Harga Emas Tergelincir Imbas Data Ketenagakerjaan AS Melemah

3 days ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas merosot pada perdagangan Kamis, 11 September 2025, tetapi bertahan dekat rekor tertinggi. Koreksi harga emas terjadi seiring data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lemah mengalahkan kekhawatiran data inflasi yang menguat.

Selain itu, investor masih bertaruh pada pelonggaran suku bunga the Federal Reserve (the Fed) pekan depan.

Mengutip CNBC, Jumat (12/9/2025), harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi USD 3.634,96 per ounce. Harga emas batangan mencapai rekor tertinggi USD 3.673,95 pada Selasa pekan ini. Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember susut 0,2% menjadi USD 3.673,6.

“Emas diselamatkan oleh lonjakan tajam klaim pengangguran awal mingguan, yang mencapai level tertinggi dalam tiga tahun di angka 263.00 sementara IHK inti tetap tinggi di 0,3% secara bulanan,” ujar pelaku pasar independent, Tai Wong.

Wong menambahkan, pergerakan harga emas baru-baru ini menunjukkan ada aksi beli yang jenuh dari pembeli. Namun, prospek emas selama beberapa bulan ke depan dinilai tetap konstruktif dan membatas ruang untuk penurunan signifikan.

Harga konsumen AS naik lebih tinggi dari perkiraan pada bulan Agustus, mencatat kenaikan tahunan terbesar dalam tujuh bulan, sementara klaim pengangguran mingguan juga melonjak tajam, menyoroti melemahnya kondisi pasar tenaga kerja.

Data Ekonomi AS

Data pada Kamis menunjukkan harga produsen AS secara tak terduga menurun pada Agustus, mencerminkan margin jasa perdagangan yang lebih lemah dan biaya barang yang rendah.

Ditambah dengan data penggajian nonpertanian yang lemah minggu lalu, beserta revisi yang mengungkapkan 911.000 lapangan kerja lebih sedikit dalam 12 bulan hingga Maret, angka-angka tersebut menunjukkan mendinginnya momentum dasar dalam perekonomian dan menambah bobot ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed.

Pasar sepenuhnya memperhitungkan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan The Fed Rabu depan, dengan peluang tipis untuk pemotongan setengah poin, menurut data CME FedWatch. Bank sentral menghentikan siklus pelonggarannya pada Januari karena mempertimbangkan dampak inflasi dari tarif.

Harga Emas Sudah Melonjak 38%

Logam kuning ini telah melonjak 38% sepanjang tahun ini dan sering dianggap berkembang pesat dalam kondisi suku bunga rendah, dinilai oleh investor sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian yang lebih luas.

Pertumbuhan yang melambat, inflasi yang tinggi, pergeseran geopolitik, dan diversifikasi dari aset AS dan dolar akan terus menopang permintaan investasi dan pembelian oleh bank sentral, sehingga mendukung emas, ungkap ANZ dalam sebuah catatan.

Di sisi lain, harga perak spot naik 1,2% menjadi USD 41,63 per ounce. Platinum turun 0,1% menjadi USD 1.385,05 dan paladium naik 1,7% menjadi USD 1.193,43.

Harga Emas Melesat Usai Rilis Data Ekonomi AS

Sebelumnya, harga emas bertahan mendekati level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Rabu, 10 September 2025. Kenaikan harga emas itu didorong oleh harapan the Federal Reserve (the Fed) akan melanjutkan pemangkasan suku bunga pada pertemuan pekan depan.

Sentimen lainnya yakni data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Seiring hal itu, harga emas dunia di pasar spot naik 0,6% menjadi USD 3.645,96 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi di USD 3.673,95 pada Selasa pekan ini. Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember bertambah 0,1% menjadi USD 3.685,9.

Harga produsen AS secara tak terduga turun pada Agustus, tertekan oleh penurunan biaya jasa, menurut data Departemen Tenaga Kerja.Demikian mengutip CNBC, Kamis (11/9/2025).

"Pelemahan lebih lanjut dalam data AS akan terus mendukung harga emas mengingat lebih dari dua pemangkasan suku bunga mungkin akan terjadi sebelum tahun ini berakhir," kata Analis pasar di City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |