Trade Expo Indonesia Jadi Ajang Industri Lokal Tembus Pasar Global

19 hours ago 12

Liputan6.com, Jakarta Pameran perdagangan terbesar se-Asia Tenggara, Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) - BSD City, Tangerang Selatan. Sebanyak 1.619 peserta berpartisipasi dalam acara tersebut, Lebih dari 8.045 pembeli dari 130 negara tercatat mengikuti pameran yang digelar sejak tanggal 15 hingga 19 Oktober 2025 itu.

Tak salah jika Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang menginisiasi acara tersebut, menargetkan TEI ke-40 ini dapat membukukan nilai transaksi senilai US$16,5 miliar atau sekitar Rp273,54 triliun.

Vice President of Operation PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group), Stephanus Koeswandi mengatakan, peluang ekspor terbuka luas di pameran yang berfokus pada B2B (Business to Business) ini.

Namun demikian, sama halnya dengan food beverage dan agricultural product, manufacture product yang ditampilkan dalam pameran ini juga harus menunjukkan inovasi dan kreativitas terbaiknya agar bisa merambah pasar global.

"Inovasi karya dan kreativitas menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam upaya menembus pasar global. Terutama inovasi yang mengarah pada keberlanjutan lingkungan. Untuk itu kami dari PT Tata Metal Lestari dan PT Tatalogam Lestari senantiasa terus berinovasi agar produk baja lapis yang kami produksi sudah mengusung prinsip industri hijau sehingga dapat diterima di luar negeri," terang Stephanus, Jumat (17/10/2025).

Industri Manufaktur Baja Berinovasi

Stephanus melanjutkan, sebagai perusahaan manufaktur baja yang mengusung pembangunan yang berkelanjutan, Tatalogam Group berkomitmen untuk terus berinovasi menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan menunjukkan kreativitas tanpa merusak lingkungan.

Hal ini dibuktikan dengan beberapa produk unggulan yang mereka tampilkan seperti Domus Fastrack, Taso Baja Ringan, Purlin rangka metal Hi-Ten, dan atap metal andalan mereka seperi sakura roof, multi sirap, dan lain-lain.

Tak hanya produk hilir yang diproduksi PT Tatalogam Lestari, di hulu, PT Tata Metal Lestari juga memamerkan produk-produk baja lapis lembaran inovasi ramah lingkungan mereka seperti Nexium, Nexcolour, dan Nexgen. Ketiga produk yang sudah merambah 15 negara di dunia ini juga di produksi dengan standar-standar internasional, termasuk standar industri hijau.

Selain itu, melalui pameran ini Stephanus juga berharap, dengan konsep B2B yang diusung, tak hanya industri besar, Industri Kecil Menengah (IKM) nasional juga ikut berkembang sehingga perumbuhan ekonomi semakin pesat.

Melalui pameran ini pelaku industri besar bisa menjalin kerja sama dengan pelaku industri kecil. Dengan begitu diharapkan, produk yang dihasilkan juga berpeluang besar untuk tampil di pasar global.

Kolaborasi dengan IKM

Langkah ini pernah dilakukan PT Tatalogam Lestari bersama Industri Kecil yang memproduksi batu rijang atau batuan alam unik dari gunung berapi yang memiliki tingkat kekerasan tinggi. Batuan ini mampu mengurangi suhu ekstrem dan meredam suara. Produk IKM ini yang kemudian digunakan untuk melapisi atap metal produksi mereka. Produk atap metal ini diberi nama Multi Sirap.

"Atap Multi Sirap merupakan hasil kolaborasi antara Tatalogam Lestari dengan IKM pengrajin batuan alam dekat pulau Bali yang sudah bermitra dengan kami sejak tahun 1994. Sejak dilakukan pembinaan mulai tahun 2000, batu ini berhasil lolos uji ketahanan di Amerika dan mengantungi sertifikat FM Approvals (Factory Mutual Approvals) dan ASTM (American Standard Testing and Material) sehingga bisa diekspor ke luar negeri," terang Stephanus lagi.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |