Harkanas 2025: KKP Gelar Investment and Business Matching untuk Genjot Ekonomi Biru

1 day ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Untuk menyemarakkan Hari Perikanan Nasional (Harkanas) 2025 sekaligus mendorong percepatan pembangunan ekonomi biru, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyelenggarakan acara Investment and Business Matching dengan tema “Accelerate National Economic Growth Through Downstreaming of Fisheries”.

Acara yang berlangsung di Ballroom Gedung Mina Bahari III pada Kamis, 20 November 2025 dihadiri lebih dari 300 peserta lintas sektor, termasuk pejabat pemerintah, pelaku usaha, hingga perusahaan investor dalam dan luar negeri. Beberapa kedutaan besar dari berbagai negara turut berpartisipasi, antara lain antara lain Mozambique, Bahrain, Iran, Irak, Afghanistan, Denmark, hingga Kepulauan Solomon.

Sekretaris Jendral KKP, Rudy Herianto Adinugroho, menyebut acara ini sebagai wadah forum internasioanl bagi para pelaku usaha di Indonesia. “Acara ini adalah forum internasional yang memfasilitasi pertemuan antara investor dengan calon mitra untuk mendorong pertumbuhan investasi sektor kelautan dan perikanan di Indonesia,” jelasnya.

Seirama, Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Machmud, menyampaikan, “Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan kebijakan dalam mendorong usaha dan investasi, kemudian mempromosikan potensi dan peluang investasi, juga memfasilitasi business matching antar pelaku usaha sektor kelautan dan perikanan.”

Adapun rangkaian kegiatan dalam acara ini meliputi diskusi panel sekaligus pemaparan kebijakan investasi kelautan dan perikanan pejabat pemerintah, profiling industri kelautan dan perikanan, dan one on one meeting (business matching) yang dikelompokkan berdasarkan minat  sebagai acara puncaknya.

Target Investasi Sentuh Rp 2 Triliun

Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan program prioritas nasional melalui delapan misi Asta Cita untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8%, mengurangi tingkat kemiskinan hingga 0%, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut data dari Kementrian Investasi dan Hilirisasi (BKPM), untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga pada angka tersebut, diperlukan jumlah investasi jumbo sebesar Rp 13.033 triliun dalam kurun tahun 2025-2029.

Rudy menuturkan, guna mencapai percepatan pertumbuhan ekonomi tersebut, KKP telah meningkatkan target investasi di sektor kelautan dan perikanan. Dalam kurun waktu 2025-2029 jumlah target investasi ditingkatkan menjadi Rp 79,21 triliun dengan tingkat pertumbuhan sebesar 74,28% dari capaian investasi tahun 2020-2024.

Pada 2025, sektor kelautan dan perikanan tercatat telah menghasilkan investasi sebesar Rp 13,11 triliun. Pada triwulan ketiga 2025, realisasi investasi diperkirakan telah mencapai Rp 7,45 triliun. "Oleh karena itu, kita perlu mendorong investasi sektor kelautan dan perikanan agar dapat terwujud sesuai dengan target yang ditetapkan,” tegas Rudy.

Pada kesempatan doorstop, Machmud menuturkan, jumlah target investasi yang dihasilkan melalui acara Investment and Business Matching ini. "Targetnya ya sekitar Rp 2 - 3 triliun,” ungkapnya.

Ia juga berharap, acara ini mampu berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian target investasi sektor kelautan dan perikanan.

Pemerintah Permudah Proses Perizinan

Rudy dalam sambutannya menyampaikan  bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memberikan kemudahan perizinan, insentif keamanan, dan stabilitas iklim politik guna mendorong kegiatan investasi ini.

Mendukung informasi tersebut, Machmud mengungkapkan bahwa arah regulasi dari kegiatan ini, tetap akan mengikuti regulasi yang ada. Namun, ia memastikan bahwa KKP akan mempermudah seluruh proses yang dilakukan. “Bahkan kalau persyaratannya sudah lengkap itu tidak sampai 3 hari sudah selesai dan nomor izin berusahanya sudah keluar”, terangnya.

Komoditas Rumput Laut Ramai Peminat

Terdapat berbagai komoditas kelautan dan perikanan yang dipromosikan kepada para investor dalam acara tersebut, mulai dari tilapia, udang, cakalang, seaweed, hingga garam.

Machmud menuturkan, rumput laut, yang menjadi salah satu bahan utama dari sedotan non plastic waste, merupakan komoditas paling diminati oleh investor.

“Untuk buat sedotan saja itu mereka akan investasi disini,” tuturnya. Ia juga menyampaikan bahwa investasi terbesar untuk komoditas tersebut berasal dari Belanda.

Garam yang direncanakan menjadi komoditas swasembada pada 2027 juga banyak menuai minat investor. Sementara, kegiatan impor komoditas patin ke Arab akan kembali digalakkan usai sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |