Gunung Semeru Awas, Aktivitas Sepanjang 20 Km Arah Tenggara Terhenti

6 days ago 15

Liputan6.com, Jakarta - Terhitung mulai 19 November 2025 pukul 17:00 WIB, Pusat Vulkanologi dan Mitigas Bencana Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) menaikkan tingkat aktivitas gunung api Semeru ke level IV (Awas). 

Masyarakat baik pengunjung atau wisatawan diminta untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Sungai Besuk Kobokan, Lumajang, Jawa Timur, sejauh 20 km dari puncak (pusat erupsi).

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid melaporkan, erupsi pertama Gunung Semeru terjadi pada Rabu, 19 November 2025 pukul 14.13 WIB. Erupsi berupa awan panas dengan jarak luncur tidak diketahui dikarenakan visual Gunung Semeru tertutup kabut. 

"Awan panas yang terjadi merupakan awan panas yang berlangsung secara beruntun, bukan kejadian tunggal. Awan panas masih berlangsung dengan amplitude maksimum 37 mm hingga laporan ini dibuat," ujar Wafid, Kamis (20/11/2025).

Aktivitas Gunung Semeru tersebut memperlihatkan aktivitas erupsi dan guguran lava masih terjadi, tetapi secara visual jarang teramati karena terkendala dengan kondisi cuaca.

"Dalam periode ini jumah gempa yang terekam menunjukkan bahwa aktivitas kegempaan di Gunung Semeru masih tinggi, terutama gempa Letusan, Guguran dan Harmonik," urainya. 

"Terjadi peningkatan kejadian Gempa Guguran dan berkorelasi dengan pengamatan visual, yang teramati bahwa kejadian guguran lava pijar semakin intensif terjadi ke arah Sungai Besuk Kobokan," ia menambahkan.

Suplai dari Bawah Permukaan Gunung

Menurut dia, gempa-gempa yang terekam mengindikasikan masih adanya suplai dari bawah permukaan Gunung Semeru bersamaan dengan pelepasan material ke permukaan melalui letusan dan hembusan.

"Nilai variasi kecepatan relatif menunjukkan pola penurunan, sejak pertengahan Oktober 2025 mengindikasikan adanya peningkatan tekanan di dekat permukaan tubuh gunung api. Pemantauan deformasi pada periode ini menunjukkan pola relatif stabil, mengindikasikan tidak adanya peningkatan tekanan dari bagian dalam tubuh gunung api," paparnya.

Berstatus Level IV

Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi maka PVMBG Badan Geologi meningkatkan aktivitas Gunung Semeru dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) dengan dua rekomendasi utama, yakni:

1. Masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Sungai Besuk Kobokan, sejauh 20 km dari puncak (pusat erupsi) dan di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Sungai Besuk Kobokan karena berpotensi dilanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 20 km dari puncak.

2. Masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Gunung Semeru Erupsi, Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat 7 Hari

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Alam Erupsi Gunung Semeru Tahun 2025 melalui Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/595/KEP/427.12/2025. Keputusan ini berlaku selama 7 hari, mulai 19 hingga 25 November 2025, sebagai langkah cepat dan terpadu dalam menghadapi dampak erupsi.

Erupsi pada 19 November 2025 membuat status Gunung Semeru naik menjadi level awas dan sempat mengganggu aktivitas warga di beberapa wilayah terdampak.

Menyikapi hal ini, Bupati Lumajang, Indah Amperawat menekankan bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama pemerintah. Penetapan status tanggap darurat dimaksudkan agar koordinasi antarinstansi berjalan efektif, evakuasi dapat dilakukan dengan lancar, dan warga tetap mendapatkan perlindungan maksimal.

“Setiap langkah yang diambil pemerintah bertujuan untuk melindungi masyarakat. Status tanggap darurat ini memastikan kita bisa bergerak cepat, tepat, dan terkoordinasi dalam menghadapi bencana,” tegas Indah dalam keterangannya, Rabu malam (19/11/2025).

Siapkan Pusat Pengungsian

Selain memastikan keselamatan, pemerintah juga menyiapkan pusat-pusat pengungsian yang nyaman dan aman, lengkap dengan layanan medis, logistik, dan informasi terkini bagi warga terdampak. Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan siap siaga mendampingi masyarakat selama masa tanggap darurat.

Indah menambahkan bahwa masyarakat diminta untuk tetap tenang dan mematuhi arahan pemerintah. Koordinasi antara desa, kecamatan, dan pemerintah kabupaten terus diperkuat agar tidak ada warga yang berada di zona merah atau wilayah berbahaya.

“Ketika kita bekerja bersama, solidaritas dan kesiapsiagaan akan menjadi kekuatan kita. Bencana bisa kita hadapi dengan kepala dingin dan langkah nyata,” ujar Indah .

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |