Harga Minyak Dunia Menguat Tersengat Risiko Timur Tengah

5 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak menguat pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Kenaikan harga minyak seiring analis menunjukkan rendahnya persediaan dan risiko Timur Tengah yang baru muncul sebagai faktor-faktor yang mendukung pasar.

Mengutip CNBC, Jumat (18/7/2025), harga minyak Brent naik 84 sen atau 1,23% menjadi USD 69,36 per barel pada pukul 13.39 WT. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik USD 1,08 atau 1,63% menjadi USD 67,46 per barel.

Presiden AS Donald Trump mengatakan surat pemberitahuan kepada negara-negara kecil tentang tarif AS mereka akan segera dikirim, dan juga menyinggung prospek kesepakatan dengan Beijing terkait obat-obatan terlarang dan kemungkinan kesepakatan dengan Uni Eropa.

"Harga jangka pendek diperkirakan akan tetap fluktuatif karena ketidakpastian atas skala akhir tarif AS dan dampaknya terhadap pertumbuhan global," kata Analis Panmure Liberum, Ashley Kelty.

Ia menambahkan, harga kemungkinan akan melemah dalam jangka menengah. Pasar minyak juga bereaksi terhadap skenario pengetatan persediaan, ujar, Analis di PVM Oil Associates, John Evans.

Persediaan minyak mentah AS turun 3,9 juta barel pekan lalu, menurut data pemerintah pada hari Rabu, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan 552.000 barel.

Pekan lalu, Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan peningkatan produksi minyak tidak menyebabkan peningkatan persediaan, yang menunjukkan pasar haus akan lebih banyak minyak.

"Pemikiran tentang minyak telah teralihkan dari Timur Tengah, dan pengingat serangan Israel ke Suriah dan serangan pesawat nirawak terhadap infrastruktur minyak di Kurdistan tepat waktu dan sekali lagi menambah sedikit kegaduhan dalam proses,” kata Evans.

Sentimen Harga Minyak

Serangan pesawat nirawak terhadap ladang minyak di wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak telah memangkas produksi minyak mentah hingga 150.000 barel per hari, kata dua pejabat energi pada hari Rabu, karena kerusakan infrastruktur memaksa beberapa penutupan.

"Pasar terus mencari sinyal pasokan yang lebih ketat atau permintaan yang lebih tinggi, tetapi kejelasannya masih kurang, "tutur Analis senior di Price Futures Group, Phil Flynn.

"Semua orang menunggu momok itu, tetapi momok itu belum muncul," Flynn menambahkan.

Sementara itu, gangguan tropis di Teluk Meksiko utara diperkirakan tidak akan berkembang menjadi badai yang diberi nama karena bergerak ke barat sebelum bergerak ke daratan di Louisiana pada Kamis malam.

Berdasarkan Pusat Badai Nasional AS, total curah hujan di Louisiana Tenggara diperkirakan sekitar empat inci (10 cm).

Harga Minyak Kembali Tergelincir Terseret Kenaikan Stok Bahan Bakar AS

Sebelumnya, harga minyak sedikit melemah pada perdagangan Rabu, 16 Juli 2025. Harga minyak tergelincir seiring persediaan bahan bakar Amerika Serikat (AS) naik dan kekhawatiran tentang dampak ekonomi yang lebih luas dari tarif AS mengalahkan beberapa tanda peningkatan permintaan.

Mengutip CNBC, Kamis (17/7/2025), harga minyak Brent melemah 19 sen atau 0,3% ke posisi USD 68,52 per barel. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) susut 14 sen atau 0,2% menjadi USD 66,38.

Stok bensin AS naik 3,4 juta barel pekan lalu, berdasarkan Badan Informasi Energi atau the Energy Information Administration (EIA). Analis memperkirakan penurunan sebesar 1 juta barel.

Stok distilat yang meliputi solar dan minyak pemanas, naik 4,2 juta barel, menurut data EIA, jauh melampaui harapan kenaikan 200.000 barel.

Di sisi lain, persediaan minyak mentah turun 3,9 juta barel menjadi 422,2 juta barel pekan lalu, menurut EIA, melampaui perkiraan penurunan 552.000 barel.

"Saya pikir pasar kecewa melihat peningkatan besar dalam persediaan bensin dan sulingan karena kilang beroperasi mendekati level tertinggi tahun ini dalam mengubah minyak menjadi produk olahan,” kata Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow merujuk pada tingkat operasional kilang yang hampir 94% dari total kapasitas.

"Saya pikir investor juga kecewa melihat permintaan bensin turun tepat setelah 4 Juli karena kita sekarang berada di puncak musim berkendara di musim panas," ia menambahkan.

Jumlah produk yang dipasok untuk bensin, proksi permintaan, turun 670.000 barel per hari menjadi 8,5 juta barel per hari.

Perang tarif Presiden AS Donald Trump berlanjut, dengan Komisi Eropa mempersiapkan kemungkinan pembalasan jika perundingan dengan Washington gagal mencapai kesepakatan perdagangan untuk Uni Eropa.

Pada Senin, Trump mengatakan AS akan mengenakan "tarif yang sangat ketat" terhadap Rusia dalam 50 hari jika tidak ada kesepakatan untuk menghentikan perang di Ukraina.

Permintaan Minyak

Harga berjangka suku bunga AS jangka pendek naik setelah laporan Trump kemungkinan akan segera memecat Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, dengan para pedagang sekarang bertaruh pada penurunan suku bunga mulai September dan setidaknya satu lagi pada bulan Desember.

Trump mengatakan tidak berencana memecat Powell, tetapi menolak untuk mengesampingkan kemungkinan apa pun. Penurunan suku bunga biasanya mendorong aktivitas ekonomi dan permintaan energi.

Membantu menjaga harga tetap rendah, aktivitas ekonomi AS sedikit meningkat dalam beberapa pekan terakhir, tetapi prospeknya netral hingga sedikit pesimistis, kata Federal Reserve pada Rabu, karena para pelaku bisnis melaporkan bahwa tarif yang lebih tinggi dari pemerintahan Trump memberikan tekanan ke atas pada harga.

Laporan bulanan OPEC pada Selasa memperkirakan ekonomi global akan membaik pada paruh kedua tahun ini. Brasil, Tiongkok, dan India melampaui ekspektasi sementara Amerika Serikat dan Uni Eropa sedang memulihkan diri dari tahun lalu, tambahnya.

Kilang-kilang minyak milik negara China meningkatkan produksi setelah menyelesaikan pemeliharaan untuk memenuhi permintaan bahan bakar kuartal ketiga yang lebih tinggi dan untuk memulihkan stok solar dan bensin di level terendah dalam beberapa tahun, kata para pedagang dan analis.

Barclays memperkirakan permintaan minyak China pada paruh pertama tahun ini tumbuh sebesar 400.000 barel per hari (yoy) menjadi 17,2 juta barel per hari.

Di sisi pasokan, serangan pesawat nirawak untuk hari ketiga di ladang-ladang minyak di wilayah semi-otonom Kurdistan Irak telah memangkas produksi minyak mentah sebesar 140.000 hingga 150.000 barel per hari, kata dua pejabat energi pada hari Rabu, karena kerusakan infrastruktur memaksa beberapa penutupan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |