Liputan6.com, Jakarta - Harga emas sedikit melemah pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Koreksi harga emas seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat dan data ekonomi AS yang positif. Di sisi lain, kehati-hatian tetap ada karena pasar menanti kejelasan mengenai perkembangan tarif.
Mengutip CNBC, Jumat (18/7/2025), harga emas spot turun 0,3% menjadi USD 3.337,43 per ounce setelah mencapai level terendah di posisi USD 3.309,59. Harga emas berjangka AS susut 0,4% menjadi USD 3.345,3.
Senior Market Strategist RJO Futures, Bob Haberkorn menuturkan, seiring data AS terbaru terdapat sedikit penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS lebih tinggi. "Jadi ini sedikit melemahkan pasar emas,” kata dia.
Adapun dolar AS naik 0,3% membuat emas yang dinilai dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.
Klaim pengangguran AS turun pekan lalu menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang stabil pada Juli. Sementara itu, data penjualan ritel melampaui ekspektasi, naik 0,6% bulan lalu meskipun sebagian kenaikan mencerminkan kenaikan harga yang didorong oleh tarif.
Di sisi lain, Gubernur the Federal Reserve (the Fed) Adriana Kugler menuturkan, the Fed seharusnya tidak memangkas suku bunga untuk beberapa waktu karena dampak tarif pemerintahan Trump mulai terasa pada harga.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian dan inflasi, tetapi suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tariknya, karena tidak menghasilkan bunga.
Ancaman Tarif Trump
Di bidang perdagangan, negosiator perdagangan utama Jepang mengadakan pembicaraan dengan Menteri Perdagangan AS mengenai tarif AS, sementara Tokyo berlomba untuk menghindari pungutan 25% yang akan dikenakan kecuali kesepakatan tercapai sebelum batas waktu 1 Agustus.
“Jika Trump menindaklanjuti ancamannya dan ketegangan perdagangan meningkat, bukan hal yang mustahil untuk membayangkan emas akan menantang dan berpotensi memecahkan rekor tertingginya lagi,” ujar Market Analyst City Index and Forex.com, Fawad Razaq.
Sementara itu, ekspor emas dari Swiss melonjak 44% secara bulanan pada Juni karena emas batangan kembali ke brankas di Inggris dari AS melalui kilang Swiss, data bea cukai Swiss menunjukkan pada Kamis.
Palladium naik 3,8% menjadi USD 1.277,78, mencapai level tertinggi sejak September 2023.Kekhawatiran akan meningkatnya perang di Rusia, eksportir utama paladium, memicu kekhawatiran pasokan dan mendorong harga lebih tinggi, kata Haberkorn.
Di tempat lain, perak spot naik 0,3% menjadi USD 38,07 per ounce dan platinum naik 3,1% menjadi USD 1.460,13.
Kenaikan Harga Emas Menyusut Setelah Trump Bantah Pecat Ketua The Fed Jerome Powell
Sebelumnya, harga emas melonjak pada perdagangan Rabu, 16 Juli 2025 waktu setempat. Lonjakan harga emas didorong laporan berita kalau Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan memecat ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS Jerome Powell. Namun, kenaikan harga emas terbatas setelah Trump membantah klaim itu.
Mengutip CNBC, Kamis (17/7/2025), the New York Times melaporkan Presiden Donald Trump telah merancang surat pemecatan Powell dan telah menunjukkannya kepada anggota DPR dari Partai Republik dalam rapat di Ruang Oval pada Selasa.
Di Gedung Putih pada Rabu pekan ini, Trump menuturkan tidak berencana memecat Powell, tetapi menolak untuk mengesampingkan kemungkinan apapun dengan alasan investigasi atas pembengkakkan biaya proyek renovasi kantor pusat the Fed senilai USD 2,5 miliar atau Rp 40,71 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.287).
Harga emas spot naik 0,9% menjadi USD 3.352,49 per ounce setelah naik 1,5%. Harga emas berjangka AS bertambah 0,7% menjadi USD 3.360,80.
“Berita utama yang menunjukkan Trump mempertimbangkan pemecatan Powell mendorong harga emas naik. Kemudian ia mengklarifikasi hal itu sangat kecil kemungkinannya. Pasar emas terombang-ambing oleh fluktuasi harga,” ujar Commodity Strategist TD Securities, Daniel Ghali.
Serangan udara Israel di Damaskus, Suriah, yang merusak Kementerian Pertahanan dan menghantam dekat istana presiden juga turut mendongkrak harga logam mulia. Serangan itu menambah kekhawatiran geopolitik dan mendorong pembelian emas sebagai aset safe haven.
Target Komisi Eropa
Terkait perdagangan, Komisi Eropa bersiap untuk menargetkan barang-barang AS senilai USD 84 miliar untuk kemungkinan tarif jika perundingan perdagangan dengan Washington gagal setelah Trump mengancam pekan lalu untuk mengenakan tarif 30% atas impor dari Uni Eropa. Komisi tersebut merupakan badan eksekutif Uni Eropa.
"Dengan serangan Israel dan sikap AS yang lebih agresif terhadap tarif perdagangan, terdapat sedikit ketidakpastian di pasar," yang membantu harga emas,” ujar analis senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff.
"Saya memperkirakan emas akan diperdagangkan antara USD 3.250 dan USD 3.476 dalam waktu dekat,” tutur dia.
Data yang menunjukkan harga produsen AS secara tak terduga tidak berubah pada bulan Juni setelah kenaikan 0,3% pada Mei semakin memperkuat dukungan terhadap emas. Data ini menyusul data Selasa yang menunjukkan harga konsumen naik 0,3% pada Juni, naik dari 0,1% pada Mei, yang ditafsirkan oleh Wall Street sebagai pertanda Federal Reserve mungkin akan terus berhati-hati sebelum memangkas suku bunga.
Emas tumbuh pesat di masa-masa yang tidak pasti, dan kondisi suku bunga rendah semakin mendorongnya. Harga perak spot naik tipis 0,4% pada Rabu menjadi USD 37,85 per ounce. Platinum naik 2,9% menjadi USD 1.411,64 dan paladium naik 1,7% menjadi USD 1.227,21.