Dari Penghasilan hingga Gaya Hidup, Ini Masalah Finansial yang Paling Sering Bikin Cerai

Liputan6.com, Jakarta - Pengacara perceraian selebritas, Jackie Combs, mengungkap alasan utama mengapa banyak pasangan memutuskan untuk berpisah. Dalam delapan tahun kariernya di bidang hukum keluarga, Combs telah menangani berbagai kasus perceraian, termasuk klien berprofil tinggi seperti model Emily Ratajkowski dan penata rambut ternama Chris Appleton.

“Sebagian besar klien saya memiliki kekayaan bersih lebih dari USD 25 juta,” kata Combs yang bekerja di firma hukum Blank Rome, dikutip dari CNBC, Jumat (7/11/2025).

Kliennya kebanyakan berasal dari kalangan muda, terutama generasi milenial dan Gen Z. Menurut Combs, dari sekian banyak alasan perceraian, kurangnya komunikasi adalah penyebab paling besar.

“Saya pikir itu akar dari banyak masalah,” ujarnya kepada CNBC Make It.

Combs mengaku memiliki hubungan yang sangat dekat dengan para kliennya.

“Sebagai penasihat hukum, saya seperti berada di kamar tidur dan rekening bank setiap klien,” ujarnya sambil menggambarkan betapa dalamnya ia memahami kehidupan pribadi para kliennya.

Combs menjelaskan, kegagalan berkomunikasi biasanya berakar pada perbedaan pandangan soal keuangan. “Kadang pasangan tidak sejalan dalam hal gaya hidup atau kebiasaan belanja,” katanya.

Misalnya, satu pihak senang membeli kopi mahal setiap pagi, sementara pasangannya lebih memilih membuat kopi di rumah. Hal sederhana seperti ini bisa berkembang menjadi pertengkaran besar jika tidak dibicarakan dengan baik.

Perbedaan nilai juga sering menjadi sumber masalah—mulai dari cara mendidik anak, prioritas kegiatan bersama, hingga rencana masa depan keluarga.

“Kalau kalian bisa berkomunikasi dengan baik, apa pun masalahnya bisa dihadapi bersama,” ujar Combs menekankan pentingnya komunikasi terbuka dalam hubungan.

Pandangan Combs juga sejalan dengan pengacara perceraian selebritas lainnya, Laura Wasser, yang mengatakan bahwa komunikasi buruk adalah penyebab utama banyak pasangan berpisah.

“Saat hubungan baik-baik saja, banyak pasangan lupa melatih kemampuan berkomunikasi. Akibatnya, ketika masalah datang, mereka tidak tahu harus bicara bagaimana,” jelas Wasser.

Wasser menyarankan agar pasangan membicarakan hal-hal penting sejak awal, seperti rencana pendidikan anak, peran orang tua di masa tua, hingga keuangan bersama.

Sementara itu, pengacara keluarga Padideh Jafari menambahkan pentingnya diskusi jujur sebelum menikah.

“Tanyakan hal-hal dasar seperti nilai kredit, pandangan soal agama, atau bahkan perjanjian pranikah,” ujarnya.

Pada akhirnya, kata Combs, komunikasi adalah kunci. “Kalau bisa saling terbuka dan berbicara dengan jujur, kalian bisa melewati badai apa pun,” tutupnya.