Liputan6.com, Jakarta PT Brantas Abipraya (Persero), BUMN konstruksi yang dikenal andal dalam pembangunan infrastruktur strategis, telah menyelesaikan pembangunan Bendungan Marangkayu di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Proyek ini merupakan bagian dari Program Strategis Nasional (PSN) sesuai Perpres No. 109 Tahun 2020 dan menjadi langkah nyata dalam mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya terkait swasembada pangan nasional.
Dengan luas genangan mencapai 455 hektare, bendungan ini akan mengairi Daerah Irigasi (DI) Marangkayu seluas 1.507 hektare.
"Pembangunan bendungan ini bukan hanya untuk ketahanan pangan, tetapi juga memberikan manfaat ganda bagi masyarakat sekitar," ujar Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya, Sabtu (26/4/2025).
Bendungan Marangkayu Reduksi Banjir dan Sediakan Air Baku
Bendungan Marangkayu dibangun dengan memanfaatkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Marangkayu seluas 243 km² dan memiliki kapasitas tampung 12,37 juta meter kubik.
Keberadaannya mampu mereduksi banjir hingga 65%, serta menyediakan pasokan air baku sebesar 0,45 meter kubik per detik.
Selain itu, bendungan ini dirancang untuk menghasilkan listrik dengan kapasitas 135 kilowatt megawatt (kMW). Keberadaan infrastruktur ini sangat vital dalam mendukung pengelolaan air berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas pertanian melalui sistem irigasi teknis yang efisien.
Komitmen Brantas Abipraya Dukung Infrastruktur Berkelanjutan
Menurut Dian Sovana, pembangunan bendungan merupakan bagian dari upaya strategis untuk mengelola potensi air nasional yang mencapai 2,7 triliun meter kubik per tahun, dengan potensi pemanfaatan sebesar 691 miliar meter kubik per tahun.
Bendungan seperti Marangkayu memastikan air dapat tersalurkan secara optimal ke lahan pertanian.
Sebagai BUMN konstruksi yang mengutamakan kualitas dan inovasi, Brantas Abipraya berkomitmen menghadirkan infrastruktur yang tidak hanya menunjang ketahanan pangan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan pelestarian lingkungan.
“Semoga Bendungan Marangkayu ini dapat segera dinikmati manfaatnya dan menjadi harapan baru bagi petani di sekitar Kutai Kartanegara,” tutup Dian Sovana.
Menko Airlangga Pastikan Program Swasembada Pangan Tak Terganggu Tarif Impor Trump
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan bahwa kebijakan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) tidak akan mengganggu kelangsungan program swasembada pangan yang telah menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia.
Airlangga menegaskan, meskipun adanya perubahan dalam kebijakan perdagangan global, terutama terkait dengan bahan pangan yang diimpor dari negara-negara tertentu, termasuk AS.
"Kita tidak akan mengganggu program swasembada, sehingga swasembada pangan sama sekali tidak terganggu dengan apa yang direncanakan dibeli dari AS," kata Menko Airlangga dalam konferensi pers perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia - AS, secara virtual, Jumat (18/4/2025).
Selengkapnya Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan, bahwa Indonesia memang mengimpor sejumlah bahan pangan penting dari luar negeri, khususnya dari AS, seperti gandum, kedelai (soya bean), dan susu kedelai (soya bean milk).
Namun, meskipun Indonesia bergantung pada impor bahan-bahan pangan ini, ia menegaskan bahwa kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS tidak akan berdampak signifikan terhadap keberlanjutan pasokan bahan pangan tersebut di dalam negeri.
"Selama ini baik itu gandum, soya bean maupun soya bean milk, kita juga impor, tetapi tidak hanya dari AS, tetapi juga dari Australia, dari Ukraine, dan beberapa negara lain," jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap satu negara pengimpor saja, pemerintah Indonesia akan melakukan pengalihan sumber impor bahan pangan dari negara-negara lain selain AS, seperti Australia, Ukraina, dan beberapa negara lainnya yang juga menyediakan komoditas yang dibutuhkan.
Dengan demikian, meskipun ada kebijakan tarif baru dari AS, Indonesia masih memiliki alternatif sumber impor yang dapat menjamin kestabilan pasokan pangan dalam negeri.
"Nah, sehingga kita hanya melakukan pengalihan daripada impor bahan baku untuk pangan tersebut," ujarnya.