Harga Emas Kerek Inflasi, Masyarakat Harus Cermat Pilih Instrumen Investasi

8 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengamini kenaikan harga emas berpengaruh pada tingkat inflasi Oktober 2025 sebesar 2,86 persen secara tahunan. Namun, dia juga melirik adanya dampak positif pada instrumen investasi pilihan masyarakat.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi Oktober 2025 sebesar 2,86 persen secara tahunan. Sedangkan, secara bulanan, terjadi inflasi 0,28 persen.

"Kita lihat inflasi 2,86 persen memang salah satu yang naik adalah terkait dengan pembelian emas," ungkap Airlangga dalam CEO Insight, di Hutan Kota by Plataran, Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Kendati begitu, Airlangga tetap melihat sisi positif terkait hal itu. Menurutnya, masyarakat sudah bisa cermat dalam memilih instrumen investasi.

Hal ini pun didorong oleh hadirnya bank emas atau Bullion Bank. Seperti diketahui, ada dua entitas yang telah resmi menjadi bank bullion, yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dan PT Pegadaian.

"Jadi ini sesuatu yang relatif positif karena masyarakat sudah bisa mencari aset-aset berkualitas dan ini efek tentu dari pembentukan bullion bank," tuturnya.

Harga Emas Naik

Sementara itu, Airlangga juga melihat ada pengaruh lain terhadap kenaikan harga emas, terutama di Indonesia. Dalam penilaiannya, ada kondisi dimana pasokan dan permintaan tidak sebanding.

Selain itu, terganggunya proses produksi tambang milik PT Freeport Indonesia (PTFI) juga disinyalir menjadi penyebab terpengaruhnya harga emas.

"Karena produksinya terganggu akibat daripada collapse-nya tambang di freeport. Nah tentunya ini yang men-drive salah satu harga emas naik all time high karena supply dan demandnya tidak berimbang. Nah saya monitor sudah mulai produksi, harapannya bisa lebih baik," jelas Menko Airlangga.

Inflasi Oktober 2025

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Oktober 2025 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 108,74 pada September 2025 menjadi 109,04 pada September 2025.

"Pada Oktober 2025 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen secara bulanan atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 108,74 pada September 2025 menjadi 109,04 pada September 2025," kata Deputi Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam konferensi pers BPS, Senin (3/11/2025).

Secara tahunan terjadi inflasi sebesar 2,86 persen, sedangkan secara tahun kalender terjadi inflasi sebesar 2,10 persen.

Dikerek Harga Emas

Pudji menjelaskan, kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan inflasi sebesar 3,05 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,21 persen.

"Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya ini adalah emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar 0,21 persen," ujarnya.

Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi adalah cabai merah dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen, kemudian telur ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen dan daging ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen.

Selain itu, BPS mencatat terdapat komoditas yang masih memberikan andil deflasi pada Oktober 2025 ini di antaranya adalah bawang merah dan cabai rawit dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,03 persen. Kemudian, tomat dengan andil deflasi sebesar 0,02 persen dan beberapa komoditas lainnya seperti beras kacang panjang dan cabai hijau dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |