Harga Emas Dunia Melesat 1% Tersengat Aksi Beli Investor

6 days ago 16

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak lebih dari 1% pada perdagangan Rabu, 19 November 2025 waktu setempat. Kenaikan harga emas didorong investor yang berbondong-bondong membeli aset safe haven menjelang rilis data rapat terbaru the Federal Reserve (the Fed) ke depan dan data ketenagakerjaan AS yang tertunda pada Kamis pekan ini.

Mengutip CNBC, Kamis (19/11/2025), harga emas di pasar spot naik 1,2% menjadi USD 4.116,26 per ounce pada pukul 09.36 ET. Harga emas berjangka Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman Desember bertambah 1,3% menjadi USD 4.117,10 per ounce.

"Saat ini aksi beli safe haven di pasar. Data ketenagakerjaan yang dirilis sedikit lebih rendah, dan ada kekhawatiran di pasar saham,” ujar Ahli Strategi Pasar RJO Futures, Bob Haberkorn seperti dikutip dari CNBC.

Saham global stabil pada Rabu, menyusul aksi jual lainnya yang dipicu oleh kekhawatiran atas valuasi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, meskipun sentimen pasar tetap berhati-hati menjelang laporan pendapatan dari raksasa chip Nvidia dan data ketenagakerjaan AS minggu ini yang dapat menjadi penentu.

Sementara itu, data pada Selasa menunjukkan jumlah warga Amerika Serikat yang menerima tunjangan pengangguran mencapai titik tertinggi dalam dua bulan pada pertengahan Oktober.

Pasar akan mencermati rilis risalah rapat Federal Reserve Oktober pukul 14.00 ET hari ini untuk mendapatkan kejelasan mengenai sikap para pembuat kebijakan terhadap penurunan suku bunga berikutnya.

Bank sentral memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat tersebut, tetapi Ketua Jerome Powell mengisyaratkan kehati-hatian terhadap penurunan lebih lanjut tahun ini.

Data Ekonomi AS

Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan selama masa ketidakpastian ekonomi.

Selain itu, hal lain yang akan dicermati adalah rilis laporan ketenagakerjaan September pada Kamis. Data ekonomi itu tertunda karena penutupan pemerintah AS, yang diharapkan dapat memberikan gambaran awal mengenai kesehatan ekonomi.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan laporan ketenagakerjaan bulan September akan menunjukkan 50.000 lapangan kerja baru selama bulan tersebut.

Berdasarkan alat CME FedWatch, para pedagang sekarang melihat peluang penurunan suku bunga sebesar 51%, dibandingkan dengan 46% di awal sesi, menurut alat CME FedWatch.

Di sisi lain, harga perak spot naik 2,3% menjadi USD  51,87 per ounce, platinum naik 1,3% menjadi USD 1.544,80, dan paladium turun 0,5% menjadi USD 1.396,50.

Harga Emas Dunia Naik Usai 3 Hari Tertekan, Target Bullish Mengarah ke USD 4.109

Sebelumnya, harga emas dunia kembali mencatat penguatan pada perdagangan Rabu (19/11/2025) pagi setelah tiga hari berturut-turut berada di bawah tekanan. Harga emas dunia naik ke kisaran USD 4.070, didorong meningkatnya sentimen risk-off di pasar global.

Para pelaku pasar kini menantikan rilis sejumlah data penting Amerika Serikat (AS) yang sempat tertunda, termasuk risalah FOMC dan laporan ketenagakerjaan AS.

Analis Senior Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menjelaskan bahwa emas sempat bergerak positif selama sesi perdagangan Amerika Utara pada Selasa malam. Meski dolar AS masih berada dalam posisi beli, kekhawatiran perlambatan ekonomi membuat investor kembali melirik aset aman seperti logam mulia.

Andy menyebut pola candlestick dan pergerakan indikator Moving Average menunjukkan dominasi tren bullish pada XAU/USD.

“Secara teknikal, emas berada dalam fase penguatan dan menunjukkan sinyal bullish yang semakin kuat,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/11/2025).

Ia menambahkan, jika tekanan beli berlanjut, harga emas berpotensi menuju level USD 4.109 sebagai target terdekat.

Namun, ia mengingatkan bahwa pasar tetap harus mewaspadai potensi koreksi. Jika momentum melemah, area 4045 menjadi support penting yang berpotensi kembali diuji oleh pasar.

Posisi Fundamental

Dari sisi fundamental, pergerakan harga emas hari ini sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat. Laporan Nonfarm Payrolls (NFP) untuk September dan Oktober tertunda akibat penutupan pemerintahan AS, sehingga membuat gambaran kondisi tenaga kerja menjadi kurang jelas.

Hal ini turut menyulitkan The Fed dalam menentukan arah suku bunga jelang pertemuan Desember.

Laporan ketenagakerjaan yang diperkirakan dirilis pada Kamis diproyeksikan mencatat penambahan 50.000 pekerjaan, sementara tingkat pengangguran diperkirakan tetap di 4,3%. Jika hasilnya lebih lemah dari ekspektasi, dolar AS berpotensi melemah dan memberikan ruang tambahan bagi harga emas untuk melanjutkan penguatan.

Ketidakpastian inilah yang mendorong investor meningkatkan porsi aset safe haven, sehingga harga emas tetap mendapat dukungan fundamental yang cukup kuat.

Uji Resistance

Meski peluang kenaikan harga emas terbuka, pergerakan emas tetap dibayangi komentar hawkish sejumlah pejabat The Fed. Wakil Ketua The Fed, Philip Jefferson, menegaskan bahwa proses penurunan suku bunga harus dilakukan secara bertahap.

Sementara itu, Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic dan Presiden The Fed Kansas City Jeffrey Schmid juga menyampaikan pandangan hati-hati mengenai inflasi.

Menurut data CME FedWatch Tool, peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember turun menjadi 46,6%, dari sebelumnya di atas 60% pada pekan lalu. Penguatan dolar AS turut membatasi kenaikan emas, dengan Indeks Dolar (DXY) naik tipis 0,10% ke posisi 99,63, sementara imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun stabil di 4,13%.

Secara keseluruhan, kombinasi sinyal teknikal dan fundamental menempatkan harga emas pada posisi menarik. Peluang uji resistance USD 4.109 masih terbuka, namun volatilitas diperkirakan meningkat menjelang rilis data ekonomi utama AS.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |