Indonesia Darurat Penipuan Keuangan, Jeratan Love Scam hingga Lowongan Kerja Menggiurkan

2 weeks ago 13

Liputan6.com, Jakarta - Ancaman penipuan di sektor keuangan Indonesia menjadi sorotan. Hal ini seiring kerugian yang dilaporkan masyarakat menyentuh Rp 4,6 triliun.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kerugian itu sejak Indonesia Anti-Scam Center (IASC) berdiri pada November 2024. Jadi dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, kerugian masyarakat sudah mencapai Rp 4,6 triliun dan kerugian itu melebihi prediksi awal.

Demikian disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi saat acara Kampanye Nasional Berantas Scam dan Aktivitas Keuangan Ilegal, Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2025.

"Kita bikin studi, 3 semester atau 1,5 tahun itu angka kerugian dilaporkan sekitar Rp 2 triliun. Tapi ternyata baru 8 bulan, mungkin sekarang 10 bulan dari sejak didirikan, angka kerugian masyarakat sudah Rp 4,6 triliun rupiah, ini besar sekali," ujar Friderica, dikutip Rabu (20/8/2025).

Selain itu, IASC telah menerima 225 ribu laporan dari masyarakat sejak beroperasi. Ada 72 ribu rekening yang berhasil langsung diblokir dari jumlah tersebut. Kemudian total 359 ribu rekening teridentifikasi terlibat dalam aktivitas penipuan. Hal itu menunjukkan luasnya jaringan scammer yang memanfaatkan celah digital.

“Jumlah laporan yang diterima 225 ribu laporan, jumlah rekening yang langsung kita blokir 72 ribu,kemudian yang dilaporkan rekeningnya 359 ribu rekening,” tutur dia.

Terima Laporan 800 per Hari

Friderica mengatakan, IASC menerima 700-800 laporan kasus penipuan setiap hari. Laporan itu jauh di atas negara lain. Contohna Singapura yang hanya mencatat 140-150 laporan harian.

Friderica menuturkan, maraknya penipuan keuangan itu juga menjadi alarm keras kalau kejahatan digital di sektor keuangan semakin sistematis dan masif. Bahkan scam tidak hanya menjerat masyarakat dengan pendidikan rendah tetapi juga menyasar kalangan profesional dan pejabat.

"Jadi, masyarakat kita sudah menggunakan digitalisasi, tetapi mereka secara digital financial literasinya masih belum cukup tinggi. Jadi itu yang harus terus kita dorong, supaya kita bagaimana membantu masyarakat ya, supaya mereka sudah menggunakan keuangan digital, jangan sampai mereka menjadi korban," ujar dia.

Modus Pelaku

Berbagai modus yang dipakai pelaku untuk menjerat korban. Hal itu mulai dari love scam dengan pendekatan emosional, lowongan kerja palsu yang menjanjikan gaji tinggi, phishing melalui aplikasi perbankan hingga penipuan di marketplace dan kripto. Celah digital ini terus dimanfaatkan scammer dengan mengadaptasi tren terbaru.

Respons Ekonom

Ekonom BCA David Sumual menuturkan, untuk mencegah penipuan keuangan termasuk berkaitan dengan digital perlu kerja sama semua pemangku kepentingan lewat berbagai media untuk sosialisasi. Penipuan keuangan tersebut merupakan masalah literasi keuangan dan dapat menyasar semua kalangan dari kelas menengah bawah hingga profesional.

"Betul itu kenapa literasi perlu ditingkatkan dibantu oleh regulator dan industri keuangannya sendiri,” ujar David saat dihubungi Liputan6.com.

Selain itu, David mengatakan, penindakan juga perlu diperketat sehingga diharapkan dapat mencegah dan mengurangi kejahatan digital. Kemudian pelaku industri juga diharapkan dapat mendorong investasi di bidang teknologi informasi (IT) termasuk pemakaian kecerdasan buatan atau artificial intelligence.

