Harga Emas Tertahan di USD 4.000, Pasar Tunggu Data Ketenagakerjaan AS

7 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas bergerak stabil pada perdagangan Senin, bertahan di kisaran USD 4.000 per ons. Investor memilih menunggu rilis data ketenagakerjaan sektor swasta Amerika Serikat (AS) pekan ini untuk menilai peluang adanya pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Federal Reserve (The Fed).

Mengutip CNBC, Selasa (4/11/2025), harga emas spot tercatat naik tipis 0,01% menjadi USD 4.002,19 per ons, sementara kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,4% di USD 4.014 per ons.

“Emas tengah membentuk area konsolidasi, kemungkinan di kisaran tinggi USD 3.000 hingga pertengahan USD 4.000. Ini merupakan fase wajar setelah kenaikan besar sebelumnya,” ujar analis Marex, Edward Meir.

Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak 53%, meski sempat terkoreksi sekitar 8% dari rekor tertingginya pada 20 Oktober lalu.

Investor kini menantikan data ketenagakerjaan ADP dan indeks manufaktur ISM yang dijadwalkan pekan ini sebagai petunjuk arah kebijakan moneter The Fed berikutnya.

Pelemahan musiman

Bank sentral AS sebelumnya telah memangkas suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan langkah tersebut bukan berarti akan ada pemotongan lanjutan secara otomatis.

Saat ini, pelaku pasar memperkirakan peluang 65,3% adanya pemangkasan suku bunga pada Desember, turun dari hampir 100% sebelum pertemuan The Fed pekan lalu.

Menurut Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank, Ole Hansen jeda pergerakan emas ini masih bersifat sementara.

“Pelemahan musiman, kebijakan sementara di China, dan penguatan dolar memang menahan harga, tapi tidak mengubah tren jangka panjang,” ujarnya.

Sementara itu, China menghentikan kebijakan pembebasan pajak bagi sejumlah pengecer emas pada Sabtu lalu. Kebijakan ini dikhawatirkan dapat menghambat lonjakan permintaan emas di pasar konsumen terbesar dunia tersebut.

Survei Kitco Sepekan: Pelaku Pasar Masih Optimistis terhadap Harga Emas

Sebelumnya, Pelaku pasar ritel dan investor tetap optimistis harga emas masih tangguh pada pekan ini. Namun, hal ini berbeda dengan prediksi sejumlah pengamat yang tetap netral.

Hal itu berdasarkan survei emas mingguan Kitco terbaru yang dikutip dari laman Kitco, Senin (3/11/2025).

Berdasarkan survei Kitco sepekan, 14 analis berpartisipasi. Analis mulai bersikap netral setelah volatilitas logam mulia itu menyempit. Tiga analis atau 21% masih memperkirakan harga emas naik selama sepekan. Sedangkan tiga lainnya atau mewakili 21% memprediksi harga emas turun. Sementara itu, delapan analis atau 57% memprediksi harga emas akan sideways selama sepekan.

Sedangkan 282 suara diberikan dalam jajak pendapat daring Kitco. Investor lokal memperkuat mayoritas bullish terhadap harga emas. 180 pelaku pasar ritel atau 64% memprediksi harga emas naik pekan ini. Sementara itu, 51 atau 18% memprediksi logam kuning akan merosot. 51 investor atau 18% memperkirakan harga emas konsolidasi selama sepekan.

Ketegangan Mereda

Chief Market Strategist SIA Wealth Management, Colin Cieszynski menuturkan, pihaknya tetap netral dengan harga emas selama sepekan. “Saya pikir emas masih perlu konsolidasi,” ujar dia.

Sementara itu, Presiden dan COO Asset Strategiest International, Rich Checkan memprediksi, harga emas turun pada pekan ini. Namun, untuk jangka panjang, Rich Checkan prediksi, harga emas masih menguat.

"Dalam jangka pendek, emas tampaknya itdak memiliki momentum yang dibutuhkan untuk mencapai level tertinggi baru,” ujar dia.

Sejumlah pihak menilai hal itu disebabkan oleh meredanya ketegangan dengan China. Pihak lain menilai hal itu disebabkan oleh sikap ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell yang sedikit lebih agresif yang mempertanyakan pemangkasan suku bunga pada Desember. Pihak lain juga menilai hal itu sebabkan oleh aksi ambil untung atau upaya terkoordinasi pelaku pasar untuk menurunkan harga emas.

"Apapun penyebabnya, ini akan berlangsung singkat. Tapi saya rasa ini belum berakhir,” Checkan memperingatkan.

Ia perkirakan ada pengujian lagi di bawah USD 4.000.

Sentimen Harga Emas

Di sisi lain, Senior Market Strategist Forex.com, James Stanley prediksi harga emas berpeluang naik. Ia menuturkan, harga emas di pasar spot kembali di atas level USD 4.000 pada Jumat siang pekan lalu mengingat aksi jual yang bertahan hingga pembukaan mingguan merupakan tanda yang sangat positif.

"Pergerakan ini bersifat parabola selama dua bulan dan double tap menyebabkan pullback yang cukup besar, tetapi level support di 3.895 sejauh ini telah menahan level terendah dan bulls mencoba untuk kembali bangkit,” demikian seperti dikutip.

"Saya pikir aksi jual ini terkait dengan posisi dan argumen fundamental untuk emas masih kuat,” ujar dia.

Sementara itu, Senior Commodities  RJO Futures, Daniel Pavilonis menilai, hal yang paling berdampak jelas terhadap harga emas dan logam mulia lainnya mengenai pernyataan the Federal Reserve (the Fed) soal kebijakan moneter pada Desember 2025. Pihaknya melihat FedWatch turun dari 93% menjadi sekitar 60% untuk kemungkinan penurunan suku bunga.

Sentimen Harga Emas Lainnya

Selain itu, Pavilonis memperingatkan masih banyak rintangan bagi perekonomian pada 2025. Hal ini seiring pemerintahan federal AS yang tutup dan tarif dagang terus berubah. "Saya pikir the Fed terjebak dalam dilemma ini, di mana situasinya merugikan semua pihak,” kata dia.

Pavilonis menuturkan, jika the Fed memangkas suku bunga untuk mendukung pasar tenaga kerja, hal itu dapat menimbulkan gangguan tambahan dan berubah menjadi inflasi. “Penutupan pemerintah, menurut saya, adalah kunci dari seluruh teka-teki ini, dan kita lihat apa hasilnya,” ujar dia.

Ia prediksi, harga emas masih naik dalam jangka panjang. Demikian juga perak, platinum dan paladium. “Anda melihat perak, platinum, paladium benar-benar meroket ketika China mengumumkan akan membatasi logam tanah jarang,” ujar dia.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |