Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah berjangka melonjak lebih dari 4% pada hari Selasa, setelah mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuntut penyerahan tanpa syarat dari Iran dan mengancam Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Dikutipd ari CNBC, Rabu (18/6/2025), harga minyak untuk kontrak minyak mentah AS untuk pengiriman Juli naik USD 3,07 atau 4,28% menjadi ditutup di USD 74,84 per barel.
Sementara itu, patokan global Brent untuk pengiriman Agustus naik USD 3,22 atau 4,4% menjadi USD 76,45 per barel. Kenaikan harga berlanjut setelah penutupan perdagangan Selasa, dengan minyak mentah AS dan Brent naik hampir 5%.
Trump menyebut Khamenei sebagai "target yang mudah" dan memperingatkan bahwa kesabaran AS mulai habis. Dalam unggahan di platform media sosial miliknya, Truth Social, Trump menuntut Iran menyerah tanpa syarat.
“Kami tahu persis di mana ‘Pemimpin Tertinggi’ itu bersembunyi,” kata Trump. “Dia adalah target yang mudah, tapi aman di sana – Kami tidak akan menghabisinya (membunuh!), setidaknya untuk saat ini. Tapi kami tidak ingin ada rudal yang diarahkan ke warga sipil atau tentara Amerika. Kesabaran kami mulai habis.”
Peningkatan Kesiapan Militer AS di Timur Tengah
Pada Selasa sore, Trump menggelar pertemuan dengan tim keamanan nasionalnya di Ruang Situasi Gedung Putih. Di saat yang sama, Pentagon memindahkan aset militer ke Timur Tengah untuk memperkuat posisi pertahanan AS dan memperluas opsi militer Trump.
Sebelumnya pada hari Senin, harga minyak mentah sempat turun setelah muncul laporan bahwa Iran menginginkan gencatan senjata dengan Israel. Namun harapan itu pupus seiring berlanjutnya konflik hingga hari kelima, dengan Trump mengambil sikap lebih keras terhadap Iran.
Trump bahkan meninggalkan pertemuan puncak G7 di Kanada lebih awal dan menyerukan evakuasi total dari ibu kota Iran, Teheran.
“Singkatnya, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR,” tulis Trump dalam unggahan media sosial. “Saya sudah katakan berkali-kali! Semua orang harus segera meninggalkan Teheran!”
Kepada wartawan di Air Force One, Trump mengatakan dirinya menginginkan “akhir yang nyata” atas konflik ini, bukan hanya kesepakatan gencatan senjata. Ia juga menegaskan bahwa ia “tidak terlalu ingin bernegosiasi” dengan Iran dan tidak ada ancaman spesifik yang melatarbelakangi seruannya untuk evakuasi Teheran.