Liputan6.com, Jakarta - Harga emas bertahan mendekati level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Rabu, 10 September 2025. Kenaikan harga emas itu didorong oleh harapan the Federal Reserve (the Fed) akan melanjutkan pemangkasan suku bunga pada pertemuan pekan depan.
Sentimen lainnya yakni data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Seiring hal itu, harga emas dunia di pasar spot naik 0,6% menjadi USD 3.645,96 per ounce, setelah mencapai rekor tertinggi di USD 3.673,95 pada Selasa pekan ini. Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember bertambah 0,1% menjadi USD 3.685,9.
Harga produsen AS secara tak terduga turun pada Agustus, tertekan oleh penurunan biaya jasa, menurut data Departemen Tenaga Kerja.Demikian mengutip CNBC, Kamis (11/9/2025).
"Pelemahan lebih lanjut dalam data AS akan terus mendukung harga emas mengingat lebih dari dua pemangkasan suku bunga mungkin akan terjadi sebelum tahun ini berakhir," kata Analis pasar di City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada.
Emas, yang secara tradisional dipandang sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi serta inflasi AS, juga cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah. Emas telah naik lebih dari 38% tahun ini.
Keyakinan Pasar
Pasar memperkirakan probabilitas 90% penurunan suku bunga seperempat poin pada pertemuan Fed 16-17 September, dengan peluang tipis untuk penurunan yang lebih besar, menurut alat FedWatch CME.
Keyakinan pasar terhadap pelonggaran moneter diperkuat setelah laporan penggajian non-pertanian yang lemah minggu lalu, yang menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang mendingin.
Departemen Tenaga Kerja juga merevisi turun estimasi pertumbuhan lapangan kerja hingga Maret, menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja sudah melambat sebelum tarif impor agresif Presiden AS Donald Trump.
Target Harga Emas
Sementara itu, seorang hakim federal pada Selasa untuk sementara memblokir upaya Trump untuk mencopot Gubernur Federal Reserve Lisa Cook, sebuah kemunduran awal bagi Gedung Putih dalam pertarungan hukum yang mengancam independensi bank sentral.
Perhatian kini beralih ke pembacaan indeks harga konsumen hari Kamis, yang dipandang penting dalam membentuk sikap kebijakan Fed.
"Angka USD 3.750 muncul sebagai resistensi signifikan berikutnya, dan konsolidasi di atasnya dapat mendorong logam mulia mendekati USD 3.900 pada akhir tahun," ujar Analis Senior di ActivTrades, Ricardo Evangelista.
Di tempat lain, harga perak spot naik 0,7% menjadi USD 41,16 per ounce. Platinum naik 1,8% menjadi USD 1.392,65 dan paladium naik 2,9% menjadi USD 1.180,95.
Harga Emas Makin Mahal Usai Cetak Cekor Tertinggi
Sebelumnya, harga emas melanjutkan tren kenaikan pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) usai cetak rekor tertinggi. Lonjakan harga emas ini didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang akan segera terjadi pada September, sementara investor menantikan data inflasi yang akan dirilis minggu ini.
Dikutip dari CNBC, Rabu (10/9/2025), harga emas dunia di pasar spot naik 0,3% menjadi USD 3.646,59 per ons, setelah mencapai rekor tertinggi USD 3.673,95 pada awal sesi perdagangan.
Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 0,2% menjadi USD 3.685,60.
Reli Harga Emas
“Reli ini sebagian besar didorong oleh ekspektasi bahwa Bank Sentral AS, Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga, kemungkinan paling cepat pada bulan September,” kata Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, Bart Melek.
Para pedagang saat ini memperkirakan peluang sebesar 92% untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin minggu depan, sementara beberapa lainnya bertaruh pada penurunan yang lebih besar sebesar 50 basis poin, menurut alat CME FedWatch .
Hal ini terjadi setelah data Jumat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS melemah tajam pada Agustus. Suku bunga yang lebih rendah menekan dolar dan imbal hasil obligasi, meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.