Liputan6.com, Jakarta - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) akhirnya naik lagi usai mengalami tekanan selama berhari-hari. Berdasarkan data dari laman resmi Logam Mulia, Selasa (19/8/2025), harga emas Antam naik Rp 3.000 menjadi Rp 1.897.000 per gram.
Sementara harga jual kembali (buyback) juga naik Rp 3.000 menjadi Rp 1.743.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas maka Antam akan membelinya di harga Rp 1.743.000 per gram.
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.10/2017, transaksi buyback akan dikenakan potongan pajak.
Untuk penjualan kembali emas batangan dengan nominal di atas Rp 10 juta, berlaku Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar:
- 1,5% bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
- 3% bagi non-NPWP
- PPh 22 atas transaksi buyback akan dipotong langsung dari total nilai penjualan.
Simak daftar harga emas Antam hari ini (19/8/2025):
- 0,5 gram: Rp 998.500
- 1 gram: Rp 1.897.000
- 2 gram: Rp 3.738.000
- 3 gram: Rp 5.587.000
- 5 gram: Rp 9.289.000
- 10 gram: Rp 18.500.000
- 25 gram: Rp 46.087.500
- 50 gram: Rp 92.055.000
- 100 gram: Rp 183.990.000
- 250 gram: Rp 459.587.500
- 500 gram: Rp 918.875.000
- 1.000 gram: Rp 1.837.600.000.
Harga Emas Stabil, Investor Menanti Pertemuan Trump–Zelenskyy
Harga emas dunia bergerak stabil pada perdagangan awal pekan ini. Investor masih menimbang arah pasar sambil menunggu hasil pertemuan penting antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Selain itu, pelaku pasar juga masih menunggu agenda tahunan Federal Reserve (The Fed) di Jackson Hole, yang berlangsung pada akhir pekan ini.
Mengutip CNBC, Selasa (16/8/2025), harga emas spot hanya sedikit melemah ke level USD 3.333,32 per ons pada penutupan perdagangan Senin, setelah sempat menyentuh titik terendah sejak 1 Agustus.
Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk kontrak Desember ditutup turun tipis 0,1% di USD 3.378 per ons.
Penguatan dolar AS sebesar 0,3% turut menekan harga emas. Pasalnya, ketika dolar menguat, emas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Pertemuan Politik Jadi Sorotan
Fokus pasar saat ini tertuju pada pertemuan mendadak antara Trump dan Zelenskyy di Gedung Putih. Trump menyatakan bahwa AS siap membantu Eropa menjaga keamanan Ukraina sebagai bagian dari upaya mencari jalan keluar perang dengan Rusia.
Seusai bertemu Zelenskyy, Trump dijadwalkan menerima para pemimpin Eropa di Ruang Timur Gedung Putih. Pertemuan ini berlangsung hanya beberapa hari setelah Trump bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat mendorong kesepakatan damai, meski tanpa rencana gencatan senjata.
Meski begitu, analis pasar menilai perkembangan politik ini belum banyak menggerakkan harga emas. “Tidak banyak reaksi terhadap emas setelah pertemuan Putin–Trump. Saya rasa harga masih akan bergerak dalam kisaran ini. Titik penentu berikutnya adalah konferensi The Fed,” ujar Edward Meir, analis dari Marex.
Semua Mata ke The Fed
Investor kini menanti risalah rapat kebijakan moneter The Fed pada Juli yang akan dipublikasikan Rabu ini. Selanjutnya, perhatian akan beralih ke simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming, pada 21–23 Agustus, di mana Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pidato penting.
Pasar telah memperkirakan adanya penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin. Namun, Meir menambahkan, peluang penurunan hingga 50 basis poin masih terbuka. Jika itu terjadi, harga emas berpotensi terdorong lebih tinggi.
Emas kerap menjadi aset favorit di tengah suku bunga rendah dan ketidakpastian global, karena dianggap sebagai instrumen lindung nilai yang aman.