Bukan Les Tambahan, Ini yang Harus Ditanamkan Orang Tua agar Anak Sukses

2 weeks ago 18

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang tahun ajaran baru, banyak orang tua terdorong untuk memberikan “lebih” kepada anak-anaknya. Mulai dari mendaftarkan les tambahan, mencari tutor privat, hingga menjejalkan berbagai kegiatan sepulang sekolah.

Semua dilakukan demi memberi peluang terbaik bagi buah hati.

Namun, niat baik itu sering kali berubah menjadi tekanan.

Hasil penelitian selama enam tahun terhadap ratusan anak berprestasi menunjukkan, kunci kesuksesan jangka panjang bukan semata-mata prestasi akademik atau deretan kegiatan tambahan.

Rahasia sejatinya terletak pada keyakinan bahwa nilai diri tidak bergantung pada hasil, melainkan pada keberadaan orang tua dan kemampuan memberi dampak positif bagi orang lain.

Inilah yang disebut “mattering mindset”.

Bahan Bakar Sehat Bagi Anak Berprestasi

Dikutip dari CNBC, Sabtu (23/8/2025), banyak anak saat ini tumbuh dengan ketakutan: jika mereka gagal, cinta dan penerimaan dari orang tua akan berkurang.

Rasa “dicintai dengan syarat” inilah yang oleh psikolog disebut conditional regard.

Dalam survei terhadap hampir 500 mahasiswa pada 2021 menunjukkan, lebih dari separuh responden merasa kasih sayang orang tua bergantung pada prestasi akademik, olahraga, atau perilaku mereka.

Pola asuh seperti ini dapat membuat anak mudah goyah saat menghadapi kesalahan kecil. Dalam jangka panjang, hal tersebut mengikis rasa percaya diri, mempercepat burnout, bahkan memicu depresi ketika mereka tak lagi menerima pujian.

Agar anak lebih tangguh, orang tua perlu menanamkan mattering mindset sejak awal. Anak yang merasa dihargai tanpa syarat akan lebih berani mengambil risiko sehat, belajar dari kesalahan, bekerja keras, sekaligus bangkit lebih cepat setelah gagal.

Berikut lima cara yang bisa dilakukan:

1. Jadi “ahli” dalam diri anak

Kenali betul siapa mereka: apa yang membuatnya bersemangat, tantangan yang disembunyikan, hingga kekuatan yang tak dilihat orang lain. Anak yang merasa dikenal dan dicintai apa adanya akan lebih kuat menghadapi dunia.

2. Ingatkan bahwa nilai dirinya tak tergoyahkan

Saat gagal ujian atau tidak lolos tim olahraga, tegaskan bahwa harga dirinya tidak berubah. Seperti uang kertas Rp20 ribu yang tetap bernilai meski kusut atau basah, begitu pula nilai seorang anak.

3. Bersikap penasaran, bukan marah

Jika anak tak menunjukkan performa terbaik, jangan langsung bereaksi dengan kemarahan. Coba gali alasannya: apakah ada masalah belajar, konflik sosial, atau gaya mengajar yang tidak cocok. Rasa ingin tahu menjaga hubungan tetap hangat.

4. Rayakan dampak kecil mereka

Ingatkan anak bahwa kontribusi sederhana — menghibur adik, membuat teman tersenyum, atau menemukan solusi cerdas — juga bernilai besar. Nilai diri mereka jauh melampaui prestasi.

5. Biarkan wajah Anda berbinar

Tunjukkan kebahagiaan hanya dengan kehadiran mereka, terlepas dari hasil yang diraih. Anak perlu merasakan bahwa mereka dicintai sama besar, baik di hari buruk maupun hari baik.

Jangan Terpaku Ranking

Jika ada satu pesan penting bagi orang tua, khususnya di awal tahun ajaran baru ini: jangan terlalu terpaku pada nilai dan ranking. Yang jauh lebih penting adalah pola pikir yang kita bantu tanamkan.

Sebab, mindset yang sehat inilah bahan bakar sejati bagi kesuksesan seumur hidup anak.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |