Indonesia Negosiasi Kelapa Sawit hingga Kakao Kena Tarif 0 Persen ke AS

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkap rencana pemerintah untuk melakukan negosiasi lanjutan soal tarif bea masuk ke Amerika Serikat (AS). Produk kelapa sawit hingga kakao diusulkan mendapat tarif nol persen.

Airlangga mengatakan, proses negosiasi akan dilakukan pada November 2025, bulan depan. Ini akan jadi tindak lanjut dari negosiasi tarif AS yang sudah berjalan sebelumnya.

"Indonesia masih bernegosiasi dan Indonesia ditargetkan dalam bulan November ini sesudah APEC meeting besok, kita akan memulai negosiasi kembali," kata Airlangga, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/10/2025).

"Kemarin beberapa negara termasuk Malaysia, kemudian juga Kamboja, hari ini Korea Selatan, Jepang, kita juga menunggu besok mungkin dalam waktu dekat China," sambung dia.

Dia menjelaskan, beberapa aspek negosiasi sebetulnya telah selesai. Namun, ada beberapa poin lagi yang harus dibahas lebih lanjut.

"Jadi sebagian besar sih kita sudah juga selesaikan, namun masih ada legal drafting yang kita sedang bahas dengan mereka," ujarnya.

Adapun, fokus negosiasinya akan membahas soal pemangkasan tarif bea masuk AS menjadi nol persen. "Nol persen hampir sama dengan yang didapatkan oleh Malaysia," katanya.

Promosi 1

Produk Diusulkan Dapat Nol Persen

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan ada beberapa produk asal Indonesia yang diusulkan mendapat tarif nol persen. Diantaranya kelapa sawit, kakao, hingga rubber atau karet.

"Jadi kita sudah, sudah kita bicarakan untuk produk-produk yang Amerika tidak bisa produksi, seperti kelapa sawit, kakao, rubber, itu seluruhnya diberikan nol," ujarnya.

"Kita minta juga untuk komoditas tertentu yang menjadi supply chain untuk misalnya industri medical," sambung Airlangga.

Trump Akan Kenakan Tambahan Tarif 10 Persen ke Kanada, Ini Alasannya

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu (25/10/2025) mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk memberlakukan tarif tambahan 10 persen terhadap barang-barang dari Kanada akibat iklan antitarif yang ditayangkan di televisi.

Iklan yang ditayangkan oleh Provinsi Ontario, Kanada, itu menampilkan mantan presiden AS Ronald Reagan yang mengkritik tarif AS. Trump menuduh iklan tersebut menyesatkan dan pada Kamis (23/10) mengancam akan menghentikan pembicaraan perdagangan dengan Kanada.

 "Karena penyajian fakta yang sangat menyesatkan dan tindakan yang bersifat permusuhan, saya menaikkan Tarif untuk Kanada sebesar 10 persen di luar apa yang mereka bayarkan saat ini," kata Trump dalam sebuah unggahan di platform Truth Social saat terbang menuju Malaysia menggunakan pesawat Air Force One, dikutip dari Antara News, Senin (27/10).

"Iklan mereka seharusnya diturunkan, segera, tetapi mereka membiarkannya tayang tadi malam saat siaran World Series, padahal mereka tahu itu penipuan," tambahnya.

Kepala Pemerintahan Ontario Doug Ford mengatakan bahwa pihaknya akan menangguhkan iklan tersebut, yang ditayangkan saat pertandingan pertama World Series pada Jumat (24/10) malam waktu setempat, setelah akhir pekan, menurut laporan media.

World Series adalah seri kejuaraan tahunan Major League Baseball di Amerika Utara, yang diperebutkan oleh juara American League dan juara National League sejak 1903.

Lemahkan Ekonomi Kanada

Sementara itu, ancaman Trump memicu reaksi keras di seluruh Kanada, terutama dari sektor industri dan tenaga kerja.

Lana Payne, presiden nasional serikat pekerja utama Kanada, Unifor, mengecam langkah AS melalui media sosial, menuduh Washington mencoba melemahkan ekonomi Kanada dan mengambil sumber dayanya untuk keuntungan AS.

"Dia ingin memeras lebih banyak dari kami. Itulah taktiknya," kata Payne, seraya menyerukan agar Kanada "memanfaatkan pengaruh besar kita sendiri" sebagai respons.

Media Kanada mengutip analis yang mengatakan bahwa di balik kontroversi iklan ini, terdapat serangkaian gesekan perdagangan yang kompleks, termasuk langkah balasan Kanada baru-baru ini terhadap produsen mobil AS yang mengurangi produksi mereka di negara tersebut.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |