Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan Indonesia tak lagi impor gula pasir putih (white sugar) pada 2026, tahun depan. Ini jadi bagian menuju ambisi swasembada gula nasional.
Guna mendukung upaya tersebut, pemerintah telah melakukan penanaman tebu di berbagai daerah. Dalam hitungan Amran, RI tak impor white sugar mulai 2026.
"InsyaaAllah white sugar doakan paling lama tahun depan sudah tidak impor, target berikutnya adalah gula halus sugar. Itu berikutnya, tapi yang terpenting tahun depan kita target enggak impor white sugar lagi," ungkap Amran di Kantor Badan Pangan Nasional (Bapanas), Jakarta, Senin (13/10/2025).
Selain penanaman di lahan baru, Amran juga melirik upaya melakukan bongkar ratoon dengan penanaman baru untuk meningkatkan prpduktivitas. Teknik ini dilakukan pada tanaman tebu yang sudah tiga kali panen dan dianggap produktivitasnya mulai menurun.
"Sekarang gula kita sudah mulai penanaman. Gula ini kita di seluruh Indonesia, Jawa Tengah, Lampung, Jawa Timur khususnya Sulawesi, semua yang ada gula, Sumatera Utara. Kita bongkar ratoon, rencana 3 tahun," terangnya.
Pada konteks swasembada, Kapala Bapanas ini pun memastikan prioritasnya adalah gula konsumsi. Setelah itu tercapai, baru merambah pada swasembada gula untuk kebutuhan industri. "Gula konsumsi dulu, white sugar yang sekarang kemudian gula industri. Jadi ada tahapannya," tandasnya.
Setop Impor Gula Industri
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara impor gula industri atau rafinasi. Langkah ini diambil agar gula konsumsi dalam negeri dapat terserap secara maksimal.
Menurut Sudaryono, realisasi impor gula rafinasi saat ini sudah mencapai sekitar 70 persen dan dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan industri. Selain itu, kebijakan ini juga ditujukan untuk mencegah rembesan gula rafinasi yang masuk ke pasar konsumsi.
"Keputusannya adalah kita stop dulu, bagaimana gula dalam negeri bisa terserap dengan baik," ujar Sudaryono dikutip dari Antara, Kamis (11/9/2025).
Swasembada Gula Konsumsi
Ia menekankan bahwa penghentian impor ini bersifat sementara. Namun, pemerintah berharap ke depan impor gula industri bisa dikurangi secara bertahap hingga akhirnya dihentikan sepenuhnya.
Sudaryono menambahkan, target pemerintah saat ini adalah mewujudkan swasembada pangan, termasuk untuk kebutuhan gula konsumsi.
"Tahun ini kan target swasembada pangan untuk kebutuhan konsumsi. Nah, industrinya pelan-pelan nanti kita harus ambil porsinya, sehingga kita betul-betul swasembada bagi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri," jelasnya.
BUMN Pangan Wajib Serap Produksi Lokal
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) periode 2021-2025, Arief Prasetyo Adi mengatakan Holding BUMN Pangan ID Food ditugaskan untuk menyerap gula hasil petani lokal. Dana penyerapan itu bukan diberikan dari Penyertaan Modal Negara (PMN).
Dia menjelaskan, dana yang digunakan berasal dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Jumlahnya mencapai Rp 1,5 triliun untuk melakukan pembelian dari petani lokal. Sehingga skema bisnis berlaku pada tahap ini.
"Jadi anggaran yang diberikan dan dibantu oleh Danantara kepada ID FOOD untuk menyerap gula petani sudah tersedia. Sampai saat ini sudah berjalan. Bertahap secara B2B," kata Arief di Kantor Kemenko Bidang Pangan, ditulis Selasa (2/9/2025).