Liputan6.com, Jakarta Harga ayam hidup mengalami penurunan drastis di tingkat peternak. Kementerian Pertanian mencatat, harga ayam hidup sempat menyentuh Rp 14.500 per kilogram (kg), jauh di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) Rp 25.000 per kg.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Agung Suganda menyampaikan kondisi harga ayam peternak. Tercatat ada tren penurunan harga ayam dalam beberapa waktu belakangan.
"Jadi saat ini harga ayam hidup di tingkat peternak ini bervariasi, tetapi sekarang sudah menyentuh di angka Rp14.500 (per kg), dari sebelumnya yang disepakati oleh para pelaku HPP-nya di Rp17.500," kata Agung di Kantor Kementan, Jakarta, dikutip Kamis (19/6/2025).
"Jadi sempat waktu itu sekitar 2 mingguan bertahan di Rp 17.500 dan sekarang sudah mulai turun bahkan sampai ke Rp 14.500," imbuh dia.
Dia menjelaskan, penurunan harga ayam dominan terjadi di wilayah Pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah disebut menjadi lokasi penurunan harga paling rendah.
"Jadi bervariasi, tetapi umumnya di Pulau Jawa ini semua harga ayamnya baik Jawa Timur, Jawa Tengah, yang paling parah tentu Jawa Tengah sebagai sentra broiler, kemudian Jawa Barat dan Banten itu di bawah harga pokok produksinya," tutur dia.
Harga Ayam Tingkat Peternak
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatatkan adanya penurunan harga ayam di tingkat peternak. Pada data yang dikumpulkan per 18 Juni 2025, 18 provinsi mencatatkan harga ayam di bawah HAP tingkat produsen.
Beberapa provinsi yang terendah antara lain Banten Rp 17.000 per kg, Sumatera Selatan Rp 17.500 per kg, Jawa Tengah Rp 17.781 per kg, sampai Jawa Timur Rp 18.433 per kg.
Fluktuasi harga peternak unggas dapat pula terlihat pada perkembangan indeks harga yang diterima peternak unggas yang dihitung oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam 3 bulan terakhir, indeks ini menurun mulai Maret 2025 yang mencatatkan poin tertinggi di tahun ini dengan capaian 122,53. Kemudian mulai menurun pada April 2025 dengan 120,39 dan Mei 2025 dengan 120,14.
Peternak Rugi
Diberitakan sebelumnya, Penurunan harga daging ayam di pasaran turut membuat pihak peternak menderita kerugian. Lantaran, harga ayam hidup sudah jatuh sejak dari kandang.
Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi menceritakan, harga ayam hidup di tingkat peternak saat ini perlahan mulai sedikit naik. Namun, angkanya belum bisa menutupi ongkos produksi yang dikeluarkan.
"Tren sedang naik dibanding hari-hari sebelumnya. Harga saat ini terendah Rp 14 ribu per kg, sementara modal Rp 17 ribu per kg," kata Sugeng kepada Liputan6.com, Jumat (25/4/2025).
Kelebihan Pasokan
Menurut dia, penurunan harga ini terjadi akibat stok ayam hidup yang saat ini berlebihan (oversupply). Di sisi lain, dari sisi permintaan justru mengalami penurunan. Sugeng menyebut ini merupakan fenomena yang kerap berulang setiap tahunnya.
"Ada kelebihan sekitar 13-15 persen, diikuti dengan demand yang cenderung turun," terang dia.
Meskipun kondisi saat ini jadi fenomena berulang, ia menilai ada beberapa hal substansial yang perlu dievaluasi oleh pemerintah dalam bentuk kebijakan. Sebagai contoh, dalam tataran tata niaga, pedagang ayam berskala besar tidak boleh berjualan di pasar becek.
"Sampai dengan saat ini semua pelaku memasarkan dalam bentuk ayam hidup. Nah, yang besar harus dipasarkan dalam bentuk olahan. Sehingga pasar becek disediakan untuk peternak rakyat dan mandiri kecil," ungkapnya.