Indonesia-Singapura Mau Bangun Kawasan Industri Hijau, Ini Lokasinya

18 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang pembangunan kawasan industri berkelanjutan. Ini juga termasuk dalam bagian perjanjian ekspor listrik hijau Indonesia ke Singapura.

Dia menjelaskan, industri tersebut akan fokus pada hilirisasi. Hal tersebut juga dilakukan untuk mendorong produk yang dihasilkan memakai energi bersih.

"Nah kaitannya dengan kawasan industri yang akan dibangun. Jadi ini adalah satu kawasan di mana akan memakai energi yang bersih, dan membangun hilirisasi, industri hilirisasi. Kenapa? Karena kita mempunyai bahan baku yang baik. Kita mempunyai CCS. Kita mempunyai listrik bersih," ungkap Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Informasi, hal itu tertuang dalam MoU bertajuk Zona Industri Berkelanjutan yang diteken kedua negara. Harapannya, kawasan industri ini akan menghadirkan investasi asing yang besar.

"Dan kita berkolaborasi dengan teman-teman Singapura yang memang punya market dan punya FDI (foreign direct investment) yang besar," katanya.

Usai MoU ini, Kementerian ESDM akan membentuk satuan tugas (Satgas) yang dipimpin Bahlil dan Menteri Perdagangan dan Industri dari pihak Singapura. Kemudian, Satgas akan menyusun rencana aksi untuk pengembangan kawasan industri.

Lokasi Kawasan Industri Berkelanjutan

Bahlil dalam paparannya menyebut lokasi kawasan industri itu akan berada di sekitar Kepulauan Riau. Hanya saja, dia belum berbicara banyak mengenai lokasi pastinya.

Hal tersebut dikatakan bakal ditentukan sejalan dengan rundingan tim dari kedua negara. Bahlil menyebut, tim yang diutusnya tengah melakukan pembahasan.

"Lokasinya nanti setelah kami akan bekerjasama dengan tim. Tim saya lagi ada, godok, dengan tim dari pemerintahan Singapura. Nanti tempat lokasinya yang pas, titiknya sudah ada, cuma titik koordinatnya yang saya harus pastikan satu kali putaran (negosiasi) lagi baru (ditentukan)," tegasnya.

Nilai Investasi

Perlu diketahui, ada tiga MoU yang diteken Bahlil. Yakni. Soal pengembangan kawasan industri berkelanjutan, perdagangan listrik EBT lintas batas atau ekspor listrik, serta penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS).

Adapun, nilai investasi ekspor listrik EBT ke Singapura diperkirakan bisa mencapai USD 30-50 miliar untuk jnvestasi pembangkit panel surya. Lalu, Rp 2,7 miliar untuk manufaktur panel surya dan BESS.

Bahlil juga mencatat, ada potensi penambahan devisa per tahun mencapai USD 4-6 miliar. Selanjutnya, potensi tambahan penerimaan negara USD 210-600 juta. Proyek inu juga digadang mampu menyerap 418 ribu tenaga kerja.

Teken MoU Ekspor Listrik ke Singapura

Diberitakan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) bersama pemerintah Singapura. Salah satunya berkaitan ekspor listrik ke Singapura.

Ekspor listrik energi baru terbarukan (EBT) menjadi salah satu dari tiga MoU yang ditandatangani Bahlil. Hal tersebut jadi bagian kerja sama antara kedua negara.

"Saya yakin hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dalam proses panjang untuk menunjukkan komitmen antara pemerintah Singapura dan Indonesia dalam melakukan kerja sama pada energi hijau," ungkap Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |