Indonesia-Eropa Bidik Perdagangan Rp 996 Triliun, Investasi Naik 20%

3 weeks ago 32

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengincar pertumbuhan volume perdagangan dengan Uni Eropa melonjak jadi USD 60 miliar, atau setara Rp 996 triliun (kurs Rp 16.600 per dolar AS).

Selain itu, pemerintah juga memproyeksikan investasi dari negara-negara Eropa ke Indonesia bisa naik hingga 20 persen per tahun.

"Kalau perdagangan targetnya dari USD 31 miliar di 2024 diharapkan menjadi doubled jadi USD 60 miliar pada 2030," ujar Rosan di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Selasa (30/9/2025).

"Kalau dari investasi, kita mengharapkan pertumbuhannya ini lebih cepat lagi dan tinggi lagi. Dari tadinya 15 persen setiap tahunnya bisa sampai antara 18-20 persen setiap tahunnya," dia menambahkan.

Target itu dipasang usai Indonesia dan Uni Eropa menjalin kesepakatan substantif Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) pada 23 September 2025.

Kesepakatan itu lalu dilanjutkan dengan membuka EU Investment Desk oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM.

Genjot Perdagangan dan Investasi

Dengan adanya IEU-CEPA, Rosan meyakini volume daripada perdagangan dan investasi akan terus meningkat ke depannya. Lantaran kedua pihak sudah menyepakati perdagangan hampir sebagian besar komoditas tidak dikenakan tarif seperti biasanya.

"Potensi kerjasama dengan negara-negara Eropa, dari 2020 sampai dengan 2025 first half, investasi tumbuh dengan average 15,3 persen. Tapi memang investasinya selama 2020-2025 mencapai kurang lebih USD 14,5 miliar," terangnya.

Lewat kesepakatan itu, pemerintah melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) tidak hanya mengincar pemasukan investasi, namun memasang langkah untuk menanamkan modal di Eropa.

"Akhirnya bagaimana kita mencoba meng-inbound, jadi bukan hanya Investment yang masuk ke Indonesia, tapi juga kalau dari kami ingin melihat potensi investasi ke negara-negara Eropa," ungkapnya.

Investasi Pangan di Eropa

Oleh karenanya, Rosan yang juga CEO Danantara membuka peluang untuk menanamkan investasi di Eropa, khususnya pada bidang pangan dan kesehatan. Menurut dia, investasi ke Eropa ini tidak hanya berfokus untuk meraup keuntungan, tapi juga dalam rangka transfer knowledge.

"Saya sebagai pimpinan di Danantara melihat potensi kita nantinya berinvestasi ke Eropa, tentunya yang berhubungan dengan pangan dan healthcare. Sehingga teknologi-teknologi yang sudah maju di sana bisa kita terapkan juga di Indonesia," ujarnya.

Kendati begitu, Rosan belum mau merinci berapa nilai investasi yang disiapkan untuk masuk ke Eropa. Namun, ia memberi sinyal itu bakal dilakukan dalam waktu dekat.

"Ya, sebentar lagi ada pengumumannya, saya belum bisa umumkan sekarang. Nilainya cukup signifikan," kata Rosan.

Namun, ia memberikan kisi-kisi bahwa Danantara bakal menanamkan modal di salah satu raksasa pangan dunia. Perusahaan tersebut nantinya akan balik berinvestasi di Tanah Air.

"Danantara investasinya nanti di perusahaan tersebut. Kemudian, perusahaan tersebut, yang merupakan salah satu perusahaan pangan terbesar di dunia, juga akan berinvestasi di Indonesia," tutur Rosan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |