Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyambut positif pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 5,00 % pada Agustus 2025.
Corporate Secretary Bank Mandiri M Ashidiq Iswara mengatakan, pihaknya memandang langkah Bank Indonesia menurunkan BI Rate menjadi 5% sebagai kebijakan moneter yang akomodatif. Hal ini selaras dengan kebutuhan menjaga stabilitas di tengah dinamika perekonomian global maupun domestik.
"Penyesuaian suku bunga acuan ini diharapkan dapat mendukung momentum pertumbuhan ekonomi nasional dengan tetap memperhatikan kondisi inflasi yang terkendali dan nilai tukar yang relatif stabil," ujar dia, Rabu (20/8/2025).
Sejalan dengan hal tersebut, Ashidiq menyampaikan, Bank Mandiri akan terus menjaga peran intermediasi secara sehat dan selektif. Khususnya dalam mendukung sektor-sektor produktif yang berorientasi pada penguatan ekonomi kerakyatan.
"Penyesuaian suku bunga kredit dan simpanan akan kami lakukan secara prudent dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas internal, dinamika pasar, serta arah kebijakan moneter yang berlaku," ungkap dia.
Selaras dengan itu, Bank Mandiri pun berkomitmen mengoptimalkan solusi digital perbankan. Termasuk melalui platform Livin’ by Mandiri bagi nasabah ritel.
Penurunan Suku Bunga Acuan
"Juga Kopra by Mandiri bagi nasabah wholesale, maupun Livin’ Merchant bagi pelaku UMKM, guna memperluas akses layanan keuangan dan memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih inklusif dan berkelanjutan," tuturnya.
BI Pangkas Suku Bunga Acuan
Adapun keputusan memangkas suku bunga acuan menjadi 5 persen ini diambil Bank Indonesia usai melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 19-20 Agustus 2025.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 19-20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers, Rabu (20/8/2025) hari ini.
Bank Indonesia juga turut menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen. Serta, suku bunga lending facility turun 25 basis poin menjadi 5,75 persen.
Inflasi Diprediksi Semakin Rendah
Perry menegaskan keputusan ini diambil sejalan dengan semakin rendahnya perkiraan inflasi pada 2025 hingga 2026.
Perry memprediksi, inflasi masih berada pada kisaran sasaran 2,5±1 persen, terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai kapasitas perekonomian.
"Ke depan Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan rendahnya perkiraan inflasi dengan tetap pertahankan stabilitas rupiah," sebut Perry.
Prediksi Pertumbuhan Ekonomi
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional berada di atas titik tengah kisaran 4,6 hingga 5,4 persen pada 2025.
"Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025 diperkirakan akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6 sampai 5,4 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI Agustus 2025, Rabu (20/8/2025).
Optimisme tersebut muncul dilihat dari realisasi pertumbuhan pada triwulan II-2025 yang mencapai 5,12 persen year on year (yoy). Selain itu kinerja ekonomi yang lebih baik dari perkiraan terutama ditopang oleh investasi dan konsumsi rumah tangga yang terus tumbuh positif.
"Ekonomi triwulan 2-2025 tumbuh sebesar 5,12 persen year on year lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi triwulan I-2025 sebesar 4,87 persen year on year," kata Perry.
Menurutnya, peningkatan mobilitas masyarakat mendorong daya beli, sementara penanaman modal memberi sinyal kepercayaan investor terhadap ekonomi domestik. Tak hanya itu, ekspor barang dan jasa juga tumbuh kuat karena adanya antisipasi tarif perdagangan Amerika Serikat.
"Kenaikan pertumbuhan ekonomi ditopang oleh investasi sejalan dengan penanaman modal yang tumbuh positif dan konsumsi rumah tangga seiring lebih tingginya mobilitas masyarakat," ujarnya.