PARA siswa di tanah air diharapkan dapat didekatkan dengan alam. Di antaranya, dengan pelatihan siswa dengan menanam pohon. Pelatihan perilaku siswa untuk menjaga lingkungan merupakan bagian untuk mengurangi dampak perubahan iklim ekstrim saat ini.
"Pelatihan ini dapat menjadi bagian pembelajaran bagaimana siswa mengenal tentang perubahan iklim," kata Ketua Umum PB PGRI Prof Unifah Rosyidi melalui keterangannya di sela-sela diskusi internasional terkait perubahan iklim di kantor PB PGRI Jakarta.
Sedangkan untuk para guru dapat mengajarkan secara terintegrasi dari mata pelajaran yang ada yang terkait dengan lingkungan. "Kalau masuk dalam kurikulum, nanti terlalu banyak. Paling bisa nanti terintegrasi dengan mata pelajaran," tukas Guru Besar UNJ ini.
Dari pengetahuan dan pelatihan siswa terhadap perubahan iklim ini, Unifah berpendapat akan menanamkan sikap positif kepada siswa. Siswa akan lebih menjaga lingkungan ke depannya.
"Masalah lingkungan merupakan masalah kita bersama. Jadi tidak bisa nanti-nanti, harus ada perhatian dari sekarang," tandasnya seraya menambahkan dari UNESCO juga ada panduan-panduan tentang anak menjaga alam dan lain sebagainya.
Pada acara tersebut, Manager of the Go Public Fund Education Campaign, Education Internasional HQ, Angelo Gavrielatos yang hadir secara daring mengutarakan dampak perubahan iklim saat ini sudah sangat mendesak. Di berbagai belahan dunia, banyak terjadi bencana. "Kita menyaksikan hampir setiap hari dampak bencana alam yang lebih ekstrem dan sering," kata Angelo Gavrielatos.
Ia mengutarakan UNESCO telah merekomendasikan dua hal. Di antaranya dampak krisis lingkungan mendesak tenaga pendidik untuk mengintegrasikan ke dalam kurikulum. "Ini sebaiknya diberikan kepada anak sejak usia dini," ujarnya.
Hemat dia, guru harus mengembangkan isu-isu terkait perubahan iklim ke dalam pembelajaran. Lalu, strategi adaptasi lembaga pendidikan harus dilakukan berkelanjutan.
Sehingga lembaga pendidikan mampu terhindar dari dampak negatif perubahan iklim, seperti bencana alam hingga keadaan darurat lainnya.
Hal ini dapat menjadi kunci mengatasi perubahan iklim terutama pada lembaga pendidikan.
Dia berharap melalui diskusi internasional ini bisa mengintegrasikan krisis lingkungan ke dalam pendidikan.(H-2)