Liputan6.com, Jakarta - Harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali menguat pada perdagangan Sabtu ini. Bahkan harga emas Antam kembali mencetak rekor termahal pada perdagangan hari ini.
Pada Sabtu (6/9/2025), harga emas Antam naik Rp 18.000 menjadi Rp 2.060.000 per gram dari perdagangan kemarin yang dipatok Rp 2.042.000 per gram.
Harga saat ini merupakan rekor termahal sepanjang masa. Rekor sebelumnya dicetak pada Kamis (4/9/2025) yang berada di angka Rp 2.044.000 per gram.
Sedangkan untuk harga emas untuk pembelian kembali (buyback) juga naik di angka yang sama menjadi Rp 1.907.000 per gram dari sebelumnya Rp 1.889.000 per gram.
Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 1.907.000 per gram.
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.10/2017, transaksi buyback akan dikenakan potongan pajak.
Untuk penjualan kembali emas batangan dengan nominal di atas Rp 10 juta, berlaku Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar:
- 1,5% bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP)
- 3% bagi non-NPWP
PPh 22 atas transaksi buyback akan dipotong langsung dari total nilai penjualan.
Berikut rincian harga emas Antam 6 September 2025:
Harga emas 0,5 gram: Rp 1.080.000
Harga emas 1 gram: Rp 2.060.000
Harga emas 2 gram: Rp 4.060.000
Harga emas 3 gram: Rp 6.065.000
Harga emas 5 gram: Rp 10.075.000
Harga emas 10 gram: Rp 20.095.000
Harga emas 25 gram: Rp 50.112.000
Harga emas 50 gram: Rp 100.145.000
Harga emas 100 gram: Rp 200.212.000
Harga emas 250 gram: Rp 500.265.000
Harga emas 500 gram: Rp 1.000.320.000
Harga emas 1.000 gram: Rp 2.000.600.000
Harga Emas Nyaris Sentuh Rekor Setelah Data Tenaga Kerja AS Melemah
Sebelumnya, harga emas dunia kembali meroket pada penutupan Jumat (5/9/2025), mendekati rekor tertinggi USD 3.600 per ons. Kenaikan harga emas dunia ini terjadi setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) menunjukkan pelemahan signifikan.
Kondisi ini semakin memperkuat ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Mengutip CNBC, Sabtu (6/9/2025), harga emas di pasar spot naik 1,4% menjadi USD 3.596,55 per ons, hanya beberapa sen dari rekor tertinggi USD 3.599,89 per ons.
Kontrak emas berjangka AS pengiriman Desember ditutup 1,3% lebih tinggi di USD 3.653,30. Dengan lonjakan ini, emas berpotensi membukukan kenaikan mingguan terkuat dalam hampir empat bulan.
Sejak awal 2025, harga emas telah melonjak 37%, melanjutkan reli 27% pada 2024. Lonjakan ini didorong oleh pelemahan dolar AS, pembelian besar-besaran oleh bank sentral, kebijakan moneter yang lebih longgar, serta ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
Data Ekonomi AS
Data terbaru menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS melambat tajam pada Agustus, dengan tingkat pengangguran naik menjadi 4,3%. Para pedagang kini memperkirakan 90% peluang penurunan suku bunga 25 basis poin, dan 10% peluang pemangkasan lebih agresif sebesar 50 basis poin pada September.
“Emas mencapai titik tertinggi baru karena tren pelemahan lapangan kerja yang jelas akan memicu beberapa kali pemangkasan suku bunga,” kata pedagang logam independen Tai Wong.
Namun, Wong menilai harga emas masih terlalu jauh untuk menembus level USD 4.000 kecuali terjadi gejolak besar di pasar.
Isu independensi The Fed juga menjadi perhatian, menyusul langkah kontroversial Presiden AS Donald Trump yang mencoba memecat Gubernur The Fed Lisa Cook dan menekan bank sentral agar segera menurunkan suku bunga.
Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas biasanya semakin diminati saat suku bunga rendah dan ketidakpastian meningkat.
Permintaan Emas Fisik
Sementara itu, permintaan fisik emas di China dan India, dua konsumen terbesar dunia, menurun pekan ini karena harga yang terlalu tinggi.
Data cadangan emas bank sentral China untuk Agustus, yang akan dirilis Minggu, diharapkan memberi gambaran lebih lanjut mengenai sikap bank sentral di tengah harga yang sudah sangat tinggi.