Capai Swasembada Energi, Wilayah Ini Potensial Dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

5 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan energi nuklir dinilai sebagai salah satu solusi strategis bagi Indonesia dalam mencapai swasembada energi nasional. Selain murah dan efisien, nuklir juga dinilai mampu memperkuat ketahanan energi di tengah meningkatnya kebutuhan listrik dan keterbatasan sumber daya fosil.

“Kalau berbicara soal energi, terutama untuk kelistrikan, pengembangan potensi nuklir itu sangat penting. Orang yang memiliki konsentrasi di bidang energi pasti setuju soal nuklir,” kata Pakar energi Andi Jumardi, dikutip Sabtu (18/10/2025).

Andi menilai, Kalimantan menjadi salah satu wilayah potensial untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) karena kondisi geologinya relatif aman dari gempa. Andi menjelaskan, hasil penelitian menunjukkan Kalimantan Barat memiliki cadangan uranium yang bisa diperkaya dan memenuhi kriteria keekonomian untuk mendukung proyek PLTN nasional.

“Saya pernah terlibat dalam penelitian tentang small modular reactor dan uranium yang diperkaya. Yang lebih potensial untuk pengembangan PLTN justru di Kalimantan Barat, karena di sana ada cadangan uranium yang bisa memenuhi aspek keekonomian,” ujarnya.

Harga Listrik dari PLTN Lebih Murah

Senada dengan Andi, Ekonom Purwadi Purwoharsojo menyebut energi nuklir justru bisa menjadi solusi “manusiawi” untuk kesejahteraan rakyat. Sebab selain bakal membuat listrik menjadi murah, PLTN juga rendah emisi.

Ia menilai riset-riset Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sudah sangat maju, namun belum diimplementasikan secara serius. Sehingga, saat ini teknologi nuklir sudah jauh lebih aman dengan sistem modular generasi keempat yang efisien dan minim risiko.

“BATAN itu seperti orang yang disuruh latihan tinju, tapi nggak pernah naik ring. Sampai hasil riset teman-teman BATAN itu sudah sampai tembus plafon risetnya,” kata Purwadi.

Ia juga menyinggung pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi terbarukan yang pernah disampaikan Presiden pertama RI, Soekarno. Para akademisi di kampus pun juga sudah menunggu lampu hijau dari pemerintah untuk pemanfaatan nuklir.

“Teman-teman Himpunan Mahasiswa Nuklir itu menunggu statement tentang Indonesia ‘go nuclear’. Padahal Soekarno itu pernah bilang tahun 1965, beliau sudah membayangkan suatu saat kita akan perlu nuklir,” ujarnya.

Indonesia Siap Bangun Pembangkit Nuklir, Gandeng Jepang dan AS

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah bersama Jepang dan Amerika Serikat telah menuntaskan studi kelayakan (feasibility study/FS) terkait pengembangan reaktor modular kecil (Small Modular Reactor/SMR) untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Menurut Airlangga, energi nuklir akan menjadi salah satu solusi penyediaan energi bersih di Indonesia. Namun, ia menekankan proses pembangunan membutuhkan waktu cukup panjang, yakni sekitar tujuh hingga delapan tahun.

“(Energi nuklir) ini juga menjadi salah satu (pengembangan proyek kerja sama) yang kemarin sudah di MoU (Memorandum of Understanding/Nota Kesepahaman)-kan dengan Amerika dan Jepang, yang mana (terkait) teknologinya. Sekarang feasibility study-nya sudah selesai,” jelas Airlangga dikutip dari Antara, Rabu (17/9/2025).

Tahap selanjutnya, pemerintah akan menyiapkan perizinan konstruksi dan legalitas lain yang dibutuhkan. Airlangga menambahkan, teknologi SMR mampu menghasilkan listrik hingga 700 Megawatt (MW) dalam kurun empat tahun.

“Dan kalau kita mau naikkan lagi skalanya, dia (teknologi tersebut) seperti cartridge (tangki penyimpanan) yang bisa ditambahkan dari 70 MW menjadi 140 MW, (dan dari) 140 MW menjadi 220 MW,” ujarnya.

Peta Jalan Pengembangan PLTN

Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan peta jalan pengembangan PLTN telah disusun hingga 2034 dengan kapasitas mencapai 500 MW. Dari total tersebut, 250 MW akan dibangun di Sumatera dan sisanya di Kalimantan dengan memanfaatkan teknologi SMR.

Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, juga disebut memiliki potensi uranium sebesar 24.112 ton yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar reaktor nuklir.

Adapun pengembangan PLTN ini akan dikerjakan oleh PT PLN Indonesia Power, anak usaha PLN, bekerja sama dengan perusahaan asal AS, NuScale Power LLC, serta perusahaan asal Jepang, JGC Corporation.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |