Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM tengah mempersiapkan 100 Koperasi Desa Merah Putih sebagai proyek percontohan (mock-up) sebelum skema ini diimplementasikan secara nasional.
Inisiatif ini ditujukan untuk memperkuat ekosistem ekonomi desa melalui koperasi yang terintegrasi dengan berbagai layanan strategis.
Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, menyampaikan bahwa saat ini pemerintah sedang menyeleksi lokasi untuk 100 titik koperasi percontohan tersebut.
“Tadi ada 100 (titik) lagi kita pilih-pilih lagi. Tersebar,” kata Ferry saat ditemui usai Rakortas di Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Fokus 3 Bulan ke Depan
Menurut Ferry, tiga bulan ke depan akan difokuskan untuk membangun model pelatihan, pendampingan, penyusunan modul, dan pengembangan model bisnis koperasi Merah Putih.
Ia menegaskan bahwa target pemerintah adalah pada akhir Juli 2025, sudah ada beberapa koperasi percontohan yang mulai berjalan secara nyata di lapangan.
“Tapi itu sekali lagi timeline-nya memang kita harapkan di akhir Juli selesai mock-up-nya, tapi di akhir Juli, nanti kan ke Oktober, seperti yang Presiden sampaikan, operasionalisasinya Oktober, jadi kita menyatakan waktu 3 bulan,” jelasnya.
Kopdes Percontohan adalah Kopdes yang Sudah Aktif
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan bahwa koperasi yang akan dijadikan percontohan adalah koperasi yang sudah aktif dan berpotensi berkembang.
Pemerintah akan menyuntikkan beberapa bisnis utama yang berkaitan langsung dengan ekosistem BUMN, seperti menjadi pengecer pupuk bersubsidi, menjadi pangkalan LPG, menjadi mitra Bulog dalam pembelian gabah, menjadi agen BRILink dan agen pos, serta mendistribusikan kebutuhan pokok (sembako).
“Jadi, untuk piloting mock-up ini kita mengutamakan kooperasi yang memang sudah berjalan, yang nanti kita tambahkan beberapa bisnis utama yang berkaitan dengan ekosistem BUMN ya, seperti pengecer pupuk, lalu sebagai pangkalan LPG, kemudian menjadi mitra untuk pembelian gabahnya bulog, dan juga sebagai agen BRILINK dan agen pos,” jelasnya.
Pelaksanaan Percontohan Harus Berkelanjutan
Wamen BUMN pun berharap dengan koperasi desa Merah Putih ini, ekosistem perdagangan dan distribusi barang di desa bisa terkelola lebih baik. Kemudian Kementerian BUMN juga akan hitung kebutuhan kredit koperasi, baik untuk investasi seperti truk atau gudang, maupun modal kerja seperti pembelian stok.
Ia menambahkan bahwa pelaksanaan proyek ini harus berkelanjutan, agar benar-benar mendukung aktivitas ekonomi masyarakat desa secara menyeluruh.
“Itu yang kita harapkan nanti dengan percontohan ini, yang nanti antara 100 unit tadi itu atau sekitar berapa unit tadi itu,akan kita lihat bagaimana ekosistem ini bisa terbangun, dan nanti menentukan berapa kebutuhan kreditnya, baik kredit untuk investasi, seperti pembelian truk atau gudang, maupun model kerja atau pembelian stok, itu nanti kita hitung,” pungkasnya.