Top 3: Harga Emas Ambrol Parah Curi Perhatian

4 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia sebagai safe haven anjlok 3% pada perdagangan Senin. Penguatan harga emas ini terjadi karena investor mulai berani membeli aset aset berisiko dan meninggalkan emas sebagai menyusul pengumuman kesepakatan pengurangan tarif sementara antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Mengutip CNBC, Selasa (13/5/2025), harga emas spot turun 3% menjadi USD 3.225,28 per ons. Harga emas batangan, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap gejolak ekonomi dan geopolitik, mencapai rekor tertinggi USD 3.500,05 bulan lalu di tengah meningkatnya ketidakpastian tarif.

Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 3,5% lebih rendah pada USD 3.228 per ons.

“Respons emas yang sangat bersemangat terhadap berita utama yang kacau bulan lalu dari Gedung Putih membuat logam mulia sangat rentan terhadap penarikan kembali pernyataan Trump,” kata kepala analis BullionVault Adrian Ash.

“Sekarang suasana hati lebih optimistis, emas kemungkinan akan menemukan potensi kenaikan pada kemunduran optimisme ini.” tambah dia.

Tim negosiasi AS dan China mengumumkan bahwa AS akan memangkas tarif tambahan yang dikenakannya pada impor China pada April tahun ini menjadi 30% dari 145% dan bea masuk China pada impor AS akan turun menjadi 10% dari 125%.

Artikel Harga Emas Ambrol Parah Dampak AS dan China Sepakati Tarif menyita perhatian pembaca di Kanal Bisnis Liputan6.com. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di Kanal Bisnis Liputan6.com? Berikut tiga artikel terpopuler di Kanal Bisnis Liputan6.com yang dirangkum pada Rabu (14/5/2025):

1.Harga Emas Ambrol Parah Dampak AS dan China Sepakati Tarif

Harga emas dunia sebagai safe haven anjlok 3% pada perdagangan Senin. Penguatan harga emas ini terjadi karena investor mulai berani membeli aset aset berisiko dan meninggalkan emas sebagai menyusul pengumuman kesepakatan pengurangan tarif sementara antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Mengutip CNBC, Selasa (13/5/2025), harga emas spot turun 3% menjadi USD 3.225,28 per ons. Harga emas batangan, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap gejolak ekonomi dan geopolitik, mencapai rekor tertinggi USD 3.500,05 bulan lalu di tengah meningkatnya ketidakpastian tarif.

Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 3,5% lebih rendah pada USD 3.228 per ons.

“Respons emas yang sangat bersemangat terhadap berita utama yang kacau bulan lalu dari Gedung Putih membuat logam mulia sangat rentan terhadap penarikan kembali pernyataan Trump,” kata kepala analis BullionVault Adrian Ash.

“Sekarang suasana hati lebih optimistis, emas kemungkinan akan menemukan potensi kenaikan pada kemunduran optimisme ini.” tambah dia.

Berita selengkapnya baca di sini

2. Krisis Baru Hantam Warga Gaza Dampak Gempuran Israel Habis-habisan

Jalur Gaza kemungkinan akan dilanda kelaparan jika Israel tidak mencabut blokade dan menghentikan operasi militer. Hal ini menjadi peringatan keras yang diungkap oleh pakar keamanan pangan.

Hampir setengah juta warga Palestina menghadapi kemungkinan kelaparan,hingga hidup dalam tingkat kelaparan yang bisa menghancurkan. Sedangkan 1 juta warga lainnya hampir tidak bisa mendapatkan cukup makanan.

Hal ini terungkap dalam temuan Integrated Food Security Phase Classification (IPC) yang merupakan otoritas internasional yang fokus pada tingkat keparahan krisis kelaparan.

Dikutip dari apnews, Selasa (13/5/2025), IPC melihat ada risiko tinggi terjadinya kelaparan total jika keadaan tidak berubah.

Israel telah melarang semua makanan, tempat tinggal, obat-obatan, dan barang lainnya memasuki wilayah Palestina selama 10 minggu terakhir, bahkan saat melakukan gelombang serangan udara dan operasi darat.

Populasi Gaza yang berjumlah sekitar 2,3 juta orang hampir sepenuhnya bergantung pada bantuan luar untuk bertahan hidup, karena operasi militer Israel yang telah berlangsung selama 19 bulan telah menghapus sebagian besar kapasitas untuk memproduksi makanan di dalam wilayah tersebut.

Berita selengkapnya baca di sini

3. Harga 2 Bahan Pangan Ini Berpotensi Melonjak Jelang Idul Adha

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengantisipasi fluktuasi harga cabai dan bawang merah menjelang Idul Adha 2025 melalui koordinasi lintas sektor guna menjaga stabilitas pasokan dan melindungi daya beli masyarakat di seluruh daerah.

"Komoditas cabai dan bawang merah yang sebagai produk hortikultura dan termasuk pangan pokok strategis, sering mengalami fluktuasi harga, baik di tingkat petani maupun konsumen," kata Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bapanas Maino Dwi Hartono dikutip dari Antara, Senin (12/5/2025).

Dia menyampaikan, pihaknya sebelumnya telah menggelar Rapat Koordinasi SPHP Cabai dan Bawang Merah sebagai antisipasi fluktuasi harga menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha 2025.

Maino mengatakan, rakor ini sebagai tindak lanjut dari rapat pengendalian inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri sebelumnya.

Maino menyoroti tren harga cabai merah keriting (CMK) yang sempat tinggi di awal tahun, lalu menurun di awal Mei dengan harga produsen Rp31.811 dan konsumen menyentuh Rp58.174 per kilogram.

Harga cabai rawit merah (CRM) di produsen dan konsumen pun sempat melampaui harga acuan pembelian (HAP) hingga Maret, tetapi mulai terkoreksi turun hingga 30 sampai 40 persen pada awal Mei 2025.

Berita selengkapnya baca di sini

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |