Daftar Barang Indonesia yang Kena Tarif Super Tinggi 47% dari Trump

8 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pembicaraan utama dalam negosiasi tarif dengan Amerika Serikat (AS) adalah penerapan tarif yang tinggi untuk sejumlah produk ekspor utama Indonesia, seperti garmen, alas kaki, tekstil, furnitur, dan udang. Bahkan nilai tarif yang dibebankan ke Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara di Asia Tenggara lainnya. 

Airlangga Hartarto mengungkapkan, saat ini produk garmen, alas kaki, tekstil, furnitur, dan udang asal Indonesia dikenakan tarif masuk yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara pesaing, baik dari kawasan ASEAN maupun negara Asia lainnya di luar ASEAN.

"Sekarang untuk produk ekspor utama Indonesia seperti garmen, alas kaki, tekstil, furnitur, dan udang itu menjadi produk yang Indonesia mendapatkan tarif biaya masuk lebih tinggi dibandingkan beberapa negara bersaing baik dari ASEAN maupun non-ASEAN negara Asia yang lain," kata dia dalam konferensi pers perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia - AS, secara virtual, dikutip Sabtu (19/4/2025).

Menurut Airlangga, dengan diberlakukannya tambahan tarif sebesar 10% selama 90 hari, beban biaya ekspor Indonesia semakin meningkat. Ia pun merinci, tarif rata-rata produk tekstil dan garmen Indonesia saat ini berkisar antara 10% hingga 37%. Dengan tambahan 10%, maka tarif efektif yang harus dibayar menjadi 20% hingga 47%.

"Nah, dengan berlakunya tarif selama 90 hari untuk 10%. Maka tarif rata-rata Indonesia yang untuk khusus di textile garment ini kan antara 10 sampai dengan 37%, maka dengan diberlakukannya 10% tambahan maka tarifnya itu menjadi 10 ditambah 10 ataupun 37 ditambah 10," jelasnya.

Untuk itu, pemerintah terus melakukan negosiasi dengan perwakilan Presiden Donald Trump agar dapat mengurangi beban tarif bagi Indonesia. Airlangga ingin agar beban tarif impor yang diberikan terhadap Indonesia tidak lebih tinggi dari negara industri pesaing.

"Saya juga dalam rangka negosiasi ini juga menyampaikan pentingnya memperkuat kerja sama pendidikan, sains, dan ekonomi digital, penerapan tarif yang lebih rendah dari negara kompetitor, dan juga pentingnya memastikan ketahanan rantai pasok dan menjaga economic security (keamanan ekonomi," tandasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |