Liputan6.com, Jakarta Di tengah kenaikan biaya hidup dan ketidakpastian ekonomi global yang terus memberatkan kondisi finansial, sebagian orang berpendapat bahwa pindah ke luar negeri justru menjadi salah satu alternatif untuk meringankan pengeluaran mereka. Beberapa orang memilih untuk menjadi ekspatriat.
Dikutip dari CNBC, Jumat (5/9/2025), dalam lima tahun terakhir, Vietnam meraih posisi teratas sebagai negara dengan biaya hidup paling terjangkau bagi para ekspatriat.
Berdasarkan studi Expat Insider 2025 yang dirilis oleh InterNations, platform online dan komunitas global untuk ekspatriat, Negeri Naga Biru ini menduduki peringkat pertama dari 46 negara tujuan dalam aspek finansial.
Riset tahunan ini telah diselenggarakan sejak 2014 dan telah mengumpulkan lebih dari 10.000 tanggapan ekspatriat yang mewakili 172 kebangsaan. Para ekspatriat ini tinggal tersebar di berbagai negara seluruh dunia.
Hasil survei ini menunjukkan bagaimana Vietnam konsisten mempertahankan daya tariknya sebagai negara tujuan yang ramah bagi kondisi finansial para ekspatriat dengan biaya kehidupan lebih terjangkau dibanding negara asal mereka.
Dalam survei ini, ekspatriat diminta menilai tingkat kepuasan mereka terhadap kondisi finansial, pengeluaran harian, serta sejauh mana sisa pendapatan dapat menjamin kehidupan yang nyaman di negara tempat mereka tinggal.
Daftar 10 Negara dengan Biaya Hidup Terjangkau
Menurut InterNations, berikut 10 negara tujuan dengan biaya hidup terjangkau bagi ekspatriat di tahun 2025:
- Vietnam
- Kolombia
- Panama
- China
- Thailand
- Indonesia
- Filipina
- Meksiko
- Malaysia
- Brasil.
Asia Mendominasi
Ketika berbicara mengenai aspek finansial bagi ekspatriat, negara-negara di wilayah Asia cenderung mendominasi. Lima dari 10 negara teratas berasal dari kawasan Asia Tenggara, yakni Vietnam, Thailand, Indonesia, Filipina, dan Malaysia.
Dominasi ini menunjukkan daya tarik kawasan Asia Tenggara sebagai negara tujuan yang menawarkan keseimbangan antara kualitas hidup yang baik dengan biaya operasional yang relatif terjangkau bagi para ekspatriat.
Dibandingkan dengan tahun 2024, sembilan negara dalam 10 besar berhasil mempertahankan posisinya. Menurut laporan tersebut, hanya Malaysia (peringkat ke-9) yang menjadi pendatang baru setelah naik dari posisi ke-11 tahun lalu. Yang menarik, tidak ada satu pun negara Eropa yang masuk dalam daftar ini.
Di Vietnam, 89% responden merasa puas pada aspek pengeluaran harian, sementara 87% responden menyatakan sisa pendapatan mereka cukup atau lebih dari cukup untuk menjalani kehidupan yang nyaman. Angka ini jauh melampaui rata-rata global yang hanya 40% dan 69%.
Keleluasaan dalam segi finansial mungkin juga menjelaskan mengapa sebagian ekspatriat memilih untuk menetap di negara tersebut. Data menunjukkan 54% dari mereka sudah tinggal selama lebih dari lima tahun, dan 30% berkeinginan untuk menetap selamanya.
Kolombia dan Panama menempati posisi kedua dan ketiga secara berturut-turut.
92% ekspatriat di Kolombia menyatakan bahwa pendapatan yang mereka miliki sudah cukup untuk hidup nyaman, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata global yang hanya 69 persen.
10 Negara dengan Biaya Hidup Termahal
Berdasarkan survei InterNations, berikut 10 negara dengan biaya hidup termahal untuk ekspatriat pada tahun 2025:
- Norwegia (peringkat 37 dari 46 secara global)
- Australia
- Irlandia
- Korea Selatan
- Singapura
- Qatar
- Turki
- Finlandia
- Inggris
- Kanada (Biaya hidup paling tinggi)
Berdasarkan data survei, Kanada dan Inggris menempati posisi terbawah dalam aspek finansial, dengan 62% dan 61% ekspatriat menyatakan tidak puas dengan pengeluaran harian disana. Angka tersebut jauh di atas rata-rata global sebesar 40%.
Terdapa tiga negara baru yang masuk dalam dalam list 10 besar negara dengan biaya hidup termahal tahun ini.
Menurut data tersebut, Qatar (peringkat 42) dan Australia (peringkat 38) merosot ke posisi bawah, sementara Korea Selatan (peringkat 40) mengalami penurunan drastis yakni 25 peringkat dari tahun 2024
Amerika Serikat menempati peringkat 35 dari 46 negara secara global dalam aspek finansial pada studi ini, nyaris masuk 10 besar terburuk.
Hasil survei ini memberikan gambaran nyata tentang tantangan finansial yang dihadapi ekspatriat di berbagai negara maju, terutama terkait inflasi dan kenaikan biaya hidup pasca-pandemi.