Harga Minyak Anjlok Terseret Kekhawatiran Permintaan AS Melemah

3 days ago 10

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun pada perdagangan Kamis,11 September 2025. Koreksi harga minyak terjadi seiring kekhawatiran atas melemahnya permintaan Amerika Serikat (AS).

Selain itu, pergerakan harga minyak juga didorong kelebihan pasokan yang luas yang mengimbangi ancaman terhadap produksi akibat konflik di Timur Tengah dan perang Rusia di Ukraina.

Mengutip CNBC, Jumat (12/9/2025), harga minyak Brent berjangka turun USD 1,12 atau 1,66% ke posisi USD 66,37 per barel. Selain itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka terpangkas USD 1,3 atau 2,04% menjadi USD 62,37.

"Harga minyak turun hari ini sebagai respons terhadap berita utama IEA yang bearish, yang menunjukkan kelebihan pasokan besar-besaran di pasar minyak tahun depan," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan dalam laporan bulanannya kalau pasokan minyak dunia akan meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan tahun ini karena OPEC+ terus meningkatkan produksi.

Namun, laporan OPEC yang diterbitkan setelah IEA mempertahankan prakiraan pasokan dan permintaan non-OPEC untuk tahun ini, dengan alasan permintaan yang stabil.

OPEC+ Dongkrak Produksi pada Oktober

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, pada Minggu memutuskan untuk meningkatkan produksi mulai Oktober.

Pasar terpecah antara persepsi kekurangan pasokan akibat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina dan kelebihan pasokan aktual akibat peningkatan produksi OPEC+ dan membengkaknya stok, kata analis PVM Oil Associates, Tamas Varga.

Ekspor minyak mentah Arab Saudi ke China akan melonjak pada Oktober, beberapa sumber perdagangan mengatakan kepada Reuters pada Kamis, dengan Aramco mengirimkan sekitar 1,65 juta barel per hari pada Oktober, dibandingkan dengan 1,43 juta barel per hari yang dialokasikan pada September.

Persediaan Minyak

Di AS, persediaan minyak mentah naik sebesar 3,9 juta barel dalam pekan hingga 5 September, kata Badan Informasi Energi, bertentangan dengan ekspektasi penurunan sebesar 1 juta barel.

Pasar juga mempertanyakan berapa lama Tiongkok dapat terus menyerap barel dan menjaga persediaan OECD tetap rendah, kata analis UBS, Giovanni Staunovo, seraya menambahkan bahwa investor juga mencermati sanksi lebih lanjut yang memengaruhi minyak Rusia.

Menteri Energi AS Chris Wright dan Komisaris Energi Uni Eropa Dan Jorgensen membahas upaya pembatasan perdagangan energi Rusia di Brussels. Jorgensen mengatakan bahwa tenggat waktu yang direncanakan blok tersebut ambisius, tetapi prosesnya perlu dipercepat.

Memasuki 2026, pasar minyak secara keseluruhan mungkin mencatat surplus yang besar, kata Ole Hvalbye dari SEB Research. Ia menambahkan, permintaan tampaknya masih kuat dan berpotensi menyerap peningkatan produksi OPEC+.

Harga Minyak Melejit Usai Serangan Israel

Sebelumnya, harga minyak naik lebih dari 1% pada Rabu, 10 September 2025. Kenaikan harga minyak itu terjadi sebagai respons atas serangan Israel di Qatar.

Selain itu sentimen lain dari penembakan drone oleh Polandia di wilayah udaranya dan desakan Amerika Serikat (AS) untuk menerapkan sanksi baru terhadap pembeli minyak Rusia. Namun, kekhawatiran kelebihan pasokan minyak mentah membatasi kenaikan harga minyak.

Mengutip CNBC, Kamis (11/9/2025), harga minyak Brent naik USD 1,10 atau 1,66% ditutup ke posisi USD 67,49 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate w(TI) naik USD 1,04 atau 1,66% dan ditutup ke posisi USD 63,67 per barel.

Harga minyak mentah sempat menguat 0,6% pada sesi perdagangan sebelumnya setelah Israel menyatakan telah menyerang pimpinan kelompok militan Palestina, Hamas, di Doha Qatar.

Kedua harga acuan minyak mentah tersebut naik hampir 2% tak lama setelah serangan tersebut, tetapi kemudian kembali mencatatkan kenaikan yang signifikan.

Ketegangan geopolitik juga meningkat ketika Polandia menembak jatuh drone di wilayah udaranya dalam serangan Rusia yang meluas di Ukraina barat pada Rabu.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |