Emas Turun 1,8% Sepekan, Investor Menanti Hasil Pertemuan Trump-Putin

12 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia bergerak stabil pada perdagangan Jumat (15/8/2025), namun masih mencatatkan pelemahan mingguan seiring meredanya spekulasi penurunan suku bunga pasca rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan.

Fokus pasar kini beralih pada pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska.

Mengutip CNBC, Sabtu (16/8/2025), harga emas spot tercatat di level USD 3.336,66 per ons, nyaris tidak berubah dari hari sebelumnya, tetapi turun 1,8% sepanjang pekan. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS ditutup mendatar di USD 3.382,6 per ons.

Melemahnya dolar AS pada perdagangan Jumat membuat emas — yang berdenominasi dolar AS — menjadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Sentimen pasar sempat tertekan setelah data Kamis (14/8/2025) menunjukkan Indeks Harga Produsen (PPI) AS pada Juli melonjak ke level tertinggi dalam tiga tahun.

Berdasarkan data CME FedWatch, pelaku pasar kini menilai peluang 92,6% The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada September. Peluang penurunan 50 basis poin yang semula diantisipasi sebagian investor kini nyaris hilang.

Menanti Pertemuan Trump-Putin

Analis Senior FXTM Lukman Otunuga menjelaskan, pergerakan emas ke depan juga akan dipengaruhi hasil pertemuan puncak Trump-Putin.

“Meskipun harga emas stabil pada Jumat, tekanan tambahan bisa muncul tergantung pada bagaimana pertemuan berisiko tinggi di Alaska tersebut berlangsung,” ujarnya.

Trump menyebut pertemuan itu sebagai “high-risk summit” yang bertujuan membahas kesepakatan gencatan senjata di Ukraina.

Secara historis, ketidakpastian geopolitik dan suku bunga rendah menjadi faktor yang mendorong permintaan emas. Analis ANZ memperkirakan risiko makroekonomi dan geopolitik akan meningkat pada paruh kedua tahun ini, sehingga prospek emas sebagai aset safe haven tetap positif.

“Prospek bullish emas tetap terjaga, didukung oleh peluang kenaikan tarif, perlambatan ekonomi global, pelonggaran kebijakan moneter AS, dan pelemahan dolar AS yang berlanjut,” tulis ANZ dalam risetnya.

Harga Logam Lainnya

Sementara itu, data penjualan ritel AS menunjukkan pertumbuhan yang kuat pada Juli. Namun, pasar tenaga kerja yang melemah dan inflasi barang konsumsi berpotensi membatasi belanja konsumen pada kuartal ketiga.

Di pasar logam lainnya, perak spot turun tipis 0,1% menjadi USD 37,96 per ons dan melemah 1% secara mingguan. Platinum terkoreksi 1,5% ke USD 1.336,80 per ons, sedangkan paladium anjlok 2,6% menjadi USD 1.116,52 per ons.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |