Penyaluran Rumah Subsidi Terhambat Daya Beli yang Lesu

15 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menduga faktor pelemahan daya beli jadi kendala percepatan penyaluran rumah subsidi melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di 2025.

Jika melihat data FLPP per 21 November 2025 yang mencapai 223.279 unit rumah, tercatat baru 63,38 persen dari total target kuota FLPP 350.000 unit pada tahun ini.

"Faktor yang paling dominan adalah belum pulih sepenuhnya daya beli masyarakat," ujar Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, Sabtu (22/11/2025).

Heru lantas menyoroti pertumbuhan ekonomi yang melambat di kuartal III 2025, dari sebelumnya 5,12 persen pada kuartal III 2025 menjadi 5,04 persen. Catatan ini lantas turut menggerus konsumsi masyarakat, yang biasanya tumbuh lebih dari 5 persen menjadi hanya 4,89 persen.

"Data tersebut memperlihatkan bahwa daya beli masyarakat masih tertahan. Dengan kata lain, data ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih belum pulih. Perlu adanya upaya untuk mendorong konsumsi dan memperbaiki daya beli," ungkapnya.

Indikator lainnya yang memperlihatkan belum pulihnya daya beli terlihat dari Survei Konsumen Bank Indonesia. Data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sempat berada di level 123,5 pada 2024.

Namun, IKK cenderung turun hingga level 115 pada September 2025. Meskipun ada kenaikan IKK di angka 121,2 pada Oktober 2025.

Stimulus Belum Dongkrak Daya Beli

Di sisi lain, ia menilai stimulus 8+4+5 yang digelontorkan pemerintah ternyata belum mampu mendongkrak daya beli masyarakat. Stimulus tersebut meliputi 8 Program Akselerasi di 2025, 4 Program Lanjutan di 2026, dan 5 Program Penciptaan Lapangan Kerja.

"Dengan segala kondisi yang ada, BP Tapera bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) masih melakukan roadshow di daerah-daerah yang memiliki potensi permintaan rumah subsidi yang tinggi," imbuh Heru.

"Langkah ini untuk mengejar target kuota FLPP 2025 sebesar 350.000. Selain itu, BP Tapera juga terus bekerja sama dengan berbagai pihak seperti pengembang dan bank penyalur," ujar dia.

Jadi Tertinggi Sepanjang Sejarah

Kendati begitu, BP Tapera optimistis penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) menunjukkan tren positif. Bahkan kini sudah jadi yang tertinggi dalam sejarah penyaluran FLPP sejak 2022.

Data KPR FLPP Sejahtera per 21 November 2025 tercatat 223.279 unit rumah dengan nilai Rp 27,72 triliun. Jumlah ini menunjukkan tren pertumbuhan positif hingga akhir 2025.

Diprediksi total penyaluran FLPP akhir November ini akan melebihi capaian tertinggi di 2023 sebanyak 229.00 unit rumah. Tercatat di 2022 mencapai Rp 226.000 unit rumah dengan nilai Rp 25,15 triliun.

Tahun Berikutnya

Kemudian pada 2023 tercatat 229.000 unit rumah dengan nilai Rp 26,32 triliun. Sedangkan di 2024 mencapai 200.300 unit rumah dengan nilai subsidi Rp 24,6 triliun.

"Tahun ini merupakan pencapaian luar biasa dalam penyaluran rumah subsidi. Jika dibandingkan realisasi pada 2023 dan 2024 dengan realisasi pada 2024-2025, ada peningkatan 10,99 persen," jelas Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho.

Heru melaporkan, dalam 1 tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang sudah dicairkan untuk FLPP ada di angka 237.849 unit. Sedangkan untuk KPR Tapera ada 1.306 unit. Sehingga totalnya yang sudah cair dan sudah realisasi ada di angka 239.165 unit.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |