Harga Emas Turun, Analis Prediksi Tekanan Bearish Masih Berlanjut

2 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia bergerak melemah pada perdagangan Kamis (6/11/2025), setelah sempat menguat lebih dari 1 persen di sesi sebelumnya. Saat ini, logam mulia tersebut diperdagangkan di kisaran USD 3.970 per ounce, turun dari level tertingginya di USD 3.980.

Pelemahan harga emas dipicu oleh penguatan Dolar AS, yang membuat aset tanpa imbal hasil ini menjadi lebih mahal bagi investor global. Meski demikian, ketidakpastian politik di Amerika Serikat masih menjaga minat terhadap aset safe haven seperti emas.

Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menilai tren teknikal emas kini cenderung bearish. Berdasarkan gabungan analisis pola candlestick dan indikator Moving Average, tekanan jual masih mendominasi pasar emas.

“Jika tekanan bearish berlanjut, harga emas berpotensi turun hingga ke level USD 3.818. Namun bila gagal menembus area tersebut dan terjadi koreksi teknikal, peluang kenaikan terdekat berada di sekitar USD 3.996,” ujar Andy dalam keterangan tertulis, Kamis (6/11/2025).

Dari sisi fundamental, pasar tengah mencermati data ekonomi Amerika Serikat yang menunjukkan hasil lebih baik dari perkiraan.

Penguatan Dolar AS Tekan Emas

Laporan Automatic Data Processing (ADP) mencatat pertumbuhan lapangan kerja sektor swasta sebanyak 42.000 pada Oktober, berbalik dari penurunan 29.000 di bulan sebelumnya.

Data ini menandakan adanya stabilisasi di pasar tenaga kerja AS setelah dua bulan berturut-turut mengalami pelemahan.

Kuatnya data ketenagakerjaan tersebut mendorong penguatan Dolar AS, yang menjadi tekanan utama bagi harga emas.

Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik enam basis poin menjadi 4,15 persen, sementara imbal hasil riil meningkat ke 1,86 persen.Kondisi ini memperkuat daya tarik aset berbasis dolar dan menekan permintaan terhadap emas di pasar global.

Dari sisi kebijakan, pernyataan pejabat Federal Reserve (The Fed) juga ikut memengaruhi pergerakan harga emas. Beberapa pejabat seperti Michael Barr, John Williams, Christopher Waller, dan Alberto Musalem dijadwalkan berbicara hari ini dengan nada yang diperkirakan masih hawkish.

Masih Ada Harapan

Meski The Fed telah memangkas suku bunga dua kali sebelumnya, Ketua Jerome Powell menegaskan bahwa pemangkasan lanjutan pada Desember belum tentu dilakukan. Sikap ini menahan ekspektasi pasar terhadap pelonggaran moneter yang biasanya menjadi katalis positif bagi emas.

Namun, ketidakpastian politik di AS akibat penutupan pemerintahan federal yang berlarut-larut dapat menjadi faktor penopang bagi emas.

Penundaan pengesahan undang-undang pembukaan kembali pemerintahan meningkatkan kekhawatiran pasar dan mendorong investor kembali ke aset lindung nilai.

Secara keseluruhan, pergerakan harga emas masih akan dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS dan dinamika risiko global menjelang akhir pekan ini.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |