Harga Emas Dunia Anjlok 6%, Penurunan Terbesar dalam 10 Tahun

6 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia mengalami penurunan paling tajam dalam lebih dari satu dekade pada perdagangan Selasa (21/10/2025). Penurunan harga emas ini terjadi karena para investor melakukan aksi ambil untung usai reli panjang selama sembilan minggu berturut-turut yang mendorong logam mulia ini mencetak rekor demi rekor.

Dikutip dari mining.com, Rabu (22/10/2025), harga emas di pasar spot sempat turun hingga menyentuh USD 4.090,97 per troy ounce, anjlok hampir USD 300 dari rekor tertingginya di USD 4.380,89 yang tercatat sehari sebelumnya.

Sementara kontrak berjangka emas AS di New York turun sekitar 5,4% ke kisaran USD 4.100 per troy ounce.

Penurunan mendekati 6% ini menjadi yang terbesar sejak 2013, ketika harga emas masih berada di bawah USD 2.000 per troy ounce. Sejak saat itu, nilainya telah lebih dari dua kali lipat, didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik dan pembelian besar-besaran emas oleh bank sentral dunia.

Seiring reli harga emas yang panjang, sejumlah lembaga keuangan besar termasuk HSBC terus menaikkan proyeksi harga emas, bahkan memprediksi harga bisa mencapai USD 5.000 per troy ounce pada tahun depan.

Promosi 1

Aksi Ambil Untung Warnai Pasar, Volatilitas Meningkat

Meskipun tren jangka panjang emas masih positif, para analis menilai investor perlu berhati-hati karena reli yang terlalu tinggi sering kali diikuti koreksi tajam.

“Harga emas masih sempat diburu pembeli hingga kemarin, tetapi lonjakan volatilitas dalam sepekan terakhir menandakan potensi aksi ambil untung jangka pendek,” kata analis logam independen Tai Wong.

Penurunan ini juga bertepatan dengan meredanya permintaan aset safe haven, seiring mencairnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menjelang batas waktu penerapan tarif baru pada 1 November.

Meski mengalami penurunan tajam, emas tetap menjadi salah satu komoditas berkinerja terbaik sepanjang 2025, dengan kenaikan signifikan selama dua kuartal pertama tahun ini.

Koreksi Pasar Dianggap Sehat, Saham Tambang Ikut Tertekan

Menurut Ole Hansen, analis komoditas di Saxo Bank, koreksi harga saat ini merupakan bagian alami dari siklus pasar.

“Selama fase koreksi, kekuatan sejati pasar akan terlihat. Namun, permintaan dasar yang kuat kemungkinan membatasi penurunan lebih lanjut,” ujarnya.

Kondisi ini juga diperburuk oleh penutupan sebagian pemerintahan AS yang membuat para pelaku pasar kehilangan akses terhadap laporan mingguan dari Commodity Futures Trading Commission (CFTC) — data penting untuk membaca posisi hedge fund di pasar emas dan perak.

Lonjakan volatilitas pun meningkat tajam. Bloomberg melaporkan lebih dari 2 juta kontrak opsi terkait ETF emas terbesar dunia diperdagangkan dalam dua hari berturut-turut pekan lalu, memecahkan rekor sebelumnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |