Bos Petrokimia Gresik Pamer Bisa Hasilkan Soda Ash Pakai Metode CCU di AIGIS 2025

2 weeks ago 12

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Petrokimia Gresik, Daconi Khotob mengungkapkan keberhasilan teknologi carbon capture and utilization (CCU) di pabriknya. Teknologi itu mampu menangkap karbon sehingga bisa diolah kembali menjadi produk soda ash maupun baking soda.

Dia menjelaskan, dalam pilot project yang dijalankan bersama Kementerian Perindustrian, telah dilakukan uji coba mengolah emisi karbon jadi produk soda ash dan baking soda. Hasilnya cukup memuaskan sehingga bisa jadi peluang untuk memenuhi kebutuhan industri.

"Satu hal yang perlu saya laporkan disini adalah produk samping yang dihasilkan yaitu soda ash dan natrium bicarbonate juga itu dihasilkan. Soda ash atau natrium bicarbonate (yang dihasilkan) itu sudah (memiliki konsentrasi) 64 persen dan ini keperluan industri," kata Daconi dalam The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025, di JICC Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Dia mengatakan, mayoritas soda ash yang dibutuhkan industri masih dipenuhi dari impor. Dengan begitu, terbuka peluang produksi soda ash ini mampu diserap industri detergen dan kaca di dalam negeri.

Adapun, kadar soda ash yang dihasilkan di tahap awal baru sekitar 64 persen, sedangkan kebutuhan industri detergen misalnya, butuh soda ash dengan kadar 99,4 persen. Adapun, konsentrasinya bisa dtingkatkan begitu melalui proses lanjutan.

"Nah ini PR kami saat ini adalah bagaimana meningkatkan kapasitasnya menjadi sesuai rencana itu ada 50 ribu ton soda ash atau terserap 20 ribu ton CO2 pada pilot project ini, dan jika ini nanti telah berhasil tentu kita sangat besar potensi kita untuk melakukan scale up," tutur dia.

Penuhi Kebutuhan Industri Lokal

Daconi menyampaikan adanya peluang produk soda ash sebagai produk lanjutan dari penangkapan karbon ini. Mengingat lagi, pemenuhan soda ash cukup memakan biaya.

Dalam hitungannya, harga soda ash bisa mencapai USD 300-400 per ton.

"Soda ash atau natrium carbonat dan bicarbonate itu sangat tinggi yaitu 300 sampai 400 dolar saya terinfo per ton. Sementara saat ini kita untuk CO2 harus mengeluarkan cost, sementara ini menghasilkan sesuatu," jelas dia.

Teknologi Canggih Penangkapan Karbon

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Eko S.A Cahyanto mengungkapkan mesin canggih yang mampu menangkap emisi karbon dengan keberhasilan diatas 99 persen. Mesin ini sudah diuji coba di pabrik PT Petrokimia Gresik, anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero).

Hal ini dipamerkan Eko dalam ajang The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025. Teknologi yang dibawa dari Taiwan ini diklaim berhasil menangkap emisi karbon dan bisa diolah kembali.

"Memang kami rencanakan, di dalam AIGIS ini kami ingin me-disclose proyek ini, namun ke depan masih ada hal-hal lain yang akan kita lakukan," kata Eko dalam The 2nd AIGIS 2025, di JICC Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Mampu Tangkap Karbon 99 Persen

Dia mengatakan, Petrokimia Gresik menjadi lokasi pilot project carbon capture and utilization (CCU) ini. Teknologi yang dirancang dan diterapkan dalam mesin ini mampu menyerap karbon lebih dari 99 persen.

"Kami pernah mencoba untuk penangkapan karbon tersebut. Itu secara penuh bisa menangkap 99,6 persen karbon di mulut cimni ceroboh. Jadi yang tersisa 0,4 (persen) yang tidak terdeteksi oleh mesin itu, itu seperti udara biasa saja sebenarnya, sebenarnya nyaris sudah tidak ada itu (emisi)," tutur dia.

Pada saat yang sama, uji coba juga dilakukan pada penggunaan karbon yang ditangkap tadi. Ada dua produk yang bisa dihasilkan; soda ash dan baking soda. Keduanya memiliki nilai ekonomi dan manfaat buat industri lokal.

"Semula kita mendapatkannya dalam bentuk cair, tapi dengan ditambah sedikit alat, itu langsung sudah menjadi bubuk. Dan hari ini, kami di tim sedang menghitung apakah lebih baik memproduksi soda ash atau baking soda. Tadi Pak Dirut (Petrokimia Gresik) menyampaikan soda ash sebenarnya cukup tinggi, tapi baking soda lebih tinggi lagi sepertinya," bebernya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |