Liputan6.com, Jakarta - Kesenjangan ekonomi di Amerika Serikat (AS) mencapai titik yang semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan laporan terbaru Oxfam America, total kekayaan kolektif 10 miliarder teratas AS melonjak tajam sebesar USD 698 miliar hanya dalam waktu satu tahun.
Laporan ini bukan sekadar mencatat peningkatan harta, tetapi juga memperlihatkan realitas yang kontras antara segelintir orang superkaya dan jutaan warga Amerika yang masih hidup dalam keterbatasan.
Dikutip dari Guardian, Rabu (5/11/2025), ketimpangan ini mencerminkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS kini semakin terkonsentrasi pada elite bisnis dan keuangan, sementara mayoritas masyarakat kelas menengah dan bawah justru tertinggal jauh.
Oxfam menegaskan bahwa lonjakan kekayaan ini bukan semata hasil kerja keras atau inovasi para miliarder, melainkan buah dari kebijakan ekonomi dan pajak yang selama puluhan tahun secara sistematis menguntungkan kalangan kaya.
Penurunan tarif pajak untuk korporasi besar, pelemahan serikat pekerja, serta minimnya jaring pengaman sosial membuat kesenjangan terus melebar.
Akibatnya, Amerika Serikat kini menghadapi situasi di mana segelintir orang menguasai kekayaan dalam skala luar biasa, sementara lebih dari 40 persen penduduk hidup dengan pendapatan rendah dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar seperti perumahan, pendidikan, dan layanan kesehatan.
Fenomena ini memunculkan perdebatan serius di kalangan ekonom dan pembuat kebijakan. Banyak pihak menilai bahwa arah kebijakan fiskal AS, terutama sejak reformasi pajak era Donald Trump tahun 2017, telah mempercepat akumulasi kekayaan di tangan para miliarder.
Sementara itu, lapisan masyarakat bawah dan pekerja bergaji rendah harus berjuang menghadapi inflasi, biaya hidup yang melonjak, dan akses ekonomi yang kian terbatas. Oxfam menyebut kondisi ini sebagai “krisis ketimpangan” yang berpotensi mengancam stabilitas sosial dan politik Amerika Serikat dalam jangka panjang.
Harta 1% Terkaya AS 101 Kali Lipat Lebih Besar dari Rakyat Biasa
Menggunakan data Federal Reserve dari 1989 hingga 2022, Oxfam menemukan bahwa 1 persen rumah tangga terkaya di AS memiliki kekayaan 101 kali lebih besar dari rumah tangga median, dan bahkan 987 kali lipat lebih banyak dibandingkan 20 persen rumah tangga termiskin.
Selama 33 tahun, kelompok 1 persen teratas menikmati kenaikan kekayaan rata-rata USD 8,35 juta per rumah tangga, sedangkan rumah tangga biasa hanya meningkat sekitar USD 83 ribu. Artinya, pertumbuhan ekonomi Amerika tidak dinikmati secara merata, melainkan hanya mengalir ke kalangan miliarder dan investor besar.
Lebih dari 40 persen penduduk AS kini berpenghasilan rendah, termasuk hampir 50 persen anak-anak yang hidup di bawah 200 persen garis kemiskinan nasional.
Dalam laporan yang membandingkan 10 ekonomi terbesar di Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), Amerika Serikat menempati posisi yang mencemaskan mulai dari tingkat kemiskinan relatif tertinggi, tingkat kematian bayi tertinggi kedua, dan Harapan hidup terendah kedua di antara negara maju.
“Ketimpangan adalah pilihan kebijakan,” kata Rebecca Riddell, pemimpin kebijakan senior untuk keadilan ekonomi di Oxfam America. “Perbandingan ini menunjukkan bahwa kita dapat membuat pilihan yang sangat berbeda dalam hal kemiskinan dan ketimpangan di masyarakat kita.”
Kebijakan Pajak dan Kekayaan Terkonsentrasi
Oxfam menyoroti “Rancangan Undang-Undang besar dan indah” Donald Trump, yang disahkan Kongres pada 2017, sebagai salah satu transfer kekayaan terbesar ke atas dalam sejarah AS. RUU tersebut menurunkan pajak bagi orang kaya dan perusahaan besar, yang menurut Oxfam justru memperparah ketimpangan.
Namun, laporan itu juga menegaskan bahwa Partai Republik tidak bertindak sendirian. "Para pembuat kebijakan telah memilih ketimpangan, dan pilihan-pilihan tersebut telah mendapat dukungan bipartisan," kata Riddell.
"Reformasi kebijakan selama 40 tahun terakhir, mulai dari pemotongan pajak dan jaring pengaman sosial, hingga isu-isu ketenagakerjaan dan lainnya, benar-benar mendapat dukungan dari kedua partai."
Oxfam merekomendasikan empat reformasi. Laporan Oxfam tidak hanya memotret ketimpangan, tetapi juga menawarkan solusi konkret dalam empat bidang utama, seperti menyeimbangkan kekuasaan ekonomi dan politik melalui reformasi pendanaan kampanye dan penerapan kebijakan antimonopoli, menerapkan sistem pajak progresif, dengan pungutan yang lebih besar terhadap miliarder dan perusahaan besar.
Selain itu juga memperkuat jaring pengaman sosial, seperti akses layanan kesehatan, pendidikan, dan bantuan keluarga berpenghasilan rendah, serta melindungi hak-hak buruh dan memperkuat serikat pekerja, agar kesejahteraan kelas pekerja tidak terus tergerus.
Namun, Oxfam mengakui bahwa reformasi ini tidak mudah diterapkan secara politis. Selama puluhan tahun, bantuan sosial telah dipandang sebagai beban, sementara pajak progresif dianggap menghambat kebebasan ekonomi.
Momen Kesadaran Baru di Kalangan Rakyat AS
Laporan Oxfam juga menampilkan kisah-kisah aktivis yang tengah berjuang di tingkat komunitas, para aktivis dari United Workers Maryland mengatakan bahwa saat ini terasa penuh peluang karena banyak warga Amerika mulai menyadari bahwa sistem yang ada saat ini tidak menguntungkan mereka, melainkan hanya menguntungkan orang-orang di posisi teratas.
"Saya pikir mereka melihat ini sebagai peluang itu brilian," kata Riddell. "Saya senang membayangkan momen ini sebagai kesempatan untuk melihat sekeliling kita dan menyadari kekuatan kita yang lebih luas."
Riddel menilai bahwa perubahan mendasar hanya bisa terjadi jika para pemimpin politik berani mengutamakan pemerataan kekayaan dan keadilan sosial. Menurutnya, banyak kebijakan sederhana dan terbukti yang dapat membantu membalikkan tren berbahaya ini, asalkan ada kemauan politik yang kuat.
"Yang benar-benar dibutuhkan adalah jenis politik yang berbeda," kata Riddell. "Politik yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan masyarakat biasa dengan mengurangi ketimpangan secara cepat. Ada reformasi yang masuk akal dan terbukti yang dapat sangat membantu membalikkan tren yang sangat meresahkan yang kita lihat."
Memperlemah Kepercayaan Publik
Para ekonom memperingatkan bahwa ketimpangan ekstrem dapat memicu ketidakstabilan sosial dan ekonomi dalam jangka panjang, menghambat mobilitas sosial, dan memperlemah kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Dengan kekayaan luar biasa terkonsentrasi pada 10 orang superkaya, Oxfam menilai bahwa AS kini berada di titik kritis sejarah ekonominya, di mana arah kebijakan yang diambil akan menentukan apakah negara itu menuju pemerataan kesejahteraan, atau tenggelam semakin dalam dalam jurang ketimpangan.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4826293/original/061766900_1715176240-fotor-ai-20240508204951.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3950884/original/083651300_1646234565-Gedung_Pertamina.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402274/original/025216300_1762242275-KPP_Mining.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5401938/original/045448600_1762231518-Presiden_Prabowo_Naik_KRL_dan_Meresmikan_Stasiun_Tanah_Abang.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3617285/original/012275200_1635503742-20211029-Neraca-perdagangan-RI-alamai-surplus-ANGGA-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5115893/original/028971300_1738329594-20250131_173508.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402684/original/053683500_1762261375-Stasiun_Tanah_Abang_Baru.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2755423/original/034848800_1552987923-20190319-IPC-Menuju-Trade-Facilitator-Johan2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5168919/original/084021000_1742468816-673_x_373_rev__5_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1223093/original/001717500_1462280591-20160503-Pasar--Inflasi-Masih-Terkendali-Hingga-Juni-Jakarta-Angga-Yuniar-01.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402620/original/070385400_1762254463-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402440/original/080099900_1762247242-Menteri_Perdagangan_Budi_Santoso.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402578/original/003876700_1762252929-WhatsApp_Image_2025-11-04_at_17.39.09__1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402656/original/002350400_1762257181-Foto_3__5_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4875742/original/093303000_1719401842-20240626-Rupiah_Melemah-ANG_5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402529/original/078264300_1762250324-up_stream.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402616/original/095273700_1762254450-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402515/original/049316500_1762249283-2pertamina.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402538/original/003665800_1762250628-IMG-20251104-WA0006.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5402590/original/092986700_1762254012-WhatsApp_Image_2025-11-04_at_15.52.30_ed3c403c.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316269/original/095179300_1755230967-1000073188.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4103059/original/076150000_1658923818-Harga_emas_menguat_tipis-ANGGA_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2053635/original/071518800_1522820303-20180404-BI-MER-AB2a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4572281/original/057307700_1694504761-merve-sensoy-UEb7vAqYb4U-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3532289/original/028365400_1628161488-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1095897/original/096862700_1451317311-Gedung-PPATK-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5305552/original/006464400_1754356170-IMG-20250805-WA0000.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5252086/original/007300100_1749857885-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303419/original/005458100_1754102666-1000012531.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3431559/original/018558900_1618622607-Ilustrasi_bank_jago_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3181749/original/007438500_1594892571-20200716-Rupiah-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4592086/original/067091100_1695951584-WhatsApp_Image_2023-09-29_at_8.27.22_AM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5315930/original/011984600_1755179439-4a6f0e71-3a5a-4e3b-ab07-547e802acfa8.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4065432/original/001612500_1656325087-WhatsApp_Image_2022-06-27_at_5.08.03_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332516/original/077414500_1756509471-1000015044.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4729966/original/074920500_1706586460-taro-ohtani-5T5zmIqs0AM-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5321249/original/062289700_1755667530-IMG-20250820-WA0003.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3532284/original/011004900_1628161432-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5286993/original/074006200_1752805243-d2d1ee03-3c3f-44c2-ad85-75e9d1363e62.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1071006/original/007793200_1448870952-20151130-Harga-Emas-Kembali-Buyback-AY3.jpg)