OJK Luncurkan Kampanye Nasional

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun tak berdiam diri. OJK merilis Kampanye Nasional Berantas Scam dan aktivitas keuangan ilegal. Program tersebut dirancang sebagai gerakan bersama untuk memperkuat perlindungan masyarakat dari ramainya penipuan digital dan keuangan ilegal yang merugikan.

Ketua OJK Mahendra Siregar memaparkan tiga tujuan dari kampenye ini. Pertama, memperkuat komitmen seluruh anggota Satgas PASTI (Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal) dalam memberantas penipuan.

Kedua, meningkatkan kolaborasi antar otoritas, lembaga, dan industri jasa keuangan. Ketiga, membangun kesadaran publik melalui kampanye masif dan berkelanjutan. OJK juga menggandeng berbagai platform digital global seperti Meta, Google, dan TikTok untuk menyebarkan pesan edukatif.

“Kampanye ini menjadi momentum nasional untuk mempercepat penanganan penipuan, memperkuat literasi masyarakat, dan mendorong partisipasi aktif industri,” ujar Mahendra dalam acara Kampanye Nasional Berantas Scam dan Aktivitas Keuangan Ilegal, di Hotel Raffles Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2025.

Perluas Kerja Sama

Mahendra menambahkan langkah nyata, pesan edukasi terkait penipuan kini mulai disampaikan melalui berbagai saluran, mulai dari aplikasi mobile banking hingga mesin ATM di seluruh Indonesia. Dengan cara ini, informasi dapat langsung diterima masyarakat di titik-titik interaksi keuangan sehari-hari.

Tak hanya itu, kampanye ini juga dijadikan wadah untuk memperluas kerja sama dengan mitra internasional. Mahendra menilai, penipuan keuangan adalah fenomena lintas negara yang memerlukan sinergi global, baik melalui pertukaran informasi, harmonisasi regulasi, hingga penegakan hukum bersama.

Tingkatkan Literasi Publik

Ia menegaskan, keberhasilan memberantas scam hanya bisa dicapai dengan literasi publik yang kuat serta kolaborasi lintas lembaga.

OJK berharap masyarakat semakin waspada, industri keuangan semakin berintegritas, dan negara mampu menjaga stabilitas sistem keuangan. Kampanye ini juga menjadi sarana memperkuat ekosistem keuangan yang inklusif dan berkeadilan.

“Melalui kampanye ini, kita ingin membangun ekosistem keuangan yang tidak hanya lebih aman, tapi juga lebih inklusif dan berkeadilan,” ujarnya.

Apresiasi Lembaga Lain

Mahendra mengapresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung upaya pemberantasan penipuan. Satgas PASTI, Kementerian Komunikasi dan Digital, PPATK, BNPT, hingga BSSN disebut memiliki peran strategis dalam pengawasan, analisis, penindakan, serta takedown aktivitas ilegal di ruang digital.

PPATK, misalnya, telah memberikan laporan analisis atas transaksi mencurigakan yang menjadi dasar langkah hukum lebih lanjut. BNPT turut mengingatkan akan potensi keterkaitan penipuan keuangan dengan tindak terorisme. Sementara BSSN berperan dalam kemampuan teknis untuk meretas dan menutup akun-akun ilegal.

“Semua tadi dapat dilakukan hanya berdasarkan semangat komitmen kuat dan kerjasama dan sinergi yang terus-menerus dibangun ke depan,” ujar dia.

Ia menegaskan, keberhasilan memberantas scam hanya bisa dicapai dengan literasi publik yang kuat serta kolaborasi lintas lembaga.

OJK berharap masyarakat semakin waspada, industri keuangan semakin berintegritas, dan negara mampu menjaga stabilitas sistem keuangan. Kampanye ini juga menjadi sarana memperkuat ekosistem keuangan yang inklusif dan berkeadilan.

“Melalui kampanye ini, kita ingin membangun ekosistem keuangan yang tidak hanya lebih aman, tapi juga lebih inklusif dan berkeadilan,” ujarnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |