Dari Riset ke Industri, Biopac Ubah Rumput Laut Jadi Kemasan Ramah Lingkungan dan Berdaya Saing Global

2 days ago 10

Liputan6.com, Jakarta Lonjakan sampah plastik yang sulit terurai tidak hanya menjadi isu lingkungan, tetapi juga ancaman kesehatan. Mikroplastik dan nanoplastik yang terbawa melalui makanan, air, hingga garam dapat masuk ke tubuh manusia. Melihat tantangan tersebut, Biopac menawarkan solusi lewat kemasan ramah lingkungan berbasis rumput laut, sekaligus membuka peluang bagi petani lokal dan mendorong optimalisasi sumber daya alam Indonesia.

Biopac didirikan oleh Dr. Noryawati Mulyono sejak tahun 2019 dan berbasis di Tangerang Banten. Sebelum terjun ke industri manufaktur kemasan ramah lingkungan, Noryawati telah melakukan penelitian tentang bioplastic sejak tahun 2010, yang kemudian menjadi dasar pengembangan Biopac.

Melalui Biopac, Noryawati berkomitmen mengatasi masalah sampah plastik sekali pakai tanpa mengorbankan kepraktisan dan kenyamanan konsumen. 

"Produk Biopac merupakan hasil riset yang saya kembangkan ketika masih menjadi dosen di Fakultas Bioteknologi Atmajaya, dengan bantuan dana riset dari L'Oréal-UNESCO For Women in Science pada tahun 2010. Misi saya adalah untuk mengurangi sampah plastik karena plastik ini menjadi kemasan yang tidak pernah dapat terhindarkan. Di sisi lain sampah bukan hanya menjadi masalah lingkungan, tetapi juga kesehatan," kata Noryawati saat ditemui dalam acara BRI UMKM EXPO(RT) 2025 yang berlangsung di ICE BSD Hall 5, Tangerang, Banten, Kamis, (30/1/2025).

Biopac menyediakan berbagai kemasan ramah lingkungan berbagai bentuk dan ukuran. Mulai dari lembaran, sachet, puch, kantong belanja, kantong teh celup hingga cup ramah lingkungan, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan penambahan logo untuk branding.

Kantong teh celup dan cup merupakan inovasi terbaru dari Biopac untuk mendukung kemasan ramah lingkungan.

"Kita merambah ke tea bag atau kantong teh celup. Kita kembangkan produk ini karena tanpa disadari, banyak konsumen yang mengonsumsi teh celup yang mengandung mikroplastik dan nanoplastik akibat pemanasan air. Hal yang sama juga berlaku pada yang kopi panas," ujarnya.

Noryawati menyebutkan harga produk Biopac mulai dari yang terkecil Rp280 hingga paling besar seharga Rp4.000. Target pasar Biopac mencakup berbagai sektor bisnis dan rumah tangga yang membutuhkan kemasan sekali pakai. 

"Bagi mereka yang sulit menghindari penggunaan kantong plastik, tersedia alternatif kantong belanja ramah lingkungan dari Biopac untuk bisa mengurangi pemakaian plastik," sebutnya.

Selain itu, Biopac juga menghadirkan inovasi coating powder, pelapis buah yang praktis, yang dapat digunakan para petani dan pelaku bisnis buah-buahan. Coating powder dari BioPak membantu memperlambat munculnya bintik hitam, mengurangi penggunaan plastik wrapping di pasar modern.

Raih Penghargaan Dunia dan Ekspansi ke Pasar Global

Seiring perkembangannya, Biopac berhasil merambah pasar internasional dan mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi, seperti Inventor Award, Ocean Innovation Prize 2021, ASEAN Smart Cities Partnership 2022, dan The SUP Challenge 2022. Prestasi ini menunjukkan bahwa inovasi kemasan ramah lingkungan dari Indonesia mampu bersaing di kancah global.

Hingga saat ini, Biopac telah dipasarkan ke 26 negara. Kapasitas produksi dan volume penjualan pada tahun 2024 meningkat signifikan sebesar 40 kali lipat dibandingkan saat pertama kali launching produk pada awal 2020. Pencapaian tersebut tak lepas dari dukungan tenaga produksi dan tim marketing yang mencapai 25 pekerja.

"Dari sisi kapasitas produksi dan volume penjualan Biopac meningkat 40 kali lipat. Namun, dari sisi omzet secara nominal tidak melonjak drastis. Peningkatannya tidak sampai 5 kali lipat karena kita sudah menurunkan harga jual jauh sekali," 

Dengan harga jual yang rendah, Nuryawati mengklaim bahwa produk Biopac paling murah di dunia. 

"Biopac ini kemasan ramah lingkungan termurah di dunia dengan sertifikasi terlengkap. Kenapa bisa? Karena kita mendapatkan funding dan bisa meng-apply sertifikasi. Jadi harga jual produk kita rendah tapi dengan sertifikat yang lebih lengkap," ujarnya.

Peran BRI Bagi Biopac Menembus Pasar Global

Keberhasilan Biopac menembus pasar internasional dan memiliki buyer dari berbagai negara tidak terlepas dari peran BRI. Noryawati menyebutkan bahwa Biopac sudah tiga kali mengikuti pameran UMKM EXPORT yang diselenggarakan oleh BRI.

"Terima kasih BRI yang sangat perhatian pada UMKM, termasuk Biopac. Ini adalah tahun ketiga kami mengikuti pameran. Luar biasa, jumlah UMKM yang disupport setiap tahunnya meningkat. Selain kesempatan untuk menampilkan produk, pameran ini juga membuka peluang kolaborasi dan business matching dengan buyers dari dalam maupun luar negeri," ujar Noryawati.

Noryawati menambahkan bahwa business matching yang diinisiasi oleh BRI sangat penting untuk mendukung hubungan bisnis antar perusahaan (B2B). Selain itu, promosi melalui media sosial BRI juga telah meningkatkan eksposur produk-produk Biopac.

Tidak hanya itu, layanan dan produk-produk BRI juga sangat membantu kelancaran transaksi Biopac, baik dengan konsumen maupun dengan para petani di daerah.

"BRI selama ini menjadi bank yang sangat dekat dengan masyarakat, termasuk para petani rumput laut di daerah-daerah yang rata-rata menggunakan layanan BRI. Sebagian besar transaksi Biopac juga menggunakan BRI," jelasnya.

Menurut Noryawati, BRI telah memberikan dampak yang sangat besar bagi kemajuan UMKM Indonesia dan menjadi mitra terpercaya dalam urusan finansial. Oleh karena itu, ia berharap BRI terus memberikan dukungan bagi UMKM.

"Dengan market Biopac yang sangat besar dan potensial untuk bertumbuh, tidak menutup kemungkinan kami akan membutuhkan pendanaan tambahan. Bila saat itu tiba, pertama kali kami akan kunjungi BRI untuk mendapatkan dukungan finansial," ujarnya.

(*)

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |