Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) menunjukkan capaian kinerja positif dalam satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menegaskan bahwa kehadiran Kemenekraf kini menjadi salah satu mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah. Sektor ini berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), ekspor, investasi, dan penyerapan tenaga kerja.
Menurut Teuku Riefky, pada tahun 2025 Kemenekraf menargetkan nilai ekspor sebesar USD 26,44 miliar, naik sekitar 1 miliar dolar dari tahun sebelumnya.
“Berdasarkan data BPS, sepanjang tahun 2024 nilai ekspor ekraf menyumbang lebih dari 9 persen terhadap total ekspor nasional. Pada pertengahan tahun 2025, nilainya mencapai USD 13 miliar atau sekitar Rp 215 triliun, setara dengan 50 persen target tahun ini,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (20/10/2025).
Peningkatan ini menjadi bukti kuat bahwa ekonomi berbasis kreativitas dan inovasi tengah tumbuh pesat di berbagai subsektor, mulai dari aplikasi, fesyen, kuliner, hingga kriya.
Investasi
Selain ekspor, investasi di sektor ekonomi kreatif juga mencatat kenaikan signifikan. Hingga pertengahan 2025, total investasi mencapai Rp 90,12 triliun, atau 66 persen dari target nasional, dengan kontribusi 9 persen terhadap total realisasi investasi nasional.
“Angka ini menggambarkan kepercayaan investor terhadap potensi industri kreatif Indonesia,” ujar Teuku Riefky.
Subsektor yang paling berkontribusi antara lain aplikasi, fesyen, kuliner, dan kriya. Sementara itu, sektor gim, musik, dan film—termasuk animasi—juga mengalami pertumbuhan yang pesat. Pertumbuhan ini diperkirakan berdampak langsung terhadap peningkatan kapasitas ekspor, pembukaan pasar global, dan penyerapan tenaga kerja di berbagai daerah.
Pada 2024, ekonomi kreatif mencatat pertumbuhan PDB 5,69 persen dengan 26,47 juta tenaga kerja, mayoritas dari kalangan muda dan perempuan. Jumlah ini melampaui target tahun 2025 sebesar 25,55 juta orang.
Penyebaran Pengembangan Ekonomi Kreatif
Berdasarkan data Ekrafhub per 20 Oktober 2025, pelaku ekonomi kreatif di Indonesia paling banyak tersebar di wilayah prioritas pengembangan ekonomi kreatif. Jawa Barat mendominasi dengan 24,29 persen, disusul DKI Jakarta 16,08 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta 9,87 persen, Jawa Tengah 8,90 persen, dan Jawa Timur 6,76 persen.
“Kami percaya, keberhasilan ekonomi kreatif tidak lepas dari sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, lembaga keuangan, akademisi, media, komunitas, serta asosiasi kreatif. Kolaborasi ini menjadi kunci agar produk Indonesia mampu bersaing di kancah global,” tegas Teuku Riefky.
Kinerja ini menegaskan bahwa selama satu tahun pemerintahan Prabowo–Gibran, sektor ekonomi kreatif telah tumbuh menjadi pilar strategis pembangunan nasional. Melalui delapan kluster program Asta Ekraf, pemerintah berkomitmen memperkuat inovasi, memperluas jejaring global, dan menjadikan ekonomi kreatif sebagai the new engine of growth bagi Indonesia.