Harga Perak Hari Ini Bertahan di USD 49, Pasar Tunggu Pidato Pejabat The Fed

Liputan6.com, Jakarta - Harga perak masih bergerak stabil di kisaran USD 49 per ons pada perdagangan sesi Asia, Jumat (31/10/2025). Logam mulia ini bertahan di level tertingginya meski pelaku pasar mulai mengurangi ekspektasi terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga lanjutan oleh bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) tahun ini.

Dikutip dari FXStreet, Jumat (31/10/2025), berdasarkan data CME FedWatch Tool, peluang The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,50–3,75 persen pada pertemuan Desember turun menjadi 72,8 persen, dari sebelumnya 91,1 persen pada pekan lalu.

Penurunan ekspektasi tersebut terjadi setelah Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga di Desember “belum menjadi keputusan yang pasti.”

Perubahan sentimen ini biasanya berdampak negatif terhadap aset tanpa imbal hasil seperti perak dan emas. Namun, harga perak tetap menunjukkan ketahanan di tengah ketidakpastian arah kebijakan moneter AS.

Pada perdagangan Jumat malam waktu Amerika, perhatian investor akan tertuju pada pidato dua anggota Federal Open Market Committee (FOMC): Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic dan Presiden The Fed Cleveland Beth Hammack.

Pasar menantikan sinyal tambahan terkait alasan Powell menahan diri untuk tidak menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Pandangan kedua pejabat tersebut dapat memengaruhi arah harga logam mulia dan pasar keuangan global secara keseluruhan.

Sementara itu, hubungan dagang yang mulai membaik antara Amerika Serikat dan China turut menekan permintaan terhadap aset safe haven seperti perak. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa China akan mengekspor mineral tanah jarang (rare earths) ke Washington secara bebas, serta bersedia bekerja sama dalam isu fentanyl dan percepatan perdagangan pertanian.

Secara teknikal, harga perak masih bergerak dalam kisaran sempit di sekitar USD 49. Tren jangka pendeknya terlihat belum pasti karena harga masih kesulitan menembus rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 20 hari di sekitar USD 48,55.

Indikator Relative Strength Index (RSI) 14 hari juga turun di bawah level 60, mengindikasikan bahwa momentum penguatan mulai mereda.

Jika tekanan jual meningkat, level tertinggi 23 September di USD 44,47 akan menjadi area support penting yang perlu diperhatikan. Sebaliknya, jika harga kembali menguat, rekor tertinggi sepanjang masa di kisaran USD 54,50 berpotensi menjadi area resistensi kuat berikutnya.