Liputan6.com, Jakarta - Harga beberapa iPhone 16 series saat ini mengalami kenaikan dibanding harga penjualan perdananya di Indonesia. Beberapa seri yang mengalami kenaikan harga yakni iPhone 16e, iPhone 16 Pro, dan iPhone 16 Pro Max mengalami kenaikan.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com di berbagai situs reseller resmi Apple, terjadi kenaikan harga sekitar Rp 250.000 dari harga semula. Sedangkan harga iPhone16 dan iPhone 16 Plus tetap sama dengan harga perdana yang ditawarkan di Indonesia pada 11 April lalu.
Sebagai informasi, harga iPhone 16e untuk kapasitas 128 GB, kini dibanderol dengan harga Rp12.749.000 dari sebelumnya Rp 12.499.000. Untuk iPhone 16e kapasitas 256 GB, harganya naik menjadi Rp 15.249.000 dari sebelumnya Rp 14.999.000. Sedangkan untuk kapasitas 512 GB, harganya mencapai Rp 19.249.000 dari sebelumnya Rp 18.999.000.
Harga iPhone 16 Pro juga mengalami kenaikan. Untuk varian 128 GB, kini dijual seharga Rp18.749.000 dari sebelumnya Rp 18.499.000. Sementara untuk kapasitas 256 GB, harganya naik menjadi Rp 21.749.000 dari sebelumnya Rp21.499.000.
Selanjutnya untuk model 512 GB, kini dipasarkan dengan harga Rp 26.249.000 dari sebelumnya Rp 125.999.000. Sedangkan untuk varian 1 TB, harga iPhone 16 Pro menjadi Rp 30.749.000 dari harga sebelumnya Rp 30.499.000.
Di sisi lain, iPhone 16 Pro Max juga mengalami penyesuaian harga. Untuk kapasitas 256 GB, kini dipatok Rp 22.749.000 dari sebelumnya Rp 22.499.000. Versi 512 GB dibanderol Rp 28.249.000 dari harga lama Rp 27.999.000. Sementara itu, untuk varian 1 TB, harga terbaru tercatat sebesar Rp 33.249.000 dari sebelumnya Rp 32.999.000.
Sementara harga untuk seri iPhone 16 dan 16 Plus tidak mengalami perubahan. Harga iPhone 16 saat ini mulai dari Rp 14.999.000 untuk kapasitas 128 GB. Untuk varian 256 GB, iPhone 16 dibanderol seharga Rp 17.499.000. Sedangkan untuk kapasitas 512 GB, harganya mencapai Rp 21.999.000.
Sementara itu, iPhone 16 Plus tersedia dengan harga Rp 16.999.000 untuk varian 128 GB. Untuk kapasitas 256 GB, harganya naik menjadi Rp 19.499.000. Adapun untuk model 512 GB, kini dipasarkan dengan harga Rp 23.999.000.
Ini Alasan Harga iPhone 16 Bisa Naik Lebih dari 40 Persen Imbas Tarif Trump
Konsumen di Amerika Serikat (AS) terancam harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli iPhone karena Presiden AS Donald Trump memberlakukan serangkaian tarif besar-besaran pada sejumlah negara. Hal ini diprediksi dapat mengubah lanskap perdagangan global secara drastis.
Menurut sejumlah analis, barang-barang konsumen seperti iPhone bisa kena imbas paling besar, dengan kenaikan sebesar 30% hingga 40% jika Apple membebankan tarif tersebut kepada konsumen. Mengapa bisa demikian? Sebagian besar iPhone masih dibuat di China, yang dikenai tarif Trump sebesar 54%.
Jika pungutan tersebut terus berlanjut, Apple akan menghadapi pilihan sulit: menanggung biaya tambahan atau membebankannya ke pelanggan. Model iPhone 16 termurah di pasar AS dengan harga USD 799 atau Rp 13,5 jutaan (asumsi kurs Rp 16.990 per 1 USD), bisa naik menjadi USD 1.142 (Rp 19,3 jutaan)--menurut proyeksi analis di Rosenblatt Securities--mengatakan harganya bisa naik hingga 43% jika Apple membebankan tarif itu ke konsumen.
Harga iPhone 16 Pro Max yang lebih mahal, dengan layar 6,9 inci dan penyimpanan 1 terabyte, yang saat ini dijual USD 1.599 (Rp 27 jutaan), bisa menjadi hampir USD 2.300 (Rp 39 jutaan). Di sisi lain, menurut analis TechInsights, Wayne Lam, biaya komponen iPhone 16 Pro (256GB) diperkirakan naik dari USD 550 (Rp 9,3 jutaan) menjadi USD 820 (Rp 13,9 jutaan).
Kenaikan ini disebabkan oleh tarif impor sebesar 54% yang dikenakan pada produk-produk dari Tiongkok, tempat sebagian besar iPhone dirakit menggunakan komponen dari berbagai negara di dunia. Meskipun Apple sempat mendapatkan pengecualian tarif impor pada masa pemerintahan Trump sebelumnya, hingga saat ini belum ada pengecualian untuk produk tertentu.
Kapitalisasi Pasar Saham Apple Kembali Sentuh USD 3 Triliun
Sebelumnya, saham Apple menguat lebih dari 2% pada Senin, 14 April 2025. Hal itu mendorong kapitalisasi pasar Apple kembali sentuh di atas USD 3 triliun.
Mengutip Google Finance, Selasa (15/4/2025), harga saham Apple ditutup naik 2,21 persen ke posisi USD 202,52. Kapitalisasi pasar saham sentuh USD 3,01 triliun atau sekitar Rp 50.646 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.826).
Penguatan harga saham Apple itu juga seiring wall street sedikit lega seiring produsen Iphone itu akan mampu menahan tarif Presiden AS Donald Trump.
Pada Jumat malam pekan lalu, pemerintahan Trump mengumumkan ponsel, computer hingga chip dibebaskan dari tarif baru.
Apple menjadi salah satu perusahaan yang paling rentan terhadap tarif Trump seiring mayoritas iPhone, iPad dan MacBoon diproduksi di China dan negara-negara Asia lainnya.
Trump telah meminta Apple untuk memproduk di AS. Sebagian besar impor penting Apple dibebaskan dari tarif, sebuah langkah yang menurut analis wall street dapat hemat biaya Apple miliaran dolar AS.
Namun, pejabat pemerintahan memperingatkan selama akhir pekan kalau pengecualiaan itu bersifat sementara dan dapat berubah selama beberapa pekan ke depan.
“Saya berbicara dengan Tim Cook. Saya membantu Tim Cook, baru-baru ini dan seluruh bisnis itu,” ujar Trump pada Senin.
“Saya tidak ingin menyakiti siapapun tetapi hasil akhirnya adalah kita akan mencapai posisi yang hebat bagi negara kita,” ia menambahkan.
Ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa depan membantu menjelaskan kenaikan Apple yang relatif tidak terlalu besar pada Jumat. Saham Apple turun hampir 9% pada April setelah turun lebih dari 8% pada Maret. Penurunan 11% pada kuartal pertama menandai kinerja terburuk Apple sejak 2023.