Liputan6.com, Jakarta Dana Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebaiknya tidak dianggap sebagai dana tambahan untuk konsumsi, melainkan sebagai peluang untuk memperbaiki kondisi keuangan. Financial Planner Finante, Jufti Achmadi Hakim, CFP®, menyarankan agar dana ini digunakan secara strategis.
“Seperti melunasi utang jika ada, atau untuk menurunkan rasio hutang yang lebih dari 30% menjadi lebih rendah,” ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (18/6/2025).
BSU 2025 bisa menjadi alat bantu untuk memperbaiki struktur keuangan pribadi, terutama jika digunakan untuk kebutuhan pokok dan pengembangan diri. Ia menekankan pentingnya memiliki rencana keuangan yang sehat sebelum menggunakan dana tersebut. Jika kebutuhan mendesak sudah terpenuhi, dana BSU idealnya dialihkan untuk menambah tabungan darurat atau investasi.
"Dana ini hanya diberikan selama dua bulan dan jumlahnya terbatas. Maka, pengelolaannya harus mengacu pada budgeting bulanan yang sehat agar tidak terjebak pada gaya hidup yang tidak sesuai," kata Jufti.
Lebih lanjut, Bantuan Subsidi Upah bisa menjadi momentum bagi pekerja untuk menata kembali anggaran rumah tangga. Artinya, penggunaan dana BSU harus selaras dengan tujuan keuangan jangka panjang, bukan semata kebutuhan sesaat. “Kelebihan uang dari BSU bisa digunakan untuk pengembangan diri maupun dana darurat atau investasi,” imbuhnya.
Kesalahan Umum: BSU Cepat Habis karena Tanpa Perencanaan
Salah satu kesalahan umum saat menerima BSU adalah menggunakannya untuk belanja impulsif. Menurut Jufti, banyak pekerja yang tidak membuat anggaran terlebih dahulu sehingga dana tersebut cepat habis tanpa arah.
“Menggunakan dana untuk konsumsi tidak penting, seperti belanja impulsif atau hiburan berlebihan,” kata dia. Selain itu, banyak juga yang mengabaikan prioritas kebutuhan utama. Hal ini terjadi karena tidak adanya pemetaan kebutuhan yang jelas, sehingga pembayaran utang atau alokasi dana darurat kerap terlewatkan.
Padahal, dalam banyak kasus, BSU bisa menjadi satu-satunya cadangan dana yang dimiliki pekerja dalam waktu dekat. Tanpa perencanaan, dana BSU rentan terbuang percuma.
“Terkadang karyawan juga menunda bayar utang atau tidak menyisihkan untuk darurat,” lanjut Jufti. Ia mengingatkan, ketidaksiapan mengelola dana tambahan justru dapat memperparah kondisi finansial, terutama jika digunakan secara tidak produktif.
Ini Urutan Prioritas Pengeluaran Dana BSU
Untuk menghindari pemborosan, Jufti menyusun lima prioritas penggunaan BSU. Pertama, kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, listrik, dan air harus dipenuhi lebih dulu. Kedua, aspek kesehatan dan keamanan, termasuk obat-obatan dan transportasi yang aman. “Ini penting agar dana digunakan secara efektif untuk bertahan dalam kondisi mendesak,” jelasnya.
Ketiga, kewajiban finansial seperti cicilan atau pinjaman harus dilunasi. Keempat, jika memungkinkan, sebagian dana disimpan untuk dana darurat guna menghadapi kebutuhan tak terduga. Terakhir, alokasikan untuk pengembangan diri, seperti pendidikan atau pelatihan kerja yang berpotensi meningkatkan pendapatan. Namun, di atas semua itu, yang paling penting adalah pola pikir.
“Lebih penting dari semuanya adalah mempunyai mindset untuk mengatur anggaran sesuai dengan gaji tanpa BSU, sehingga BSU benar-benar digunakan untuk emergency,” tegasnya. Dengan cara ini, dana bantuan tidak hanya bersifat konsumtif tetapi bisa menunjang kestabilan keuangan dalam jangka lebih panjang.
Kelola BSU Meski Gaji Pas-pasan, Ini Tipsnya
Bagi penerima BSU dengan penghasilan bulanan pas-pasan, pengelolaan dana menjadi kunci utama. Jufti menyarankan untuk segera membuat anggaran yang mencakup semua pengeluaran rutin. “Alokasikan dana BSU sesuai kebutuhan, jangan langsung dihabiskan,” kata dia.
Dengan begitu, dana bantuan bisa bertahan lebih lama dan digunakan lebih efisien. Ia juga menyarankan agar penerima bantuan membatasi cicilan hingga maksimal 30% dari penghasilan dan tetap menyisihkan minimal 10% untuk tabungan.
“Kalau tidak bisa menabung, minimal anggaran bulanan tidak minus,” tambahnya. Ini penting agar penerima tidak terjebak dalam utang baru usai menerima bantuan. Selain itu, penerima BSU dianjurkan untuk mencari peluang tambahan penghasilan, seperti pekerjaan sampingan atau usaha kecil.
“Pantau pengeluaran harian agar tidak melebihi anggaran,” kata Jufti. Menurutnya, bantuan seperti BSU tidak seharusnya dijadikan tumpuan utama, tetapi dimanfaatkan sebagai momentum memperkuat fondasi keuangan pribadi.