Liputan6.com, Jakarta - Bantu UMKM berkembang hingga menembus pasar mancanegara, Shopee Indonesia bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag), luncurkan Ekspor Shopee FLEXI, di kawasan Kargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (1/7/2025).
Metode ekspor baru ini, memberikan fleksibilitas lebih bagi pelaku usaha lokal. Mulai dari bisa mengakses langsung buyer, baik itu transaksi, siaran langsung, hingga ketentuan harga diserahkan semua kepada pelaku usaha lokal.
"Melalui program ini, penjual diberikan keleluasaan lebih besar dalam mengelola toko mereka di pasar luar negeri secara mandiri, termasuk dalam menetapkan harga dan strategi promosi mereka,"tutur Deputi Director of Goverment Relations Shopee, Balques Manisang.
Sehingga kedepan, bisa mewujudkan komitmen Shopee dalam mendorong pelaku usaha untuk memperluas jangkauan pasarnya. Seperti diketahui, program yang sudah ada sejak 2019 yang kemudian diperbaharui di tahun ini, sudah berhasil menjual lebih dari 60 juta produk UMKM asli Indonesia.
Dengan menjangkau berbagai negara di Asia Tenggara, Asia Timur, hingga ke Amerika Latin.
"Shopee berharap Program Ekspor FLEXI dapat mendorong peningkatan ekspor nasional dan memperkenalkan kualitas produk Indonesia ke dunia,"ujar Balques.
UMKM lokal Berdaya Saing Global
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Budi Santoso, luncurkan program ekspor Shopee 2.0 'UMKM lokal Berdaya Saing Global', di Terminal Kargo Bandara Soekarno Hatta, Selasa (1/7/2025).
Dalam peluncuran tersebut, Mendag menyaksikan langsung barang UMKM Indonesia atau produk lokal, bisa dikirim ke berbagai negara, seperti Asia Tenggara, Asia Timur hingga Amerika Latin, meskipun jumlahnya hanya satuan.
"Ekspor bisa lewat Shopee, ini sudah canggih, ini cara-cara untuk menembus pasar internasional secara mandiri, mendapat buyer langsung,"katanya.
Meski begitu Budi Santoso mengaku, aturan pengenaan pajak untuk pedagang online yang sedang disusun oleh Kementerian Keuangan merupakan bentuk keadilan untuk seluruh pedagang. Sehingga, sistem yang ada selama ini bisa terus berjalan.
"Kita harus bisa memberikan keadilan buat offline dan online jadi sistem semua bisa berjalan dengan baik bareng-bareng," kata Menteri Budi di Terminal Kargo, Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Selasa (1/7/2025).
Pasalnya saat ini, Indonesia tengah menghadapi transisi perdagangan offline ke online. Untuk itu, transisi tersebut harus dijaga dengan aturan yang baik.
"Transformasi antara offline dan online harus kita jaga supaya berjalan dengan bagus gitu," jelasnya.
Menunggu Aturan
Menteri Budi menegaskan, Kementerian Perdagangan saat ini sedang menunggu aturan final dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Pasalnya, saat ini aturan tersebut masih dalam pembahasan di Kemenkeu.
"Jadi gini yang kan itu lagi disusun oleh kemenkeu, jadi pada prinsipnya kita juga menunggu. Kita tunggu aturannya ya, kan masih pembahasan," jelasnya.
Sementara itu, Balques Manisang, Deputy Director of Government Relations Shopeee Indonesia mengaku akan patuh dan ikuti arahan dari pemerintah terkait aturan pemungutan pajak tersebut. Terlebih, Shopee akan menjadi pemungut pajak dari penjual di e-commerce yang dikelolanya tersebut.
"Kami Ikut arahan dari Pak Menteri, jadi kami masih ikut saja," katanya.