Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun tipis pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Sementara investor menanti pidato Ketua Bank Sentra AS, Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di Jackson Hole akhir minggu ini.
Dikutip dari CNBC, Rabu (20/8/2025), harga emas dunia di pasar spot turun 0,4% menjadi USD 3.317,71 per ons. Harga emas tersebut mencapai level terendah sejak 1 Agustus di awal sesi.
Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,6% ke level USD 3.358,7.
Indeks dolar memangkas kerugian dan stabil, sementara imbal hasil acuan 10 tahun menurun.
“Umumnya, (para pedagang) memposisikan diri di pasar berjangka menjelang pertemuan Jackson Hole... akan cukup sepi hingga saat itu,” kata Analis Senior di Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Federal Reserve akan mengadakan simposium tahunannya akhir minggu ini di Jackson Hole, Wyoming, dengan Ketua Fed Jerome Powell dijadwalkan berbicara tentang prospek ekonomi dan kerangka kebijakan bank sentral pada hari Jumat.
Presiden AS Donald Trump terus mendesak Federal Reserve untuk melakukan pemangkasan suku bunga yang lebih dalam.
“Perkiraan saya adalah (Powell) mungkin akan sedikit lebih dovish... itu akan bersahabat bagi harga emas dan perak,” kata Wyckoff.
Suku Bunga The Fed
Harga emas yang tidak memberikan imbal hasil, yang secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai selama masa ketidakpastian, juga cenderung berkinerja baik ketika suku bunga rendah.
Pedagang melihat peluang 85% terjadinya pemotongan suku bunga Fed sebesar 25 basis poin pada bulan September.
Sementara itu, Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa ia berharap Vladimir Putin dari Rusia akan bergerak untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Di sisi data, risalah rapat Federal Reserve bulan Juli, yang akan dirilis pada hari Rabu, diharapkan akan menjelaskan prospek ekonomi AS.
UBS pada hari Senin menaikkan target harga emas untuk akhir Maret 2026 sebesar USD 100 menjadi USD 3.600 karena risiko makroekonomi AS yang terus berlanjut, penurunan penggunaan dolar, dan permintaan investasi yang kuat.
Di tempat lain, harga perak spot turun 1,8% menjadi USD 37,34 per ons, harga platinum turun 1,1% menjadi USD 1.307,90, dan harga paladium turun 1,6% menjadi USD 1.104,68.
Harga Emas Hari Ini: Antara Gejolak Geopolitik dan Kebijakan The Fed
Sebelumnya, harga emas dunia memulai pekan dalam mode menunggu, bergerak terbatas di rentang yang sempit. Para investor dan pelaku pasar tengah mencerna agenda geopolitik dan moneter yang padat. Kondisi ini membuat harga emas bertahan di area USD 3.330 pada Senin (18/8/2025), nyaris tanpa perubahan.
Perhatian utama tertuju pada pertemuan penting di Washington antara Presiden AS Donald Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dan para pemimpin Eropa. Spekulasi gencatan senjata yang muncul setelah pertemuan Trump-Putin pekan lalu sempat mengurangi minat terhadap aset safe-haven, namun belum cukup kuat untuk membalikkan tren secara meyakinkan.
Analis Dupoin Futures IndonesiaAndy Nugraha menjelaskan, grafik candlestick dan Moving Average menunjukkan bahwa tekanan bearish pada harga emas mulai melemah.
"Ini menandakan bahwa penjualan tidak lagi seagresif sebelumnya, meskipun dominasi pembeli (bulls) juga belum terkonfirmasi," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (19/8/2025).
Andy menekankan dua level penting yang harus diperhatikan. Jika tekanan turun kembali mengemuka, support terdekat berada di sekitar USD 3.313.
"Sebaliknya, jika terjadi koreksi naik, hambatan awal diproyeksikan di zona USD 3.357," jelas dia.
Selama harga masih berada di antara dua batas ini, setiap kenaikan yang terjadi kemungkinan besar hanya bersifat teknikal sebagai "napas" dalam konsolidasi, bukan sinyal pembalikan tren yang berkelanjutan.
Faktor Fundamental: Menanti Sinyal dari Bank Sentral
Di sisi fundamental, pergerakan harga emas sangat dipengaruhi oleh jadwal bank sentral yang penting. Saat ini, XAU/USD terkonsolidasi dalam rentang $3.320–$3.360 selagi pelaku pasar menantikan Risalah Rapat The Fed dan pidato Ketua Jerome Powell di simposium Jackson Hole.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga pada September masih tinggi, meskipun peluang pemotongan 50 basis poin yang sempat menguat kini telah memudar. Di sisi lain, data Indeks Harga Produsen (PPI) Juli yang lebih kuat dari perkiraan membuat sebagian pasar mengantisipasi nada hati-hati dari The Fed.
Probabilitas pemangkasan 25 basis poin pada September, menurut data Prime Market Terminal, berada di kisaran 82%. Angka ini cukup untuk menopang harga emas, tetapi tetap membuka risiko “sell the rally” jika imbal hasil obligasi AS berbalik naik.