Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral China menambah emas dalam cadangannya pada Mei 2025 untuk bulan ketujuh berturut-turut.
Demikian berdasarkan data resmi dari Bank Sentral China atau the People’s Bank of China (PBOC) yang ditunjukkan pada Sabtu, 7 Juni 2025, seperti dikutip dari CNBC, Minggu (8/6/2025).
Cadangan emas China naik menjadi 73,83 juta troy ounce pada akhir Mei dari 73,77 juta ounce pada akhir April. PBOC menyebutkan, cadangan emasnya berilai USD 241, 99 miliar atau sekitar Rp 3.941 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.286). Cadangan ema situ turun dari akhir April 2025 sebesar USD 243,59 miliar atau Rp 3.967 triliun.
Dengan kenaikan emas batangan sebesar 27% sepanjang 2025 akibat kekhawatiran perang tarif di atas pertumbuhan 27% pada 2024, specialist pasar emas mengatakan kesiapan PBOC untuk untuk terus membangun kepemilikan emas meski harga tinggi mencerminkan keinginan China untuk mendiversifikasi cadangan mata uang asingnya.
Pejabat di PBOC belum secara terbuka mengatakan apa yang mendorong pembelian emas itu. Pada 2024, PBOC mengambil jeda enam bulan setela pesta pembelian emas selama 18 bulan, sebelum melanjutkan pembelian emas pada November, ketika Donald Trump memenangkan pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).
Konsultan Metals Focus mengatakan, bank-bank sentral dunia berada pada jalur yang tepat untuk membeli 1.000 metrik ton (MT) emas pada 2025. Ini akan menjadi tahun keempat pembelian besar-besarannya karena bank sentral mendiversifikasi cadangan dari aset berdenominasi dolar AS menjadi emas batangan.
Adapun harga emas spot yang sering dianggap sebagai perlindungan dari ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, stabil pada Mei setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa sekitar USD 3.500 per ounce pada April.
Harga Emas Dunia Melemah
Sebelumnya, harga emas dunia merosot lebih dari 1% pada perdagangan Jumat, 6 Juni 2025. Koreksi harga emas dunia terjadi setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan meredam harapan pemangkasan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS pada 2025.
Di sisi lain, harga perak melonjak ke level tertinggi sejak 2012. Harga emas spot turun 1,1% menjadi USD 3.316,13 per ounce, pada pukul 02.28 PM ET (18.28 GMT). Namun, harga emas naik 0,8% dalam sepekan. Harga emas berjangka AS ditutup 0,8% lebih rendah pada USD 3.346,60.
Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan daftar gaji nonpertanian naik 139.000 pada Mei dibandingkan perkiraan kenaikan 130.000, menurut ekonom yang disurvei oleh Reuters. Tingkat pengangguran berada pada 4,2%, sesuai dengan perkiraan.
Analis Marex, Edward Meir menuturkan, data tersebut sejalan dengan estimasi, yang merupakan hal negatif bagi emas karena data tersebut menunjukkan the Fed akan menahan suku bunga untuk sementara waktu.
Para pembuat kebijakan Fed terlihat menunggu hingga September untuk memangkas suku bunga, dengan hanya satu kali pemangkasan lagi yang direncanakan pada Desember, berdasarkan perdagangan suku bunga berjangka jangka pendek, yang juga menunjukkan para pedagang menjauh dari taruhan yang akan membuahkan hasil jika bank sentral AS memberikan pemangkasan suku bunga ketiga pada akhir tahun.
Sentimen Tarif Dagang
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik. Namun, suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik emas batangan karena tidak menghasilkan bunga.
Di sisi kebijakan perdagangan, hanya ada sedikit kejelasan setelah panggilan telepon yang sangat dinanti-nantikan antara Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping pada hari Kamis.
"Ini adalah negosiasi yang sangat sulit dan tidak akan diselesaikan hanya melalui telepon. Jika berita utama tarif menjadi negatif, itu menguntungkan bagi emas,” tambah Meir.
Harga perak spot turun 0,5% menjadi USD 35,96, setelah mencapai level tertinggi dalam lebih dari 13 tahun sebelumnya. Analis UBS, Giovanni Staunovo menuturkan, kenaikan harga perak tampaknya didorong oleh arus spekulasi karena harganya terlalu murah dibandingkan emas, penembusan di atas level 35/oz memperkuat pergerakan tersebut.
Platinum naik 2,5% menjadi USD 1.158,20, tertinggi sejak Maret 2022, sementara paladium naik 3,9% menjadi USD 1.045,45. Kedua logam tersebut berada di jalur untuk kenaikan mingguan.