Harga Minyak Melejit, Investor Cermati Pasokan hingga Hubungan Dagang AS-China

2 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan harga minyak ini seiring investor menilai kembali harapan kelebihan pasokan dan mencari kejelasan mengenai ketegangan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, dua konsumen minyak terbesar di dunia.

Mengutip CNBC, Rabu (22/10/2025), harga minyak mentah Brent naik 31 sen atau 0,5% menjadi USD 61,32 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November yang berakhir pada penutupan perdagangan Selasa, ditutup naik 30 sen atau 0,5% menjadi USD 57,82.

Harga minyak dari dua kontrak itu mencapai level terendah sejak awal Mei pada perdagangan Senin, 20 Oktober 2025. Hal ini setelah rekor produksi minyak AS dan keputusan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya untuk terus melanjutkan rencana kenaikan pasokan meningkatkan harapan kelebihan pasokan.

“Namun, persediaan minyak mentah dan bahan bakar distilat AS yang relatif rendah membantu mengatasi sebagian tekanan pada harga acuan minyak,” ujar Chief Commodities Analyst SEB, Bjarne Schieldrop.

Perselisihan perdagangan AS-China juga telah meningkatkan antisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global akan menekan permintaan minyak. Namun, kedua belah pihak telah berupaya untuk meredam perselisihan tersebut.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Senin kalau ia berharap dapat mencapai kesepakatan perdagangan yang adil dengan China. Ada pun Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan minggu depan.

Promosi 1

Produksi Minyak Bakal Surplus

Struktur kurva berjangka WTI dan Brent telah mulai bergeser ke contango, di mana harga untuk pasokan langsung lebih rendah daripada untuk pengiriman selanjutnya. Hal ini biasanya menunjukkan pasokan jangka pendek melimpah dan permintaan menurun.

Di sisi lain, Badan Energi Internasional awal bulan ini memperkirakan surplus tahun depan akan menyebabkan kurva berjangka yang sangat miring ke atas, yang disebut super contango. “Namun, hal itu belum muncul sejauh ini,” kata analis UBS Giovanni Staunovo dalam sebuah catatan.

“Meskipun kekhawatiran pasokan kembali meningkat dalam beberapa minggu terakhir, kami yakin pasar minyak mengalami kelebihan pasokan tetapi tidak dalam kondisi kelebihan pasokan,” catat Staunovo.

"Kami memperkirakan harga minyak akan stabil di sekitar level saat ini,” ujar dia.

Sentimen Perang Dagang Masih Membayangi

Ia menambahkan, harga dapat tertekan jika ketegangan perdagangan meningkat. Jajak pendapat awal Reuters yang dirilis pada Senin menunjukkan stok minyak mentah AS kemungkinan meningkat minggu lalu.

"Realitas penumpukan stok tampaknya akhirnya terjadi dan harga akan turun sehingga menciptakan contango yang lebih dalam di pasar,” kata Scott Shelton, spesialis energi di TP ICAP Group.

AS berencana membeli 1 juta barel minyak mentah untuk Cadangan Minyak Strategis, Bloomberg melaporkan pada Selasa.

Harga Minyak Anjlok

Sebelumnya, harga minyak dunia anjlok ke posisi terendah dalam lima bulan terakhir pada perdagangan Senin (21/10/2025). Pelemahan harga minyak mentah ini terjadi karena meningkatnya kekhawatiran terhadap potensi kelebihan pasokan minyak global serta ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang menekan prospek permintaan energi.

Mengutip CNBC, Selasa (21/10/2025), harga minyak mentah Brent ditutup turun 28 sen atau 0,46 persen ke posisi USD 61,01 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 2 sen atau 0,03 persen ke level USD 57,52 per barel.

Kedua acuan harga minyak tersebut sempat turun lebih dari USD 1 di awal sesi perdagangan dan akhirnya ditutup di level terendah sejak awal Mei 2025.

Kondisi pasar kini menunjukkan pola contango, di mana harga pengiriman jangka pendek lebih rendah dibanding pengiriman jangka panjang. Struktur ini mencerminkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap potensi kelebihan pasokan dan mendorong penyimpanan minyak untuk dijual di masa mendatang dengan harga lebih tinggi.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |