Liputan6.com, Jakarta Harga BBM atau bahan bakar minyak di SPBU Pertamina, Shell, bp, dan Vivo terpantau stabil pada pekan ketiga Oktober, meskipun kelangkaan masih terjadi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta.
Dikutip dari Antara, Senin (13/10.2025), tercatat harga Pertamina Dex Series dan Pertamax Series stabil sejak awal Oktober. Harga BBM jenis Dexlite (CN 51) sempat mengalami peningkatan menjadi Rp13.700 per liter dari Rp13.600 per liter apabila dibandingkan pada September.
Rincian harga BBM Pertamina (Jakarta) adalah sebagai berikut:
- Pertalite: Rp10.000 per liter;
- Solar Subsidi: Rp6.800 per liter;
- Pertamax: Rp12.200 per liter;
- Pertamax Turbo: Rp13.100 per liter;
- Pertamax Green: Rp13.000 per liter;
- Dexlite: Rp13.700 per liter; dan
- Pertamina Dex: Rp14.000 per liter.
Sementara itu, harga BBM di SPBU Shell juga stabil di tengah-tengah isu kelangkaan sejak pertengahan Agustus, dengan jenis Shell Super dipatok Rp12.890 per liter pada Oktober 2025.
Adapun rincian harga BBM Shell sebagaimana yang dikutip dari laman resmi SPBU Shell adalah sebagai berikut:
- Super: Rp12.890 per liter;
- V-Power: Rp13.420 per liter;
- V-Power Diesel: Rp14.270; serta
- V-Power Nitro+: Rp13.590 per liter.
Harga BBM BP dan Vivo
Selanjutnya, harga BBM di SPBU bp turut stabil sejak awal Oktober. Berikut ini adalah rincian harga BBM di SPBU BP:
- BP Ultimate: Rp13.420 per liter;
- BP 92: Rp12.890 per liter; dan
- BP Ultimate Diesel: Rp14.270 per liter.
Selaras dengan Shell dan bp, harga BBM di SPBU Vivo turut stabil sejak awal Oktober 2025.
Berikut ini adalah rincian harga BBM di SPBU Vivo:
- Revvo 90: Rp12.810 per liter;
- Revvo 92: Rp12.890 per liter;
- Revvo 95: Rp13.420 per liter; serta
- Diesel Primus Plus: Rp14.270 per liter.
Respons Video Viral TikTok, Pertamina Stop Setor Pertalite ke 1 SPBU di Jayapura
Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga merespons video viral di TikTok terkait adanya mobil Avanza diduga mengisi BBM Jenis Pertalite (RON 90) secara tidak wajar di SPBU 84.99102 di Kota Jayapura, Papua.
Menindaki kasus tersebut, Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku menindak tegas dengan memberikan sanksi kepada SPBU. Berupa surat peringatan disertai penghentian penyaluran BBM Pertalite sampai 30 hari ke depan, dan akun pengguna QR Code mobil dilakukan pemblokiran.
Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun menyatakan, pihaknya bakal menindak tegas setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pihak SPBU. Dengan memberikan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Pemberian sanksi ini sebagai bukti nyata komitmen Pertamina Patra Niaga untuk terus berbenah dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat di seluruh wilayah Indonesia", ujar Roberth, Sabtu (11/10/2025).
Sementara Area Manager Comm, Rel dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Maluku Papua Ispiani Abbas mengemukakan, penjualan BBM di SPBU wajib mengikuti ketentuan yang berlaku.
"Kami tidak mentolerir seluruh praktik penyaluran yang menyimpang. Apabila ditemukan indikasi pelanggaran, kami akan segera menindaklanjuti dengan pemeriksaan internal dan jika ditemukan pelanggaran akan diberikan sanksi kepada SPBU sesuai dengan aturan yang berlaku," tegasnya.
Pertalite Tak Dicampur Etanol
Pertamina Patra Niaga lun menegaskan bahwa produk BBM Pertalite (RON 90) yang saat ini beredar di seluruh SPBU Pertamina tidak diproduksi dengan tambahan etanol.
Penegasan ini disampaikan menyusul beredarnya informasi di media sosial yang menyebutkan bahwa Pertalite telah dicampur dengan etanol. Pertamina Patra Niaga memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar dan menyesatkan.
Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV menjelaskan, Pertalite merupakan produk bensin RON 90 yang berasal dari hasil pencampuran komponen hidrokarbon eks kilang (gasoline base), bukan dari bioetanol. Hal ini dapat dibuktikan melalui uji laboratorium resmi.
"Pertamina Patra Niaga memastikan seluruh produk BBM, termasuk Pertalite, diproduksi dan didistribusikan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Tidak ada penambahan etanol dalam proses produksi maupun distribusi Pertalite," ujarnya beberapa waktu lalu.