Jadi Pasar Penting di ASEAN, CGIF Terus Dukung Penerbitan Obligasi di Indonesia

9 hours ago 3
Jadi Pasar Penting di ASEAN, CGIF Terus Dukung Penerbitan Obligasi di Indonesia CGIF mendukung penerbitan obligasi untuk lebih dari 10 perusahaan di Indonesia.(Dok.Istimewa)

CREDIT Guarantee and Investment Facility (CGIF) mendukung penerbitan obligasi untuk lebih dari 10 perusahaan di Indonesia melalui penawaran saham perdana di pasar lokal dalam mata uang rupiah serta penerbitan obligasi lintas negara.

Baru-baru ini, CGIF juga berhasil membantu melakukan penjaminan atas penerbitan obligasi dalam mata uang rupiah untuk PT Adhi Commuter Properti Tbk, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk, dan PT Hartadinata Abadi Tbk. Dengan jaminan, obligasi tersebut mendapat peringkat AAA dari Pefindo dan berhasil menarik investor domestik.

"Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terbesar di ASEAN jadi pasar sangat penting bagi CGIF. Acara ini menjadi wadah bagi kami untuk mengapresiasi kontribusi berharga pemangku kepentingan di Indonesia, termasuk penerbit, penyelenggara, regulator, dan pelaku pasar," kata Vice President Operations CGIF Anuj Awasthi pada Appreciation Night, di Jakarta, Selasa (3/12).

CGIF merupakan lembaga yang berkantor pusat di Manila, Filipina, yang dibentuk negara-negara ASEAN ditambah Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan ADB. Lembaga ini bertujuan mendukung penerbitan obligasi pelaku usaha swasta dan memperdalam pasar surat utang di semua negara ASEAN+3.

Anuj melanjutkan CGIF turut berkontribusi mempercepat ekspansi pasar. Ini dilakukan dengan memfasilitasi penerbitan obligasi perdana oleh sejumlah perusahaan seperti PT Ketrosden Triamistra Tbk (Triasmitra) dan membantu penerbitan obligasi lintas negara dalam mata uang dollar Singapura oleh PT Astra Sedaya Finance dan Erajaya Group.

Soal pembiayaan infrastruktur, CGIF memobilisasi penerbitan obligasi senilai lebih dari US$180 juta untuk pengembangan infrastruktur seperti dilakukan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia Tbk (Protelindo) dan Triasmitra. Kemudian, untuk pengembangan pasar sukuk, CGIF membantu penerbitan sukuk oleh PT Polytama Propindo (Polytama).

"Kami juga memelopori penerbitan obligasi tematik, termasuk obligasi berkelanjutan perdana dalam mata uang Rupiah oleh PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (Spindo)," ucap Anuj.

Dari sisi diversifikasi basis investor, CGIF membantu memperluas portofolio investor dan memperpanjang tenor pada hampir semua transaksi di Indonesia. "Terakhir, untuk edukasi pasar, kami terlibat dalam edukasi pasar obligasi di Indonesia. Tahun ini saja, kami berpartisipasi dalam tujuh konferensi dan seminar untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pasar,” terang Anuj.

Deputy CEO/Chief Risk Officer CGIF Mitsuhiro Yamawaki menambahkan sejak didirikan pada 2010, dukungan CGIF terhadap pengembangan pasar obligasi di ASEAN menciptakan kemajuan signifikan.

Sejumlah pencapaian utama CGIF meliputi mobilisasi modal yakni CGIF membantu para penerbit obligasi untuk mengakses sumber pendanaan dan menerbitkan obligasi senilai lebih dari US$3,8 miliar di seluruh kawasan ASEAN+3. Selain itu, CGIF mendukung penerbit obligasi pemula.

“Kami membantu 53% rekanan untuk memasuki pasar modal sebagai sumber pendanaan baru lewat penerbitan obligasi perdana mereka. Kami juga melakukan pendalaman pasar dengan layanan penjaminan CGIF sehingga memungkinkan perusahaan rekanan memperpanjang tenor, mendiversifikasi basis investor, dan mengakses lebih banyak sumber permodalan,” katanya.

Tak hanya itu, CGIF mendorong integrasi regional dengan memfasilitasi penerbitan obligasi lintas negara dengan nilai mencapai US$1,48 miliar. CGIF juga membantu mitra mendapatkan permodalan lebih dari US$1,2 miliar untuk mendukung proyek infrastruktur penting di seluruh kawasan.

“Kami mendukung pasar negara perbatasan (frontier markets), dengan membantu menyediakan pendanaan senilai US$277 juta untuk membantu pasar negara berkembang dan membuka potensi pertumbuhannya. Kami juga mendukung konsep keuangan berkelanjutan dengan membantu 11 penyaluran tematik senilai US$665 juta termasuk obligasi berkelanjutan pertama Indonesia bersama Spindo yang menunjukkan komitmen kami terhadap pembangunan berkelanjutan,” tutup Mitsuhiro. (N-2)

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |