokan gas kembali berjalan normal tanpa sanksi kepada pelanggan, terutama karena gangguan berasal dari sisi distribusi.

“Kami selalu mengedepankan dialog sebagai jalan terbaik untuk menyelesaikan setiap persoalan. Kami berharap PGN dapat segera meninjau ulang dan memperbaiki kebijakan ini agar pasokan gas kepada anggota kami tetap berjalan normal. Kami juga berharap PGN berkenan menerima permohonan audiensi kami untuk mencari solusi yang saling menguntungkan,” tutup Adhi.

Pasokan Gas PGN ke Jawa Barat Terganggu, Ini Penyebabnya

Sebelumnya diberitakan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengumumkan terjadinya penurunan volume pasokan gas pada Agustus 2025 dari sejumlah pemasok gas atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) hulu migas. Kondisi ini berdampak pada pengaliran gas sementara kepada sebagian pelanggan PGN di wilayah Jawa Barat.

Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman menjelaskan, penurunan pasokan terjadi akibat pemeliharaan operasional tak terencana di beberapa pemasok, ditambah keterlambatan realisasi rencana tambahan pasokan gas yang masih dalam proses.

""Hingga saat ini, PGN juga belum menerima tambahan kargo LNG domestik untuk Agustus 2025 yang dapat digunakan sebagai sumber alternatif,"kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (14/8/2025).

Sebagai langkah antisipasi, PGN telah mengimbau pelanggan terdampak untuk mengatur pemakaian gas. Sementara itu, bagi pelanggan dengan sistem dual fuel, perusahaan menyarankan untuk menyiapkan bahan bakar alternatif sebagai pengganti sementara.

"PGN bersama pemangku kepentingan terkait tengah melakukan percepatan untuk memperoleh tambahan alokasi pasokan, termasuk LNG, agar dapat segera disalurkan kembali kepada pelanggan," tambah Fajriyah.

PGN Minta Maaf

PGN menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan memahami potensi dampaknya terhadap kelancaran operasional pelanggan.

Perusahaan berkomitmen memberikan pembaruan informasi secara berkala melalui saluran resmi, serta menjaga koordinasi intensif agar pasokan dan layanan bisa segera pulih. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |