Indonesia Bisa Capai Ketahanan Energi, Ini Caranya

4 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah tengah menata sumber daya alam (SDA) sebagai bagian strategi jangka panjang menuju kedaulatan energi dan restrukturisasi ekonomi nasional demi kepentingan rakyat.

"Prabowo sedang melakukan overhaul besar-besaran. Ia menghitung ulang kekayaan sumber daya dan menata kembali siapa yang berhak mengelola,” kata Pengamat Kebijakan Publik, Adib Miftahul dikutip dari Antara, Selasa (14/10/2025).

Ia mengatakan Presiden Prabowo kini sedang melakukan reset total terhadap sistem ekonomi dan politik, termasuk di sektor energi.

Adib menilai, pencabutan dan pengembalian izin tambang yang marak dilakukan Kementerian ESDM dalam setahun terakhir merupakan bagian dari upaya menegakkan regulasi yang lebih tegas.

"Masalahnya bukan pada kurangnya aturan, tapi lemahnya penegakan. Jadi, langkah pemerintah menertibkan izin dan memastikan pembangunan smelter adalah hal yang tepat," tuturnya.

Ia menambahkan, salah satu tantangan terbesar pemerintah adalah menghadapi narasi negatif di media sosial yang sering menyesatkan publik.

Hilirisasi Tambang

Sementara itu, Pengamat Energi Subhkan Agung Sulistio, menilai kebijakan hilirisasi tambang adalah salah satu bukti bahwa pemerintah serius dalam membangun kedaulatan sumber daya alam.

"Kalau bahan mentah kita olah sendiri, nilai tambahnya jauh lebih besar. Pajaknya kembali ke negara, bukan ke perusahaan asing," ujarnya.

Namun demikian, Subhkan mengingatkan pentingnya pengawasan terhadap praktik rente dan monopoli di sektor tambang tersebut.

"Kita harus pastikan pendapatan negara dari tambang betul-betul masuk kas negara, bukan bocor di tengah jalan. Untuk itu, dibutuhkan audit independen dan sistem pengawasan berbasis teknologi," kata dia.

Bahlil: Lifting Minyak Tembus Rekor 619 Ribu Barel di 2 Bulan Terakhir

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengumumkan, realisasi lifting minyak terus bertambah hingga melampaui target APBN 2025. Bahkan bisa menembus rekor hingga 619 ribu barel per hari dalam dua bulan terakhir.

"Laporan yang dari Kepala SKK migas ke saya per kemarin, di bulan September-Oktober (2025) itu bisa sampai dengan 619 ribu barel per day," ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Adapun dalam APBN 2025, angka lifting minyak nasional target di kisaran 605 ribu barel per hari. Jika dihitung secara kumulatif untuk periode Januari-Oktober 2025, produksi minyak jadi secara rata-rata sudah berada di angka 607 ribu barel per hari.

"Angka kumulatifnya dari Januari sampai dengan dengan Oktober kemarin, tanggal 5 ya, itu sudah rata-rata mencapai 605-607 ribu barel per day," ungkap Bahlil.

Dengan capaian tersebut, Bahlil optimistis realisasi lifting minyak nasional bisa mencapai target APBN 2025, bahkan melampauinya.

"Artinya target APBN di 2025 Insya Allah akan tercapai, bahkan lebih dari target lifting," dia menekankan.

608 Ribu Barel per 30 Juli 2025

Sebelumnya, Bahlil juga sempat mengumumkan bahwa lifting minyak harian per Rabu, 30 Juli 2025 telah menembus angka 608 ribu barel.

Menilik balik ke belakang, Bahlil menyampaikan bahwa sejak 2008-2024 lifting minyak nasional belum pernah mencapai target yang ditetapkan APBN.

Sebagai contoh di 2024, ketika realisasi produksi minyak siap jual hanya mencapai 579 ribu barel per hari. Dibawah target APBN 2024 sebesar 635 ribu barel per hari.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |