Bulan Inklusi Keuangan Diharapkan Mampu Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

23 hours ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah melaksanakan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) dan puncaknya dikemas pada Fine Expo 2025 di Tunjungan Plaza, Surabaya, Jawa Timur. Pada BIK tahun ini diyakini sektor jasa keuangan dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan, kegiatan inklusi dan literasi keuangan pada BIK yang dilakukan OJK bersinergi dengan stakeholders lain penting diberikan untuk membantu meningkatkan PDB nasional. Menurutnya, sektor jasa keuangan memiliki potensi di tiap daerah hingga berimbas pada perekonomian nasional.

"Sebagai informasi saja, kalau seluruh aset dari perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan ini digabungkan maka nilainya asetnya, walaupun memang mungkin ada kemungkinan double counting, itu sekitar 145 persen dari PDB nasional. Jadi lebih besar dari perekonomian nasional," ujar Mahendra, Jumat (24/10/2025).

Mahendra mencontohkan, Jawa Timur menjadi wilayah yang dinamis pada perekonomian, perdagangan, perhubungan, dan menjadi transit hub dari berbagai produk, perdagangan, komoditas. Melihat hal itu, turut berdampak pada sektor jasa keuangan yang berlipat lebih besar dari PDB.

"Jadi memang itu potensi dari sektor jasa keuangan yang menjadi harapan kita semua untuk mencapai hal tadi, tidak terelakkan bahwa tingkat inklusi dan tingkat literasi dari individu warga di wilayah dan lokasi tadi harus terus membaik, dengan begitu makin paham dan makin tinggi tingkat pemanfaatan atau utilisasi dari sektor jasa keuangannya," terang Mahendra.

Promosi 1

Tak Sekedar Punya Rekening

Mahendra menilai, adanya program satu rekning satu pelajar di wilayah Jawa Timur, secara tidak langsung meningkatkan inklusi dan literasi keuangan. Pemberian pemahaman literasi keuangan kepada pelajar tidak hanya sekedar memiliki rekening, namun kedepannya pelajar dapat memanfaatkan untuk pembiayaan maupun investasi.

"Pada saat nanti pelajar memanfaatkannya dalam berbagai macam, bukan hanya untuk simpanan tapi untuk pembiayaan, juga untuk kemungkinan rekening melakukan investasi di pasar modal, di pasar saham, di obligasi, kemudian masuk ke penggunaan asuransi, masuk kepada pembiayaan untuk beli kendaraan, masuk juga kepada fungsi-fungsi penjaminan dan banyak lagi," ucap Mahendra.

Inklusi dan literasi keuangan yang dilakukan OJK melalui BIK dapat meningkatkan PDRB nasional, yang besar menjadi modal dasar OJK bergerak pada kemanfaatan utilisas yang lebih tinggi.

"Program literasi inklusi dapat memperkuat momentum semangat dan komitmen kita untuk menjadikannya lebih kuat lagi ke depannya," tutur Mahendra.

Jumlah Penduduk Besar Jadi Potensi

Sementara, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi BIK yang dilakukan OJK, salah satunya di Jawa Timur. Diketahui, Jawa Timur memiliki luas 36,7 persen luas pulau Jawa, memiliki 38 kabupaten dan kota menjadikan terbanyak di Indonesia.

"Desa dan kelurahannya terbanyak se-Indonesia, yakni 8.494. Kemudian kontribusi terhadap PDB secara nasional 14,44 persen, kontribusi kalau se-Jawa 25,36 persen. Dan untuk jalur tol laut, dari 39 jalur tol laut, 21 melalui Jawa Timur, khususnya Tanjung Perak, Surabaya," ujar Khofifah.

Jumlah penduduk mencapai 42 juta jiwa, lanjut Khofifah menjadi potensi efektif untuk terus digerakkan, diberikan penguatan literasi keuangan, terlebih Jawa Timur bersiap menjadi gerbang baru Nusantara.

"Jadi kami menyampaikan terima kasih bahwa puncak BIK dilaksanakan di Surabaya, terutama di Jawa Timur, karena ini sudah dilakukan pre-conditioning di berbagai kota," jelas Khofifah.

Keterjangkauan

Khofifah mencontohkan, literasi dan inklusi keuangan sudah dilakukan di Malang, Kediri, Jember, dan Surabaya. Literasi keuangan yang diberikan mendapatkan dukungan dan penguatan melalui OJK.

"Lebih dari itu, bahwa bagaimana keterjangkauan masyarakat terhadap pembiayaan keuangan yang mudah dan aman itu, menjadi bagian yang sangat penting karena peran UMKM, kontribusi UMKM di Jawa Timur ini 60,08 persen. Sehingga pembiayaan yang mudah dan aman serta terjangkau itu menjadi bagian yang sangat penting," pungkas Khofifah.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |